Kapal Nelayan Unit Penangkapan Ikan .1 Alat tangkap

4.2 Unit Penangkapan Ikan 4.2.1 Alat tangkap Alat penangkapan ikan yang digunakan oleh nelayan di PPI Blanakan terdiri atas tujuh jenis, yaitu: pukat cincin, cantrang, jaring kantong, jaring bondet, jaring tegur, pancing dan jaring sontong. Jumlah alat penangkap ikan yang ada di PPI Blanakan berfluktuasi selama periode 2005-2009, namun menunjukan kecenderungan yang menurun. Jenis alat penangkap ikan yang terbanyak adalah jaring berkantong atau bag seine net. Jumlah alat tangkap ini menunjukkan jumlah yang menurun pada periode 2005-2009, yaitu 112 unit pada tahun 2005 menjadi 94 unit pada tahun 2009. Secara rinci mengenai jumlah alat penangkap ikan menurut jenisnya di PPI Blanakan seperti tercantum pada Tabel 1 dan Gambar 6. Tabel 1 Perkembangan jumlah alat tangkap di PPI Blanakan 2005-2009 No. Jenis Alat Tangkap Tahun 2005 2006 2007 2008 2009 1 Pukat cincin purse seine 37 30 30 32 28 2 Jaring udang trammel net 48 39 39 42 39 3 Jaring kantong bag seine net 112 91 90 97 94 4 Jaring bondet beach seine 12 10 10 11 11 5 Jaring tegur half encircling net 9 7 7 8 8 6 Pancing hook and lines 38 31 30 32 29 7 Jaring sontong cast net 9 7 7 8 7 Jumlah 265 215 213 230 216 Sumber: KUD Mandiri Mina Fajar Sidik.

4.2.2 Kapal

Pengoperasian alat tangkap membutuhkan kapal sebagai sarana dalam pengoperasiannya. Hampir semua kapal yang beroperasi di perairan utara Blanakan merupakan kapal kayu. Secara umum jumlah kapal di Blanakan memperlihatkan kecenderungan menurun. Berdasarkan ukurannya, kapal tersebut dapat dikelompokkan menjadi kapal ikan dengan ukuran 10 GT, kapal ikan ukuran 10-20 GT dan kapal ikan ukuran antara 20-30 GT. Ukuran kapal ikan akan berpengaruh terhadap posisi daerah penangkapan ikan dan akhirnya akan mempengaruhi jumlah hasil tangkapan yang diperoleh. Kapal dengan gross tonase yang besar, seyogyanya memiliki daya jelajah yang lebih luas serta dapat menampung hasil tangkapan jauh lebih banyak dibandingkan dengan kapal yang berukuran lebih kecil Tabel 2 dan Gambar 7. Gambar 6 Perkembangan jumlah alat tangkap di PPI Blanakan 2005-2009. Tabel 2 Perkembangan jumlah kapal di PPI Blanakan 2005-2009 No. Ukuran Kapal Tahun 2005 2006 2007 2008 2009 1 10 GT 37 30 30 32 28 2 20-30 GT 198 161 159 172 162 3 30 GT 29 24 24 26 26 Jumlah 265 215 213 230 216 Sumber : KUD Mina Mandiri Fajar Sidik. Gambar 7 Perkembangan jumlah kapal di PPI Blanakan 2005-2009. Kapal dengan ukuran 10 GT biasanya digunakan untuk mengoperasikan alat tangkap jaring bondet, jaring tegur, jaring udang dan jaring rampus. Alat tangkap jaring cumi, pancing klotrek dan jaring nilon biasanya dioperasikan menggunakan kapal berukuran 10-20 GT, sedangkan kapal kayu dengan bobot antara 20-30 GT digunakan sebagai armada penangkapan ikan yang berkelompok seperti unit penangkapan purse seine.

4.2.3 Nelayan

Nelayan merupakan salah satu bagian penting dari unit penangkapan ikan, karena nelayan merupakan pelaku utama dalam proses penangkapan ikan. Nelayan terlibat langsung dalam aktivitas penangkapan ikan. Pada tahun 2009 penduduk Desa Blanakan berjumlah 11.399 jiwa dengan jumlah kepala keluarga sebanyak 3.433 jiwa. Dari total 3.433 jiwa tersebut sebanyak 101 jiwa atau 2,95 bekerja sebagai nelayan. Nelayan yang berdomisili di Desa Blanakan dapat dikatagorikan sebagai nelayan penuh, nelayan sambilan utama dan nelayan sambilan tambahan. Berdasarkan kepemilikan unit penangkapan ikan, nelayan di Desa Blanakan dikelompokkan menjadi nelayan pemilik dan nelayan buruh. 4.3 Daerah Penangkapan Ikan Penentuan daerah penangkapan ikan merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan penangkapan ikan. Nelayan desa Blanakan hanya mengandalkan pengalamannya selama melaut dalam menentukan daerah penangkapan ikan. Daerah penangkapan ikan yang dituju adalah perairan Karawang, Blanakan, Sungai Buntu dan Pamanukan dengan kedalaman berkisar antara 30-45 meter. Daerah penangkapan ikan lain yang dituju antara lain perairan pantai Sumatera Selatan dengan kedalaman berkisar antara 25-40 meter, Perairan Laut Cina Selatan dengan kedalaman berkisar antara 30-50 meter dan Perairan Kalimantan Selatan dengan kedalaman berkisar antara 30-40 meter Lampiran 1.

4.4 Produksi Perikanan