tetapi ada pihak lain, terutama nelayan yang tidak menggunakan jaring arad, menyebutkan jaring arad adalah sejenis alat tangkap trawl yang sudah dilarang
pengoperasiannya di bagian Barat Indonesia. Pelarangan penggunaan jaring arad dalam kegiatan penangkapan ikan mengundang protes berbagai pihak, terutama
nelayan jaring arad. Di lapangan belum ada peraturan yang tegas menyatakan bahwa alat tangkap jaring arad merupakan alat tangkap yang sama dengan trawl,
dengan alasan belum ada kajian ilmiah tentang hal ini. Hal tersebut menjadikan inspirasi bagi penulis untuk meneliti mengenai keragaan teknis jaring arad,
sehingga lebih lanjut dapat dikaji tentang legalitasnya.
1.2 Perumusan Masalah
Unit penangkapan jaring arad sudah lama dioperasikan di perairan utara Kabupaten Subang Jawa Barat dengan sasaran utama udang. Jumlah jaring arad
pada tahun 2009 mencapai 94 unit, atau 43,52 dari total unit penangkapan ikan yang ada di Kabupaten Subang. Jaring arad dioperasikan di perairan lebih dekat
ke pantai dengan hasil tangkapan berupa udang, ikan demersal dan sampah. Penggantian jaring arad dengan jenis alat tangkap lain belum dapat dilaksanakan,
karena pihak yang berwenang menginginkan terlebih dulu ada kajian atau penelitian yang memadai, sehingga dapat dijadikan sebagai dasar penggantiannya.
Sampai dengan tahun 2010, belum ada kajian teknis dan legalitas tentang unit penangkapan jaring arad ini, sehingga dirasa perlu untuk melakukan kajian
tersebut.
1.3 Tujuan
Tujuan penelitian ini adalah: 1
Membuat keragaan teknis alat tangkap jaring arad yang dioperasikan di perairan utara Kabupaten Subang.
2 Menganalis legalitas unit penangkapan jaring arad yang dioperasikan di
perairan utara Kabupaten Subang.
1.4 Manfaat
Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat: 1
Bagi penulis sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi pada Program Studi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan dan
Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. 2
Bagi nelayan, Pemerintah Daerah setempat dan pihak-pihak yang terkait dapat digunakan sebagai informasi dan pertimbangan dalam pengembangan
unit penangkapan jaring arad secara teknik dan legalitasnya.
2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kelompok Alat Penangkapan Pukat Berkantong
Pukat berkantong adalah semua jenis alat penangkapan ikan berbentuk jaring berkantong, berbadan dan bersayap yang dilengkapi dengan pembuka jaring
atau tanpa pembuka mulut jaring yang dioperasikan dengan cara ditarik, baik menggunakan tenaga manusia atau dengan menggunakan satu kapal atau lebih
yang bergerak. Desain dan konstruksi pukat berkantong disesuaikan dengan target ikan tangkapan yang dikehendaki, sehingga terdapat berbagai bentuk dan ukuran
pukat berkantong maupun alat bantu penangkapan ikan yang digunakan. Alat penangkap ikan yang termasuk ke dalam pukat berkantong antara lain: pukat hela
dasar bottom trawl, pukat hela dasar berpalang beam trawl, pukat hela dasar berpapan bottom otter trawl, pukat hela dasar dua kapal bottom pair trawl,
pukat hela berpapan pertengahan midwater trawl, pukat hela ganda kembar berpapan twin otter midwater trawl, pukat hela dua kapal pertengahan
midwater pair trawl, payang, pukat pantai beach seine dan dogol danish seine
Bappenas 2007.
2.2 Unit Penangkapan Pukat Kantong