85
pencegahan yang harus dikeluarkan oleh setiap rumah tangga akibat pencemaran air tanah adalah sebesar Rp 106.167 per bulan. Biaya pencegahan tersebut
memiliki persentase sebesar 4,40 terhadap pendapatan rata-rata responden yang besarnya mencapai Rp 2.411.579 per bulan. Hal ini berarti bahwa 4,40 dari
pendapatan rumah tangga responden digunakan untuk melakukan tindakan pencegahan dengan melakukan kedua upaya tersebut. Data mengenai total biaya
pencegahan akibat pencemaran air tanah dapat dilihat pada Tabel 20.
Tabel 20. Total Biaya Pencegahan Akibat Pencemaran Air Tanah
Upaya Pencegahan
Jumlah Responden
RT Pendapatan
Rata-Rata Responden
Rpbulan
Biaya Total
Rpbulan Biaya
Rata-Rata Rpbulan
Biaya Rata-Rata
Rptahun Persentase
Biaya terhadap
Pendapatan Pembelian Alat
Penjernih Air
45 2.312.222
723.600 16.080
192.960 0,70
Pembelian Air Galon
96 2.411.579
9.486.488 98.818
1.185.811 4,10
Total 96
2.411.579 10.192.088
106.167 1.274.011
4,40
Sumber: Data Primer Diolah, 2012
7.4 Estimasi
Nilai Kerugian
Ekonomi Penduduk
Berdasarkan Pendekatan Biaya Kesehatan
Selain biaya pencegahan, penduduk juga mengalami kerugian berupa biaya yang harus dikeluarkan atas upayanya untuk mengobati penyakit-penyakit
yang timbul akibat pencemaran pada air tanah yang mereka konsumsi, baik yang digunakan untuk konsumsi secara langsung ataupun hanya untuk keperluan MCK.
Adapun metode yang digunakan untuk menghitung biaya tersebut adalah metode biaya kesehatan cost of illness. Pengeluaran masyarakat atas biaya kesehatan
yang dikaji dalam penelitian ini dibatasi hanya pada biaya-biaya yang dikeluarkan masyarakat untuk memperoleh pengobatan ke rumah sakit, puskesmas, ataupun
86
dokter praktek atas penyakit yang dideritanya akibat mereka masih mengkonsumsi air tanah yang telah tercemar tersebut.
Penyakit-penyakit yang berkaitan dengan pencemaran air tanah diperoleh melalui studi literatur dan wawancara langsung kepada tenaga kesehatan yang
berada di Puskesmas Seroja. Puskesmas Seroja merupakan salah satu tempat berobat yang paling sering dikunjungi oleh penduduk Kelurahan Harapan Jaya
karena memiliki biaya yang relatif murah serta dekat dengan pemukiman penduduk. Berdasarkan wawancara yang dilakukan bahwa penyakit diare dan
gatal-gatal pada kulit dermatritis merupakan gejala yang paling umum dirasakan oleh penduduk apabila terkena kontaminasi secara langsung ataupun tidak
langsung terhadap air tanah yang tercemar. Selama tahun 2010 kedua penyakit tersebut masuk ke dalam 10 penyakit yang memiliki frekuensi kejadian tertinggi
di masyarakat. Oleh karena itu, penelitian ini akan melihat biaya-biaya yang dikeluarkan oleh masyarakat atas upaya mereka untuk mengobati penyakit diare
ataupun gatal-gatal pada kulit yang disebabkan oleh kontaminasi mikroorganisme ataupun senyawa kimia berbahaya yang terdapat pada air tanah yang tercemar
tersebut. Data mengenai jumlah responden berdasarkan jenis penyakit dan pilihan berobat dapat dilihat pada Tabel 21.
Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa terdapat 45 responden yang mengeluhkan adanya penyakit yang timbul akibat pencemaran pada air tanah
yang mereka gunakan. Sebagian besar responden yang menderita penyakit terkait pencemaran air tanah adalah pada klasifikasi rumah tangga responden kelompok
1, yakni sebanyak 26 responden. Jenis penyakit yang paling sering dikeluhkan adalah diare yang dialami oleh 37 responden, sedangkan pilihan berobat yang
87
paling banyak diminati oleh responden adalah berobat ke puskesmas yang dipilih oleh 34 responden. Hal ini disebabkan karena biaya berobat ke puskesmas relatif
lebih murah dibandingkan dengan alternatif berobat ke tempat lainnya. Selain itu puskesmas juga memiliki lokasi yang dekat dengan pemukiman penduduk,
sehingga diharapkan penanganan atas penyakit yang diderita oleh responden akan lebih cepat.
Tabel 21. Jumlah Responden Berdasarkan Jenis Penyakit dan Pilihan Berobat
Klasifikasi Responden yang Berobat
Jumlah Responden
RT Jenis Penyakit yang
diderita oleh Responden
Pikihan Berobat Diare
Gatal- gatal
Puskesm as
Dokter Umum
Rumah Sakit
Klasifikasi RT Responden Kelompok 1
26 21
5 19
4 2
Klasifikasi RT Responden Kelompok 3
19 16
3 15
4 1
Total 45
37 8
34 8
3
Sumber: Data Primer Diolah, 2012
Adapun biaya berobat responden untuk mengatasi penyakit yang dideritanya ini bervariasi dan tergantung pada jenis pilihan berobat serta
penanganan atau tindakan yang diinginkan oleh masing-masing responden tersebut. Berdasarkan survei biaya yang dikeluarkan oleh responden, maka biaya
yang dibutuhkan untuk berobat ke puskesmas berada pada kisaran Rp5000 - Rp15.000 setiap kali berobat. Biaya berobat ke puskesmas ini belum termasuk
subsidi yang ditanggung oleh pemerintah yaitu sebesar Rp 26.000 per orang setiap kali berobat. Adapun biaya untuk berobat ke rumah sakit berada pada kisaran
Rp100.000 – Rp150.000 setiap kali berobat. Bagi penduduk yang ingin berobat ke
88
dokter umum, maka biaya yang dibutuhkan adalah berada pada kisaran Rp35.000 – Rp65.000 setiap kali berobat.
Estimasi biaya kesehatan yang dikeluarkan oleh 45 responden yang menderita penyakit, baik diare maupun gatal-gatal pada kulit, akibat
terkontaminasi oleh mikroorganisme maupun zat kimia berbahaya yang terdapat pada sumber air tanah yang mereka gunakan akan dihitung menggunakan metode
biaya kesehatan cost of illness. Total biaya kesehatan responden diperoleh dengan mengalikan biaya yang dikeluarkan oleh setiap responden yang berobat
dengan frekuensi atau banyaknya responden tersebut berobat dalam waktu satu tahun. Hasil perhitungan menunjukan bahwa total biaya yang dikeluarkan oleh
responden atas upayanya untuk berobat adalah sebesar Rp 498.780 per bulan. Rata-rata biaya kesehatan per bulan diperoleh dengan membagi total biaya dari
ketiga pilihan berobat yang dilakukan dengan 45 responden yang mengeluarkan biaya beorbat, sehingga rata-rata biaya kesehatan yang harus dikeluarkan oleh
setiap rumah tangga akibat pencemaran air tanah adalah sebesar Rp 11.084 per bulan. Biaya kesehatan tersebut memiliki persentase sebesar 0,45 terhadap
pendapatan rata-rata responden yang besarnya mencapai Rp 2.470.930 per bulan. Hal ini berarti bahwa 0,45 dari pendapatan rumah tangga responden digunakan
untuk berobat akibat pencemaran air tanah yang terjadi. Data mengenai biaya kesehatan atas pengobatan yang dilakukan oleh penduduk akibat pencemaran air
tanah dapat dilihat pada Tabel 22.
89
Tabel 22. Biaya Kesehatan Akibat Pencemaran Air Tanah
Pilihan Berobat
Jumlah Respond
en RT Pendapatan
Rata-Rata Responden
Rpbulan
Biaya Total Rpbulan
Biaya Rata- Rata
Rpbulan Biaya Rata-
Rata Rptahun
Persentase Biaya
terhadap Pendapatan
Klasifikasi RT Responden Kelompok 1
Puskesmas 19
2.268.421 189.083
9.952 119.424
0,43 Dokter
Umum 4
1.700.000 40.417
10.104 121.248
0,59 Rumah Sakit
2 3.350.000
41.667 20.834
250.008 0,62
Klasifikasi RT Responden Kelompok 3
Puskesmas 15
2.643.333 134.166
8.944 107.328
0,34 Dokter
Umum 4
2.500.000 52.917
13.299 159.588
0,53 Rumah Sakit
1 3.000.000
37.500 37.500
450.000 1,25
Total 45
2.470.930 495.750
11.017 132.200
0,45
Sumber: Data Primer Diolah, 2012
7.5 Nilai Kerugian Ekonomi Rumah Tangga Responden Akibat