Daerah Pengoperasian Bottom Trawl Alat Bantu Penangkapan Bottom Trawl Hasil Tangkapan Bottom Trawl

2 Towing atau penarikan jaring Penarikan jaring dilakukan dengan memperhatikan kecepatan kapal untuk menghindari hal-hal yang dapat membahayakan kapal dan alat tangkap. Kecepatan kapal yang terlalu lambat dapat mengakibatkan posisi otter board dan bukaan mulut jaring tidak optimal, sehingga alat tangkap akan tidak sempurna untuk dioperasikan. Penarikan jaring dilakukan selama 2-3 jam bergantung dari kondisi fishing ground-nya. 3 Hauling atau pengangkatan jaring Pengangkatan bottom trawl dilakukan dari buritan atau sisi lambung kapal dengan menarik tali selambar. Setelah tali selambar ditarik, kemudian jaring trawl diangkat ke atas geladak kapal untuk mengeluarkan hasil tangkapan.

2.3.6 Daerah Pengoperasian Bottom Trawl

Menurut Ayodhyoa 1981 diacu dalam Khaerudin 2006, daerah penangkapan ikan merupakan suatu wilayah perairan yang digunakan sebagai tempat pelaksanaan kegiatan penangkapan ikan atau daerah yang diduga terdapat gerombolan ikan. Sulit untuk meramalkan arah dan letak dari perpindahan suatu daerah penangkapan ikan, karena ikan yang menjadi tujuan usaha berada di dalam air dan tidak terlihat dari permukaan air, sedangkan kemampuan mata manusia untuk melihat ke dalam air terbatas. Alat tangkap trawl dan sejenisnya banyak dioperasikan di perairan timur wilayah Indonesia. Hal tersebut disebabkan adanya Keppres No. 39 yang mengatur tentang penghapusan jaring trawl di wilayah Indonesia Bappenas 2007.

2.3.7 Alat Bantu Penangkapan Bottom Trawl

Alat bantu yang dipergunakan dalam penangkapan ikan menggunakan bottom trawl adalah fish fnder dan winch Gambar 4. Fish finder digunakan untuk menentukan keadaan topografi dasar perairan, kedalaman perairan, serta mengetahui ukuran dan posisi gerombolan ikan yang berada di kolom dan dasar perairan di bawah kapal. Apabila kedalaman perairan telah diketahui, maka dapat ditentukan panjang warp yang akan dipasang. Winch merupakan alat bantu penangkapan ikan pada unit penangkapan ikan bottom trawl pada saat menarik warp ketika pengangkatan jaring ke atas kapal dilakukan.

2.3.7 Hasil Tangkapan Bottom Trawl

Hasil tangkapan utama alat tangkap bottom trawl adalah udang jerbung Penaeus merguiensis, udang windu atau tiger shrimp Penaeus monodon, udang krosok Slonecera spp dan udang dogol Metapenaeus eboracensis. Hasil tangkapan sampingan yang diperoleh antara lain ikan dasar bottom fish atau demersal fish seperti pepetek Leioghnathus sp, manyung Arius thalassinus, beloso Saurida tumbil dan layur Trichiurus savala dan kekerangan Molusca Bappenas 2007. a b Gambar 4 Fish finder a dan winch b. Sumber: www.indonetwork.co.id

2.4 Peraturan Mengenai Trawl di Indonesia