Fiksasi Dehidrasi dehydration Persiapan Preparat Dengan Metode Parafin

tiga macam yaitu preparat segar, preparat utuh whole mount dan preparat yang dilakukan dengan proses penanaman embedding. Pembuatan preparat segar dilakukan dengan pembuatan sayatan tipis melintang dan diletakkan pada gelas objek kemudian diwarnai. Pembuatan preparat utuh merupakan metode pembuatan preparat sampel secara utuh biasanya untuk tanaman dengan ukuran kecil. Tahapan untuk preparat ini terdiri atas fiksasi bertahap, penggunaan silol berseri, pewarnaan, inkubasi, dehidrasi dan perekatan ke gelas preparat kemudian dilakukan penutupan. Proses pembuatan preparat embedding terdiri atas gelatin embedding, parafin embedding, nitrocellulose embedding, double embedding, dan embedding pada plastik Keirnan 1990, diacu dalam Kristiono 2009.

2.7 Persiapan Preparat Dengan Metode Parafin

Hal yang penting dalam persiapan jaringan adalah meningkatkan kemampuan pewarnaan dari bagian-bagian jaringan dan mengubah indeks bias ke arah jarak penglihatan Humason 1967. Tahapan dalam persiapan preparat adalah fiksasi, dehidrasi, penjernihan, infiltasi, penanaman, penyayatan, penempelan sayatan, dan pewarnaan.

2.7.1 Fiksasi

Adapun tujuan tahap ini adalah untuk mencegah efek post-mortem pada jaringan, memisahkan fase solid protoplasma dari fase yang mengandung air, mengubah bagian sel menjadi material yang tidak larut selama perlakuan selanjutnya dan melindungi sel dari penyimpangan dan penyusutan. Larutan fiksasi disebut fiksatif. Fiksatif yang digunakan adalah fiksatif Geomori, Susu, Zenker, Helly, Bouin, Formalin, Carnoy dan sebagainya Humason 1967. Waktu yang dibutuhkan untuk mematikan jaringan dan pengerasan material sangat beragam dan hal tersebut ditentukan oleh karakteristik cairan fiksatif yang digunakan. Salah satu jenis fiksatif yang banyak digunakan adalah Formalin, Alkohol, Asam asetat glasial FAA. Formula FAA adalah campuran yang terdiri dari Alkohol 95 sebanyak 55 cc, Asam asetat glasial sebanyak 5 cc, Formaldehid 37 - 40 sebanyak 10 cc, dan air sebanyak 35 cc Sass 1951. 10

2.7.2 Dehidrasi dehydration

Jaringan yang telah difiksasi akan mempertahankan kandungan air yang tinggi, suatu kondisi yang menjadi penghambat untuk proses selanjutnya, sehingga jaringan perlu didehidrasi. Cairan dalam jaringan dapat menyebabkan jaringan lunak, berisi lumen atau celah cekung dan mudah rusak oleh penyayatan. Penghilangan air dari jaringan biasanya dicapai dalam suatu rangkaian larutan alkohol dengan persentase yang meningkat secara bertahap, yakni 30, 50, 70, 80 dan 95 dan alkohol absolut yang bertujuan untuk mengurangi penyusutan pada jaringan. Jika tahap dehidrasi tidak dilakukan dalam suatu rangkaian, maka dapat dilakukan dengan langkah 30 dan 80 alkohol, dan penggantian tetap 50. Waktu yang dibutuhkan untuk setiap tahap bergantung pada ukuran objek yakni ½ jam hingga 2 jam, 3 jam untuk kasus yang ekstrim. Penggantian kedua dari alkohol absolut harus dapat menghilangkan air dengan sempurana Humason 1967. Sampel yang difiksasi dengan Formalin, Alkohol, Asam asetat glasial FAA mulai didehidrasi dalam alkohol 50 Sass 1951. Dehidrasi dengan Tertiary Butyl Alkohol TBA merupakan metode yang lebih memuaskan. Setiap tingkatan dari dehidrasi TBA membutuhkan waktu minimal 1 jam. Rangkain tersebut kemudian diikuti dengan 100 TBA murni yang dilakukan sebanyak 3 kali Johansen 1940.

2.7.3 Penjernihan clearing, infiltasi, penanaman embedding dengan