Dimensi kapasitas adaptif mendorong pemikiran, perencanaan, dan pelaksanaan
kerja ke depan yang akan menghindarkan bencana dan mengambil manfaat. Suatu
intervensi dikatakan memiliki dimensi
kapasitas adaptif apabila meningkatkan kualitas dan ketersediaan sumber daya untuk
beradaptasi, atau memperbaiki kapasitas untuk memanfaatkan sumber daya secara
efektif. Indikator yang dapat dipakai adalah fungsi institusional suatu aktifitas yang
mengfungsikan suatu institusi sesuai aturan hukum atau norma yang berlaku dan aset
sumberdaya-sosial,
budaya, ekonomi,
lingkungan, dan teknologi yang tersedia yang dipakai menjadi pondasi penerapan
aksi adaptasi Spearman dan McGray 2011.
Dimensi aksi adaptasi merupakan kapasitas adaptif yang diterapkan dalam
bentuk keputusan dan tindakan spesifik untuk mengatasi risiko iklim spesifik.
Tindakan adaptasi
secara langsung
mereduksi atau mengelola dampak biofisik dari perubahan iklim, atau mengelola faktor-
faktor non-iklim yang berkontribusi pada kerentanan. Tindakan adaptif memberi
manfaat sosial ekonomi dan biofisik yang jelas. Indikator yang dapat dipakai adalah
bencana iklim fokus pada manifestasi fisik dari perubahan atau bencana iklim yang
menimbulkan risiko pada manusia atau ekosistem dan pemicu kerentanan faktor-
faktor sosial, ekonomi, lingkungan, politik yang membuat penduduk, komunitas, atau
ekosistem lebih rentan terhadap bencana iklim Spearman dan McGray 2011.
Dimensi pembangunan berlanjut adalah aksi
adaptasi yang
terus dijalankan
walaupun dampak yang timbul sudah bisa teratasi. Misalnya, kualitas sumber daya
manusia dan kesejahteraan ekonomi terus meningkat
meskipun dihadapkan
pada kontinuitas perubahan iklim. Indikator yang
dapat dipakai adalah manfaat ekosistem keuntungan yang dapat diambil dari alam,
yang secara
langsung maupun
tidak langsung mendasari manfaat ekonomi dan
mata pencaharian dan mata pencaharian mengukur apakah kebutuhan dasar seperti
pangan, nutrisi,
pendapatan, aktiviitas
ekonomi, pendidikan sudah terpenuhi dan dapat diakses atau belum Spearman dan
McGray 2011.
2.5 Teknologi Adaptasi Perubahan Iklim
Menurut GSDRC 2012, mengukur efektivitas
kegiatan adaptasi
proyek, program, kebijakan dan sistem nasional
merupakan hal yang kompleks. Masih terdapat beberapa ketidakpastian konseptual
tentang apa yang diukur kapasitas adaptasi adaptive capacity, ketahanan resilience,
pengurangan
kerentanan vulnerability
reduction. Intervensi kegiatan adaptasi cenderung
bersifat multisektor,
dan penerapannya memiliki beberapa perbedaan:
1 skala spasial dari internasional sampai tingkat rumah tangga, 2 rentang waktu,
3 pendekatan: a tindakan adaptasi struktural
hard structural
adaptation measures, misalnya proyek infrastruktur
dan teknologi;
b langkah-langkah
kebijakan soft policy measures soft adaptation, misalnya pertukaran informasi
antar stakeholders dan perubahan perilaku. Suroso et al. 2010 juga memberikan
gambaran dua tipe teknologi adaptasi yang mencakup teknologi untuk adaptasi lunak
soft adaptation dan adaptasi keras hard adaptation. Soft adaptation mencakup
teknologi untuk pengembangan kebijakan, perencanaan, diseminasi, penilaian, basis
data dan informasi dalam konteks adaptasi. Hard
adaptation mencakup
tindakan adaptasi terkait pembangunan konstruksi
dalam konteks adaptasi, antara lain, dalam bentuk pembangunan bendungan pencegah
banjir maupun penyimpan air.
2.6 Pendekatan Adaptasi Perubahan
Iklim Iklim yang berubah menimbulkan
perubahan pada
frekuensi, intensitas,
sebaran spasial, durasi, dan waktu kejadian cuaca dan iklim ekstrem, serta menghasilkan
kejadian cuaca dan iklim ekstrem yang sebelumnya
tidak pernah
terjadi. Pengelolaan risiko bencana dan adaptasi
perubahan iklim dapat mengurangi paparan exposure dan kerentanan vulnerability
terhadap kejadian cuaca iklim ekstrem, sehingga
mengurangi risiko
bencana sekaligus juga meningkatkan ketahanan
resilience terhadap risiko yang tidak dapat dihilangkan. Adaptasi perubahan iklim dan
pengelolaan risiko bencana menyediakan pilihan pendekatan yang saling melengkapi
dalam mengelola risiko iklim ekstrem dan bencana akibat iklim ekstrem IPCC 2012.
Gambar 3 Pendekatan adaptasi dan pengelolaan risiko bencana IPCC 2012. Pendekatan yang saling overlap dan
simultan menurut IPCC 2012 adalah sebagai berikut: 1 menurunkan kerentanan,
2 sebagai
persiapan, respon,
atau pemulihan,
3 mentransfer
dan mendistribusi
risiko, 4
mengurangi paparan,
5 meningkatkan
ketahanan terhadap risiko iklim, 6 mendorong
transformasi secara
bertahap maupun
mendasar yang merupakan hal yang esensial untuk mereduksi risiko iklim ekstrem.
Tindakan adaptasi
memerlukan transformasi secara bertahap dan mendasar
karena hal tersebut merupakan faktor yang esensial untuk mereduksi risiko iklim
ekstrem. Transformasi bertahap bertujuan untuk memperbaiki efisiensi pada kondisi
yang ada sistem teknologi, tata kelola, dan tata nilai. Sedangkan transformasi mendasar
mencakup perubahan mendasar pada atribut sistem mencakup sistem tata nilai; rezim
peraturan,
legislasi, birokrasi;
institusi finansial; dan sistem teknologi dan biologi
IPCC 2012. Pengelolaan
risiko yang
efektif umumnya mencakup portofolia integrasi
tindakan untuk mengurangi dan mentransfer risiko dan untuk merespon kejadian bencana.
Integrasi tindakan tersebut akan lebih efektif bila diinformasikan secara tepat waktu pada
seluruh stakeholders dan disesuaikan dengan keadaan
lokal. Strategi
yang efektif
menggabungkan respon
berbasis infrastruktur keras hard infrastructure-
based responses dan solusi lunak soft solutions
seperti penguatan
kapasitas individu dan institusi serta respon berbasis
ekosistem IPCC 2012. Selain itu, pendekatan adaptasi dan
pengelolaan risiko bencana mendukung adanya pengelolaan risiko multi-bencana;
mendorong sinergi, integrasi dan koordinasi internasional terkait pemanfaatan berbagai
sumber daya termasuk finansial, teknologi, kemanusiaan;
integrasi kearifan
pengetahuan adaptasi yang berkembang di masyarakat lokal untuk mendorong adaptasi
berbasis komunitas
community-based adaptation; serta selalu melakukan proses
monitoring, riset, evaluasi, pembelajaran, dan inovasi yang dapat memperkecil risiko
bencana dan mendorong pengelolaan adaptif dalam konteks iklim ekstrem IPCC 2012.
2.7 Dampak Perubahan Iklim pada