yang terbentuk akan semakin keras dan kuat tarik yang terbentuk akan semakin tinggi Garcia et al.1999.
Nilai kuat tarik hasil penelitian lebih besar dibandingkan dengan nilai kuat tarik edible film berbasis pati dari sagu, aren dan ubi kayu yaitu berturut-turut
sebesar 0,147 Kgfcm
2
, 0,168 Kgfcm
2
dan 0,048 Kgfcm
2
. Hal ini menunjukan edible film hasil penelitian memiliki nilai kuat tarik yang baik dan dapat
diaplikasikan pada produk pangan.
4.4.3 Persen elongasi persen pemanjangan
Persen pemanjangan sangat penting dan mengindikasikan kemampuan film dalam menahan beban sebelum film itu putus. Berdasarkan Gambar 17 terlihat
adanya perbedaan persen pemanjangan yang diakibatkan oleh adanya perbedaan penambahan platicizer.
Gambar 17 Histogram persen pemanjangan Hasil penelitian menunjukan semakin besar penambahan platicizer maka
persen pemanjanganpun akan semakin bertambah, tetapi setelah penambahan pada konsentrasi tertentu nilainya akan menurun. Gliserol dalam fungsinya sebagai
plasticizer menurunkan ikatan kohesi mekanik antara polimer dan dapat merubah sifat rigiditasnya sehingga film yang terbentuk lebih fleksibel. Gliserol memiliki
bobot molekul yang kecil sehingga dapat bergabung dalam matriks film dan meningkatkan fleksibilitas serta kemampuan membentuk film Banker 1996.
Semakin banyak konsentrasi platicizer maka ikatan kohesi antar polimer akan semakin kecil dan film yang terbentuk akan lebih lunak sehingga edible film yang
52,25 57,42 17,77
126,54 181,21
66,92 20
40 60
80 100
120 140
160 180
200
A B
C D
E F
Formula P
er se
n p
em an
jangan
38
terbentuk mudah putus. Dengan adanya penambahan karagenan pada konsentrasi 3 akan menurunkan persen pemanjangan edible film yang dihasilkan yang dapat
dilihat pada formula C dan F. Hal ini dikarenakan semakin banyak konsentrasi karagenan yang ditambahkan maka padatan terlarut dalam film semakin
meningkat. Dengan semakin meningkatnya karagenan yang larut dalam tiap –
tiap rantai polimer maka semua ruang akan terisi sehingga mengurangi gerakan molekul polimer yang akan menaikkan suhu transisi gelas. Bila suhu transisi gelas
meningkat maka polimer yang terbentuk akan semakin kaku dan tidak fleksible sehingga mudah patah saat mengalami peregangan Garcia et al.1999.
Nilai persen pemanjangan edible film hasil penelitian bervariasi mulai dari 17,775 hingga 181,21. Hal ini mirip dengan nilai persen pemanjangan edible
film pati sagu, aren dan ubi kayu yaitu berturut-turut sebesar 138,68 ; 86,32 ; dan 61,7 Tabel 5. Persentase pemanjangan edible film dikategorikan baik jika
nilai persen pemanjangannya lebih dari 50. Hasil penelitian menujukkan nilai persen pemanjangan yang tergolong baik adalah formula A, B, D, E, dan F.
4.4.4 WVTR Water Vapour Transmissoin Rate laju transmisi uap air