- Kitosan larut asam dengan BM 800.000 Dalton sampai 1.000.000 Dalton - Kitosan mikrokristalin larut air dengan BM sekitar 150.000 Dalton
- Kitosan nanopartikel larut air dengan BM 23.000 Dalton sampai 70.000 Dalton, dan dapat berfungsi sebagai imunomodulator
2.2 Sumber Kitosan
Kitin merupakan polisakarida panjang yang tidak bercabang, bernama 2-asetil-2amino dioksi-D-Glukosa, yang monomernya berikatan satu sama lain
melalui ikatan 1-4. Kitin diproduksi dari kulit rajungan melaului proses isolasi dan purifikasi yang didahului proses demineralisasi dan dilanjutkan dengan
deproteinasi Muzarelli 1977. Kitin adalah polisakarida yang membentuk Kristal, dan terdapat di alam dalam bentuk kristal kitin yang dibedakan berdasarkan
susunan rantai molekul yang membangun kristalnya. Jenis-jenis kristal tersebut adalah sebagai berikut:
1 α kitin yang mempunyai susunan anti paralel.
2 kitin yang mempunyai susunan paralel. 3 kitin yang mempunyai tiga rantai dan dua diantaranya tersusun paralel.
4 kitin yang mempunyai tiga rantai dan satu rantai lainnya tersusun antiparalel.
Fungsi utama kitin pada krustasea atau pada fungi adalah sebagai struktur kerangka dalam yang mendukung eksoskelet hewan tersebut atau bagian dari
dinding sel fungi. Kitin yang berasal dari kulit krustasea sebagai komponon eksoskelet, berbentuk jaring yang kompleks matriks, yang mengandung protein
dan mineral CaCO
3
, sedangkan kompleks jaring kitin dari fungi adalah polisakarida lain seperti α dan glukan, manan dan selulosa Knorr 198β
Kitin mempunyai banyak kegunaan diantaranya sebagai bahan talk yang digunakan pada sarung tangan saat dilakukan operasi bedah. Selain itu kitin dapat
digunakan sebagai absorben misal arang aktif serta campuran pupuk pada pertanian. Apabila ditambahkan pada pakan ikan hias, kitin dapat menimbulkan
efek pertumbuhan yang baik dan warna ikan yang cemerlang, hal ini diduga oleh kandungan protein dan pigmen yang terdapat dalam kitin tersebut Kaban 2009.
Melalui proses deasetilasi kitin dengan NaOH pekat akan terbentuk turunannya yaitu kitosan yang mempunyai sifat berbeda dengan kitin. Penggunaan
NaOH 50 dengan perbandingan 1: 20 disertai dengan pemanasan pada suhu 140
o
C selama 1 jam, dapat menghasilkan padatan yang hampir sama dengan bahan awalnya kitin dan dengan penetralan dan pencucian sampai pH netral
menghasilkan serbuk putih yang disebut kitosan Lesbani 2011. Mutu kitosan ditentukan berdasarkan parameter sifat fisika dan kimia,
parameter fisis diantaranya penampakan, ukuran mesh size dan viskositas, sedangkan parameter kimia yaitu nilai Proksimat dan Derajat Deasetilasi DD.
Semakin baik mutu kitosan maka semakin tinggi nilai derajat deasetilasinya dan semakin banyak fungsinya dalam aplikasinya. Adapun spesifikasi mutu kitin
kitosan dapat dilihat pada Tabel 1 berikut.
Tabel 1 Spesifikasi mutu kitin kitosan
Spesifikasi Kitin
Pangan Kitosan
Farmasi
Penampakan Serpihan putih
kekuningan SerpihanBubuk
putihkekuningan Kadar air
10 ≤ 10
Kadar abu 2,5
≤ 0,β Kadar N
1 ≤ 0,γ
Derajat Deasetilasi 70
70-100 Viskositas
600cPs 50 cPs
Ketidaklarutan 90
1 pH
7-9 7-9
Sumber : Suptijah et al 1992
2.3 Sifat - Sifat Kitosan