1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan era globalisasi dan semakin bertambahnya jumlah penduduk di dunia menyebabkan kebutuhan pangan meningkat. Masyarakat dunia semakin
memahami akan pentingnya kualitas pangan, yaitu dengan meningkatnya kesadaran penggunaan kemasan yang mudah terdegradasi dan aman bagi
kesehatan. Penggunaan kemasan sintetis yang umum digunakan selama ini menimbulkan masalah baru bagi kesehatan dan lingkungan hidup, oleh karena itu
diperlukan suatu teknologi kemasan yang aman dan tidak merusak lingkungan, salah satunya dengan penggunaan edible film Donhowe dan Fannema 1994.
Edible film adalah lapisan tipis yang terbuat dari bahan yang dapat dimakan, digunakan sebagai pelapis permukaan komponen makanan atau diletakkan antara
komponen makanan yang berfungsi untuk menghambat migrasi kelembaban, oksigen, karbon dioksida, aroma, lipid; sebagai carrier bahan makanan dan aditif;
untuk meningkatkan penanganan makanan Krochta dan Johnston 1997. Edible film dapat dibuat dari tiga komponen penyusun dasar yaitu, hidrokoloid misal
protein, polisakarida, alginat, lipid misal asam lemak, acil gliserol, wax atau lilin dan komposit campuran hidrokoloid dan lipid Donhowe dan Fannema
1994. Pati sering digunakan dalam industri pangan sebagai biodegradable film untuk menggantikan polimer plastik karena ekonomis, dapat diperbaharui, dan
memberikan karakteristik fisik yang baik. Pati yang termasuk ke dalam polisakarida dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan edible film
Bourtoom 2007. Hasil penelitian Institut Pertanian Bogor bekerja sama dengan badan
BIMAS Ketahanan Pangan Nusa Tenggara Timur, menyatakan bahwa kandungan karbohidrat buah lindur 85,1 gram per 100 gram, lebih tinggi dari kandungan
karbohidrat beras 78,9 gram per 100 gram dan jagung 63,3 per 100 gram Fortuna 2005. Buah lindur Bruguiera gymnorrhiza adalah salah satu jenis buah dari
tumbuhan mangrove yang keberadaannya cukup banyak ditemui di Indonesia. Penyebaran buah lindur yaitu di daerah tropis Afrika Selatan dan Timur,
Madagaskar, Asia Tenggara dan Selatan termasuk Indonesia dan negara di
kawasan Malaysia, sampai timur laut Australia, Mikronesia, Polinesia dan kepulauan Ryukyu Duke et al. 2006. Hal tersebut yang mendasari penelitian ini,
untuk memanfaatkan buah lindur sebagai bahan baku edible film yang dapat
digunakan sebagai kemasan makanan.
1.2 Tujuan