Kapal dengan ukuran 10 GT biasanya digunakan untuk mengoperasikan alat tangkap jaring bondet, jaring tegur, jaring udang dan jaring rampus. Alat
tangkap jaring cumi, pancing klotrek dan jaring nilon biasanya dioperasikan menggunakan kapal berukuran 10-20 GT, sedangkan kapal kayu dengan bobot
antara 20-30 GT digunakan sebagai armada penangkapan ikan yang berkelompok seperti unit penangkapan purse seine.
4.2.3 Nelayan
Nelayan merupakan salah satu bagian penting dari unit penangkapan ikan, karena nelayan merupakan pelaku utama dalam proses penangkapan ikan.
Nelayan terlibat langsung dalam aktivitas penangkapan ikan. Pada tahun 2009 penduduk Desa Blanakan berjumlah 11.399 jiwa dengan jumlah kepala keluarga
sebanyak 3.433 jiwa. Dari total 3.433 jiwa tersebut sebanyak 101 jiwa atau 2,95
bekerja sebagai nelayan. Nelayan yang berdomisili di Desa Blanakan dapat
dikatagorikan sebagai nelayan penuh, nelayan sambilan utama dan nelayan sambilan tambahan. Berdasarkan kepemilikan unit penangkapan ikan, nelayan di
Desa Blanakan dikelompokkan menjadi nelayan pemilik dan nelayan buruh. 4.3 Daerah Penangkapan Ikan
Penentuan daerah penangkapan ikan merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan penangkapan ikan. Nelayan desa Blanakan hanya mengandalkan
pengalamannya selama melaut dalam menentukan daerah penangkapan ikan. Daerah penangkapan ikan yang dituju adalah perairan Karawang, Blanakan,
Sungai Buntu dan Pamanukan dengan kedalaman berkisar antara 30-45 meter. Daerah penangkapan ikan lain yang dituju antara lain perairan pantai Sumatera
Selatan dengan kedalaman berkisar antara 25-40 meter, Perairan Laut Cina Selatan dengan kedalaman berkisar antara 30-50 meter dan Perairan Kalimantan
Selatan dengan kedalaman berkisar antara 30-40 meter Lampiran 1.
4.4 Produksi Perikanan
Produksi perikanan laut di PPI Blanakan dihasilkan dari pendaratan hasil tangkapan nelayan pukat cincin, jaring udang, jaring kantong, jaring bondet,
jaring tegur, pancing, jaring sontong. Volume dan nilai produksi ikan yang didaratkan di PPI Blanakan dari tahun 2005 sampai 2009 berfluktuasi, bahkan
cenderung menurun. Volume produksi mencapai 3.917.940 kg dengan nilai Rp21.273.731.000,00 pada tahun 2005, mengalami penurunan sampai tahun 2009
menjadi 3.183.100 kg dengan nilai Rp18.586.292.000,00. Perkembangan volume dan nilai produksi perikanan di PPI Blanakan pada tahun 2005 sampai tahun 2009
dapat dilihat pada Tabel 3, serta Gambar 8 dan 9. Tabel 3 Perkembangan volume dan nilai produksi perikanan di PPI Blanakan
2005-2009
Tahun Volume Produksi
kg Nilai Produksi
Rp
2005 3.917.940
21.273.731.000,00 2006
2.994.785 17.349.948.000,00
2007 3.124.200
17.282.733.000,00 2008
3.370.470 18.648.828.000,00
2009 3.183.100
18.586.292.000,00 Sumber: Diolah dari data KUD Mandiri Mina Fajar Sidik 2010.
Gambar 8 Perkembangan volume produksi di PPI Blanakan 2005-2009.
Gambar 9 Perkembangan nilai produksi di PPI Blanakan 2005-2009.
4.5 Fasilitas Pendukung
Kegiatan penangkapan ikan memerlukan berbagai sarana dan prasarana yang memadai guna kelancaran prosesnya. Pangkalan Pendaratan Ikan PPI Blanakan
merupakan salah satu PPI yang memiliki fasilitas terlengkap dibandingkan dengan PPI lainnya di Kecamatan Blanakan bahkan di Kabupaten Subang. Fasilitas yang
dimiliki PPI Blanakan adalah 1
Fasilitas pokok, terdiri atas dermaga berukuran panjang 48 meter dan kolam pelabuhan berikuran panjang 45 meter, lebar 20 meter dengan kedalaman
minus 4 meter; 2
Fasilitas fungsional, terdiri atas Tempat Pelelangan Ikan TPI, pabrik es, bengkel, galangan kapal, tempat pemasaran, Solar Packed Dealer Nelayan
SPDN; 3
Fasilitas penunjang, terdiri atas MCK, kantin, masjid, kantor pengelola pelabuhan, tempat parkir, kantor pengamanan dan kantor syahbandar.
Fasilitas di PPI Blanakan dalam kondisi baik, kecuali bengkel dan pertokoan. Bengkel dan pertokoan tidak pernah digunakan. Kelancaran kegiatan
pelelangan ikan di PPI Blanakan juga didukung oleh Koperasi Unit Desa KUD Inti Mina Fajar Sidik. KUD ini berperan penting terhadap kelancaran sistem
produksi perikanan di desa tersebut. KUD Mandiri Inti Mina Fajar Sidik Gambar 10 secara resmi didirikan
pada tanggal 23 Mei 1966. Pada awalnya koperasi ini bernama Koperasi Perikanan Laut Miyasa Laksana, lalu pada tahun 1994 berganti nama menjadi
Koperasi Mandiri Inti Mina Fajar Sidik. Hal ini dilakukan sebagai bentuk penghargaan kepada ketua pengurus pertama, yaitu Bapak H Fajar Sidik. Anggota
KUD terdiri atas nelayan dan bakul di sekitar Tempat Pelelangan Ikan. Selama tahun 2007, kontribusi anggota terhadap produksi di TPI KUD Mandiri Mina
Fajar Sidik adalah sebesar 2,95 dan sisanya sebesar 97,05 didominasi oleh nelayan pendatang. Aktivitas usaha KUD Inti Mina Fajar Sidik saat ini meliputi:
1 Tempat Pelelangan Ikan;
2 Unit usaha simpan pinjam;
3 Penyediaan perumahan 150 unit tipe 36120 di atas area lahan 53.500 m
2
; 4
Penyediaan bahan dan alat perikanan;
5 Pertokoan dan pujasera;
6 Unit usaha Solar Packed Dealer Nelayan SPDN; serta
7 Unit pabrik es guna melayani kebutuhan es.
Gambar 10 KUD Mina Mandiri Fajar Sidik, Blanakan. Unit usaha Solar Packed Dealer Nelayan SPDN Gambar 11a melayani
pemenuhan kebutuhan nelayan selama menjalani aktivitas penangkapan ikan di laut. Pabrik es berperan dalam pemenuhan kebutuhan nelayan akan es, dalam hal
ini pengelolaan unit usaha pabrik es ini diserahkan kepada pihak swasta yaitu PT. Tirta Ratna Gambar 11b. Tahun 2009 pabrik es yang dikelola oleh PT. Tirta
Ratna memiliki kapasitas produksi 1.600 balok es per hari dengan nilai Rp6.336.000.000,00.
a b
Gambar 11 SPDN a dan pabrik es b. Tempat Pelelangan Ikan Blanakan Gambar 12a merupakan salah satu
kelembagaan formal yang langsung berinteraksi dengan nelayan. Pengelolaan Tempat Pelelangan Ikan diserahkan kepada KUD Mandiri Inti Mina Fajar Sidik.
Fasilitas lain yang dimiliki oleh PPI Blanakan adalah kantor pengelola pelabuhan
Gambar 12b yang menjadi tempat administrasi terkait sektor perikanan di Blanakan.
a
b Gambar 12 Tempat pelelangan ikan a, kantor pelabuhan b.
5 HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Unit Penangkapan Jaring Arad