Plasticizer Analisis jaringan tanaman lindur (Bruguiera gymnorrhiza) dan pemanfaatan patinya sebagai edible film dengan penambahan gliserol dan karagenan

dikemas untuk meningkatkan kualitas pangan. Selain itu dengan penggunaan edible film dapat memberikan penampakan produk yang dikemas menjadi halus, berwarna, tidak berminyak, tidak lengket dan tidak terjadi pemudaran warna pada permukaan produk Kroctha 2002. Menurut Donhowe dan Fannema 1994, beberapa metode dalam pembuatan edible filmcoating adalah: 1 Dipping Metode ini merupakan aplikasi dari coating. Produk yang akan di-coating dicelupkan ke dalam larutan yang akan digunakan sebagai bahan coating. Metode ini sudah digunakan, diantaranya sebagai pengemaspelapis pada produk daging, sayur, dan buah-buahan. 2 Spraying Metode ini menggunakan larutan bahan yang akan di-coating dengan cara disemprotkan, kemudian dikeringkan sehingga lapisan dapat menempel pada produk dengan baik. 3 Casting Casting atau penuangan, merupakan metode yang digunakan dalam pembuatan edible film. Metode ini diawali dengan pembuatan larutan bahan pembentuk film, kemudian dituangkan dalam cetakan dengan ketebalan tertentu, yang kemudian dilanjutkan dengan pengeringan. Setelah kering film diangkat dari cetakan dan siap untuk diaplikasikan. Dengan metode ini ketebalan film dapat dikontrol sehingga dihasilkan film dengan ketebalan yang lebih rata.

2.4 Plasticizer

Plasticizer adalah bahan organik dengan bobot molekul rendah yang ditambahkan dengan maksud memperlemah kekakuan film Gennadios 2002. Plasticizer memiliki titik didih yang tinggi dan jika ditambahkan ke dalam suatu materi dapat mengubah sifat fisik maupun sifat mekanik materi tersebut. Penggunaan plasticizer dapat mengurangi gaya intermolekul sepanjang rantai polimer, sehingga meningkatkan fleksibilitas edible film tetapi mengakibatkan turunnya permeabilitas film tersebut. Bahan ini larut dalam tiap-tiap rantai polimer 7 sehingga akan mempermudah gerakan molekul polimer dan bekerja menurunkan suhu transisi gelas, suhu kristalisasi, atau suhu pelelehan dari suatu polimer Sperling 1992. Kester dan Fannema 1989 menyatakan bahwa plasticizer dapat ditambahkan pada pembuatan edible coating, untuk mengurangi kerapuhan, meningkatkan fleksibilitas, dan ketahanan film terutama jika disimpan pada suhu rendah. Jenis plasticizer yang biasanya ditambahkan antara lain; gliserin, gliserol, trietil glikol, asam lemak, dan monogliserin yang diasetilisasi. Salah satu plasticizer yang digunakan dalam penelitian ini adalah gliserol. Plasticizer ini merupakan senyawa alkohol polianhidrat dengan tiga gugus hidroksil dalam satu molekul alkohol trivalen. Rumus kimia gliserol adalah C 3 H 8 O 3 dengan nama kimia 1,2,3-propanatriol. Berat molekul gliserol adalah 92,10 dan titik didih sebesar 204 °C Winarno 2008. Gliserol efektif digunakan sebagai plasticizer pada hidrofilik film. Penambahan gliserol akan mengahasilkan film yang lebih fleksibel dan halus. Menurut Gontard et al.1993 gliserol dapat meningkatkan permeabilitas film terhadap uap air karena sifat gliserol yang hidrofilik. Gliserol mempunyai sifat mudah larut dalam air, meningkatkan kekentalan larutan, mengikat air dan menurunkan aw Lindsay 1985. Selain itu gliserol juga bersifat humektan dan bagian dari aksi plasticizing yang berasal dari kemampuannya untuk menahan air pada film tersebut Kristanoko 2000.

2.5 Karagenan