Sektor Pertanian dan Ketahanan

4.1.1 Sektor Pertanian dan Ketahanan

Pangan Kegiatan adaptasi pada sektor pertanian banyak dilakukan oleh Balitklimat Kementan, sedangkan kegiatan yang berkaitan dengan sektor ketahanan pangan dilakukan oleh WFP. Selain lembaga tersebut, ada juga BMKG dan CCROM yang melakukan kegiatan adaptasi perubahan iklim pada sektor pertanian. Kegiatan adaptasi pada sektor pertanian yang rutin dilakukan oleh Balitklimat setiap tahunnya yaitu penyusunan kalender tanam interaktif dan dinamik. Kegiatan tersebut dilakukan untuk membantu para petani dalam menentukan waktu tanam yang tepat sehingga dapat menurunkan risiko terkena gagal panen. Kegiatan rutin lainnya yaitu Sekolah Lapang Iklim SLI yang dilakukan oleh Balitklimat dan BMKG. Kegiatan ini termasuk kegiatan pembangunan berlanjut yang dilakukan rutin setiap tahun di berbagai tempat di Indonesia. Sementara kegiatan insidental yang dilakukan oleh Balitklimat yaitu kegiatan panen air dam parit dan aplikasi irigasi yang merupakan kegiatan aksi adaptasi, kegiatan ini dilakukan untuk mengembangkan jaringan irigasi dan menyusun model teknologi panen air hujan. Ada juga kegiatan pembuatan pola kerentanan pertanian di Pulau Jawa yang dilakukan oleh CCROM bekerjasama dengan ci:grasp. Selain itu, saat ini BMKG sedang merencanakan kegiatan berupa penempatan 1000 penakar hujan observasi di seluruh Indonesia serta merencanakan pembangunan pos agroklimat di seluruh Indonesia agar dapat mengantisipasi dampak perubahan iklim yang akan terjadi serta mengancam pertanian dan ketahanan pangan di Indonesia. Masih banyak kegiatan adaptasi pada sektor pertanian lainnya baik yang telah, sedang, ataupun akan dilaksanakan Lampiran 3. Sektor yang berkaitan erat dengan sektor pertanian yaitu sektor ketahanan pangan. Pada sektor ini, WFP rutin melaksanakan kegiatan food for asset FFA setiap tahunnya. Kegiatan ini bertujuan untuk menguatkan kapasitas adaptif masyarakat rentan pangan terhadap dampak perubahan iklim. Kegiatan FFA terfokus di NTB dan NTT, karena kedua propinsi tersebut merupakan salah satu prioritas utama dalam hal penguatan ketahanan pangan. Gambar 7 Diagram persentase kegiatan adaptasi sektor pertanian. Gambar 7 menunjukkan bahwa hampir 80 kegiatan adaptasi pada sektor pertanian merupakan kegiatan yang telah dilaksanakan, sementara yang sedang dan akan dilaksanakan masing-masing hanya 12 dan 9. Hal ini dikarenakan beberapa lembaga terkait hanya memberikan laporan akhir tahun kegiatan yang dilakukan, sementara proposal data kegiatan adaptasi yang sedang dan akan dilaksanakan tidak diberikan dengan alasan sesuai ketentuan yang berlaku di lembaga tersebut, sehingga kegiatan adaptasi pada sektor pertanian dan ketahanan pangan lebih banyak termasuk kegiatan yang telah dilakukan. Jika melihat pada Gambar 6, kegiatan adaptasi pada sektor pertanian dan ketahanan pangan mendapatkan perhatian yang cukup konsisten dari para pemangku kegiatan adaptasi perubahan iklim dibandingkan dengan sektor lainnya, dibuktikan dengan nilai persentase yang dimiliki oleh sektor tersebut pada waktu lalu, sekarang, dan akan datang adalah cukup konstan. Hal ini dikarenakan sektor tersebut memang sangat dipengaruhi oleh iklim. Kemarau panjang dan banjir akan menyebabkan gagal panen yang sangat berpengaruh terhadap sumber penghidupan petani. Oleh karena itu, sektor ini perlu mendapatkan perhatian khusus dari para pemangku kegiatan adaptasi perubahan iklim agar kondisi pertanian dan ketahanan pangan Indonesia menjadi lebih baik serta kondisi taraf hidup masyarakat Indonesia yang mayoritas petani dapat meningkat.

4.1.2 Sektor Pembangunan Wilayah