31
galon yang diasumsikan dapat mewakili tindakan pencegahan yang dilakukan oleh rumah tangga secara keseluruhan. Adapun faktor-faktor yang akan
diidentifikasi dalam penelitian ini meliputi penggunaan sumber air tanah oleh penduduk, tingkat pendidikan, lama tinggal penduduk, status kepemilikan tempat
tinggal penduduk, dan kekhawatiran penduduk terhadap kondisi air tanah.
3.2 Kerangka Pemikiran Operasional
Pertambahan jumlah penduduk yang semakin tinggi di Kota Bekasi mengakibatkan kebutuhan air bersih juga akan semakin besar. Menurut Putranto
dan Kusuma 2009, kebutuhan air bersih yang besar mendorong masyarakat untuk beralih menggunakan sumber air tanah untuk memenuhi kebutuhan air
bersih sehari-harinya akibat sumber air permukaan yang selama ini mereka gunakan tidak lagi mencukupi dan cenderung telah tercemar. PDAM yang
diandalkan sebagai salah satu penyedia kebutuhan air bersih masih belum mampu menjangkau seluruh kebutuhan masyarakat karena keterbatasan volume air bersih
dan jangkauan perpipaan yang tersedia. Saat ini ekstraksi air tanah besar-besaran yang dilakukan baik oleh industri
maupun domestik secara kolektif di Kelurahan Harapan Jaya telah menyebabkan penurunan pada muka air tanah akibat semakin keringnya sumber air tanah. Selain
itu, perkembangan pemukiman penduduk yang semakin pesat dan tidak teratur juga telah merusak kualitas air tanah. Menurut Saeni 1997, permasalahan
kualitas air tanah ini muncul akibat rapatnya pemukiman penduduk, sehingga jarak antara sarana pembuangan limbah dengan air sumur warga cenderung saling
berdekatan dan berakibat pada rawannya sumber air bersih warga terhadap perembesan zat pencemar dari limbah yang berasal dari aktivitas domestik.
32
Pencemaran yang terjadi pada sumber air tanah ini merupakan kerugian bagi penduduk setempat karena berkurangnya sumber air bersih yang dapat
mereka manfaatkan untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Penduduk akan melakukan berbagai tindakan pencegahan untuk menjaga kualitas dan kuantitas
pasokan air bersih mereka dalam upaya menghindari kemungkinan dampak negatif dari pencemaran air tanah yang terjadi. Beberapa tindakan pencegahan
yang mereka lakukan akan menyebakan korbanan biaya yang harus mereka keluarkan demi memperoleh kualitas dan kuantitas air yang lebih baik.
Kerangka pemikiran operasional dalam penelitian ini merupakan keterkaitan antara tahapan pelaksanaan penelitian dengan tujuan penelitian.
Penelitian ini memiliki tiga tujuan utama yakni mengidentifikasi pola dan perilaku penggunaan air bersih oleh penduduk, mengestimasi nilai kerugian ekonomi
penduduk dan mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan penduduk dalam melakukan tindakan pencegahan akibat adanya pencemaran
tanah di Kelurahan Harapan Jaya. Keseluruhan data yang digunakan untuk menjawab ketiga tujuan penelitian ini diperoleh melalui metode survei dengan
unit analisis rumah tangga yang masih menggunakan sumber air tanah sebagai sumber pemenuhan kebutuhan air bersih sehari-hari disamping sumber alternatif
lainnya. Kajian mengenai pola dan perilaku penggunaan air bersih oleh penduduk dianalisis secara deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui gambaran umum
mengenai pola penggunaan air bersih berdasarkan jenis sumber dan volume konsumsi air bersih oleh penduduk serta perilaku penduduk terhadap kondisi air
tanah.
33
Selanjutnya, kajian mengenai estimasi nilai kerugian ekonomi akibat pencemaran air tanah dianalisis melalui pendekatan perilaku pencegahan averting
behavior method dengan menggunakan metode biaya pencegahan preventive expenditure. Metode biaya pencegahan digunakan untuk mengetahui besaran
biaya yang dikeluarkan oleh rumah tangga atas pembelian alat penjernih air water treatment devices dan pembelian sumber air alternatif pengganti berupa
air galon yang terdiri dari air minum dalam kemasan AMDK dan air minum isi ulang AMIU. Selain biaya pencegahan, penduduk juga mengalami kerugian
berupa biaya yang harus dikeluarkan atas upayanya untuk mengobati penyakit- penyakit yang timbul akibat pencemaran pada air tanah yang mereka konsumsi,
baik yang digunakan untuk konsumsi secara langsung ataupun hanya untuk keperluan MCK. Adapun metode yang digunakan untk menghitung biaya tersebut
adalah metode biaya kesehatan cost of illness. Metode biaya kesehatan digunakan untuk mengetahui besaran biaya yang harus dikeluarkan oleh rumah
tangga untuk mengobati penyakit-penyakit yang timbul akibat pencemaran pada air tanah. Total dari biaya-biaya tersebut merupakan nilai kerugian yang dirasakan
oleh masyarakat atas tercemarnya sumber air tanah. Nilai kerugian tersebut menggambarkan kemampuan membayar maksimum dari masyarakat untuk
perbaikan kualitas air tanah yang tercemar dan juga menggambarkan nilai minimum dari kerusakan sumberdaya air tanah akibat pencemaran yang terjadi di
Kelurahan Harapan Jaya. Adapun kajian mengenai identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi
keputusan penduduk untuk melakukan tindakan pencegahan akibat pencemaran air tanah akan di analisis menggunakan model regresi logistik untuk mengetahui
34
variabel-variabel independen yang berpengaruh nyata dalam keputusan penduduk untuk melakukan tindakan pencegahan akibat pencemaran air tanah yang terjadi
di Kelurahan Harapan Jaya. Berdasarkan uraian kerangka pemikiran tersebut, maka alur kerangka berpikir terkait dengan rencana penelitian tersaji pada
Gambar 2.
35
Keterangan : : Ruang Lingkup Penelitian
Gambar 2. Kerangka Pemikiran Operasional
Identifikasi faktor yang mempengaruhi
keputusan penduduk untuk melakukan
tindakan pencegahan akibat pencemaran air
tanah analisis regresi logistik
Identifikasi pola dan
perilaku penggunaan
air bersih oleh penduduk
analisis deskripstif
Tambahan pengeluaran penduduk atas biaya
penyaring air dan penggantian sumber air
bersih sebagai upaya pencegahan akibat
pencemaran air tanah metode biaya
pencegahanpreventive expenditure
Estimasi Nilai Kerugian Ekonomi Masyarakat
Perbaikan dalam Pengelolaan dan Pemanfaatan Air Tanah di Kelurahan Harapan Jaya
Tambahan pengeluaran
penduduk atas biaya berobat yang timbul
akibat pencemaran air tanah metode
biaya kesehatancost of illness
Pencemaran Air Tanah Perkembangan pemukiman penduduk
yang pesat, rapat dan tidak teratur Peningkatan kebutuhan air bersih
di Kota Bekasi untuk kebutuhan industri dan domestik
Pengelolaan sistem sanitasi dan saluran pembuangan limbah domestik
yang belum memadai Air permukaan
Air tanah Eksploitasi air tanah yang
belebihan Turunnya muka air tanah
Perembesan zat pencemar akibat kebocoran pada saluran pembuangan
limbah ke dalam sistem akuifer Kelurahan Harapan Jaya sebagai
pusat kawasan industri di Kota Bekasi bagian utara
Peningkatan populasi penduduk
IV. METODE PENELITIAN
4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
Pengambilan data untuk keperluan penelitian dilakukan di Kelurahan Harapan Jaya, Kecamatan Bekasi Utara, Kota Bekasi, Provinsi Jawa Barat.
Kawasan ini dipilih secara sengaja purposive dengan pertimbangan bahwa lokasi tersebut memiliki pemukiman padat penduduk yang berada di sekitar
kawasan industri, dimana air tanahnya diduga rawan pencemaran akibat perembesan zat pencemar oleh saluran pembuangan limbah domestik yang
memiliki konstruksi kurang memadai. Berdasarkan kondisi tersebut, maka diharapkan penduduk yang berada di Kelurahan Harapan Jaya akan lebih
memiliki pengalaman dalam melakukan berbagai upaya pencegahan akibat pencemaran air tanah dibandingkan penduduk di lokasi lainnya di Kota Bekasi.
Penelitian ini dilakukan selama empat bulan. Pengambilan data primer dilakukan pada bulan Agustus - Desember 2011.
4.2 Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa data primer. Data primer diperoleh dari hasil wawancara dengan responden melalui kuisioner.
Data primer meliputi data mengenai karakteristik sosial ekonomi penduduk, sumber dan volume air bersih yang digunakan oleh penduduk, biaya-biaya yang
dikeluarkan oleh penduduk atas upaya pencegahan terhadap kondisi air tanah yang tercemar, serta data lainnya yang diperlukan dalam penelitian. Adapun data-
data pendukung yang dibutuhkan dalam penelitian ini dikumpulkan melalui studi literatur dari instansi-instansi terkait Kantor Kelurahan Harapan Jaya, BPLH