Pengujian Model Regresi Logistik

49 untuk melakukan tindakan pencegahan dibandingkan dengan rumah tangga yang tinggal di rumah yang berstatus bukan milik sendiri. Pada umumnya rumah tangga yang tinggal di rumah yang berstatus bukan milik sendiri tidak untuk tujuan menetap dalam waktu yang lama, sehingga diduga mereka cenderung untuk tidak perlu melakukan upaya pencegahan akibat pencemaran air tanah yang terjadi. 6. Kekhawatiran rumah tangga terhadap kondisi air tanah Variabel kekhawatiran rumah tangga terhadap kondisi air tanah diharapkan akan bernilai positif terhadap keputusan rumah tangga untuk melakukan tindakan pencegahan. Penduduk yang sangat khawatir terhadap kondisi air tanah diharapkan akan lebih cenderung untuk melakukan tindakan pencegahan dibandingkan yang sedikit atau sama sekali tidak khawatir terhadap kondisi air tanah. Untuk menguji model logit yang digunakan, maka dapat diuji secara keseluruhan atau individual.

4.4.3.2 Pengujian Model Regresi Logistik

a Uji Likelihood Ratio Pengujian terhadap kelayakan model menggunakan statistik G yang merupakan nisbah kemungkinan maksimum untuk mengetahui peran variabel – variabel independen dalam model secara simultan atau bersama-sama. Rumus uji G yaitu: 50 Keterangan: = Likelihood tanpa variabel prediktor = Likelihood dengan variabel prediktor Hipotesis: H : β 1 = β 2 = ... = β k = 0 H 1 : Minimal ada satu nilai β ≠ 0 Jika menggunakan taraf nyata α, hipotesis Ho ditolak model signifikan jika statistik G χ 2 α,k-1 dan jika H ditolak maka dapat disimpulkan minimal ada β≠0, dengan pengertian model regresi logistik dapat menjelaskan atau memprediksi pilihan individu pengamatan. b Uji Goodness of Fit Uji Goodness Of Fit terhadap keseluruhan model dilakukan dengan memperhatikan nilai sebaran chi-square dari Hosmer dan Lameshow. Hipotesis: H : Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai observasi dengan nilai prediksi oleh model H 1 : Terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai observasi dengan nilai prediksi oleh model Jika p-value dari ketiga statistik tersebut lebih besar dari taraf nyata α, maka keputusannya adalah menerima H yang artinya model tersebut cukup layak untuk digunakan dalam prediksi. c Uji Wald Untuk menguji faktor mana β j ≠0 yang berpengaruh nyata terhadap pilihannya, perlu uji statistik lanjut. Dalam hal ini, uji signifikasi dari parameter koefisien secara parsial dapat dilakukan dengan statistik uji Wald yang serupa dengan statistik uji-t atau uji Z dalam regresi linier biasa Juanda, 2009. Hipotesisnya adalah : 51 H : β j = 0 untuk j=1,2,3,...,k H 1 : β j ≠ 0 Statistik uji yang digunakan adalah : W =   Dimana :  j = koefisien regresi se  j = standard error of β galat lesalahan dari β Statistik W mengikuti sebaran normal Z, jika nilai W Z α2 two-tailed p- value dari statistik W lebih kecil dari taraf nyata α maka keputusannya adalah menolak H artinya variabel independen ke-k tersebut berpengaruh secara nyata atau signifikan terhadap variabel dependennya. d Odds Ratio Odds berarti resiko atau kemungkinan peluang kejadian sukses terhadap kejadian tidak sukses dari variabel respon. Makin besar nilai Odds maka makin besar peluang seseorang untuk mengambil keputusan, sehingga nilai Odds merupakan suatu indikator kecenderungan seseorang menentukan pilihan yang pertama. Secara matematis dapat dituliskan Juanda, 2009 : Z i = ln atau dapat dituliskan Odds Ratio = Dimana : P = peluang kejadian yang terjadi 1 – P = peluang kejadian yang tidak terjadi

IX. SIMPULAN DAN SARAN

9.1 Simpulan

Berdasasarkan penelitian yang dilakukan tentang kerugian ekonomi masyarakat Kelurahan Harapan Jaya akibat pencemaran air tanah, diperoleh hasil berikut: 1. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa pada umumnya terdapat dua sumber air bersih yang membentuk tiga pola penggunaan air bersih oleh penduduk yakni rumah tangga yang hanya menggunakan air tanah atau air PDAM saja dan rumah tangga yang mengombinasikan penggunaan kedua sumber tersebut untuk memenuhi kebutuhan air bersih sehari-hari. Sebagian besar penduduk berada pada klasifikasi rumah tangga yang hanya menggunakan air tanah saja sebagai sumber utama pemenuhan kebutuhan air bersihnya dengan rata-rata volume penggunaan sebesar 10,75 m 3 per bulan. Adapun tindakan pencegahan dilakukan baik oleh rumah tangga yang mengalami pencemaran maupun rumah tangga yang tidak mengalami pencemaran pada sumber air tanahnya. Bentuk perilaku pencegahan yang paling banyak dilakukan oleh rumah tangga adalah mengganti sumber air yang akan dikonsumsi dengan air galon untuk menghindari dampak negatif dari tercemarnya sumber air tanah. 2. Nilai kerugian ekonomi terbesar dirasakan oleh klasifikasi rumah tangga responden yang mengombinasikan penggunaan air tanah dan air PDAM sebagai sumber pemenuhan kebutuhan air bersihnya kelompok 3 yang nilainya mencapai Rp 128.933 per bulan. Nilai kerugian tersebut menunjukan biaya pencegahan dan biaya kesehatan yang dikeluarkan oleh