2.4.3 Keputusan Presiden Nomor 85 Tahun 1982 Tentang Ketentuan
Mempergunakan Pukat Udang
Pada Tahun 1982, pemerintah mengeluarkan Keputusan Presiden Keppres Nomor 85 Tahun 1982 Tentang Ketentuan Mempergunakan Pukat
Udang. Keputusan ini diterbitkan guna mengatur penggunaan alat tangkap pukat udang untuk menangkap udang di perairan Kepulauan Kei, Tanimbar, Aru, Irian
Jaya dan Laut Arafuru, kecuali di perairan pantai dari masing-masing pulau tersebut yang dibatasi oleh garis isobat 10 meter. Dengan kata lain, Keppres
Nomor 85 Tahun 1982 hanya mengizinkan penggunaan secara terbatas alat tangkap pukat udang, karena di luar wilayah tersebut, ketentuan-ketentuan yang
tertuang pada Keppres Nomor 39 Tahun 1980 tetap berlaku. Adapun Keppres tersebut dikeluarkan karena tersendatnya pengadaan bahan baku udang nasional
setelah Keppres Nomor 39 Tahun 1980 diterbitkan. Selain itu, pertimbangan lainnya yaitu perlu adanya pemanfaatan sumberdaya udang di perairan kawasan
timur Indonesia Solihin 2008. Untuk lebih jelas mengenai Keputusan Presiden Nomor 85 Tahun 1982
tentang Ketentuan Mempergunakan Pukat Udang dapat dilihat pada Lampiran 6.
2.4.4 Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor Per.06Men2008 Tentang Penggunaan Alat Penangkap Ikan Pukat Hela di Kalimantan
Timur Bagian Utara Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan tersebut berisi mengenai aturan
penggunaan alat penangkap ikan pukat hela di Perairan Kalimantan Timur bagian utara. Adapun pertimbangan lahirnya Permen KP Nomor Per.06Men2008
tersebut antara lain: 1
Mengoptimalisasikan pemanfaatan sumber daya ikan secara lestari, meningkatkan kesejahteraan nelayan, dan memperkuat keberadaan
masyarakat nelayan di perairan Kalimantan Timur bagian utara. 2
Alat penangkapan ikan pukat hela merupakan alat tangkap yang sesuai dengan karakteristik danatau kondisi geografis wilayah perairan Kalimantan
Timur bagian utara. Berdasarkan Permen KP Nomor Per.06Men2008, terdapat beberapa
ketentuan daerah operasi pukat hela, yaitu:
1 Jalur I, meliputi perairan di atas 1 satu mil sampai dengan 4 empat mil yang
diukur dari permukaan air pada surut terendah; 2
Jalur II, meliputi perairan di atas 4 empat mil sampai dengan 12 dua belas mil yang diukur dari permukaan air pada surut terendah. Selanjutnya,
ditentukan bahwa: 1
Jalur I hanya diperbolehkan bagi pengoperasian kapal pukat hela dengan ukuran sampai dengan 5 lima gross tonnage GT.
2 Jalur II hanya diperbolehkan bagi pengoperasian kapal pukat hela dengan
ukuran sampai dengan 30 tiga puluh GT. 3
Setiap kapal pukat hela yang wilayah operasinya di jalur I dapat beroperasi di jalur II danatau di atas 12 dua belas mil, dan kapal pukat hela yang
wilayah operasinya di jalur II dapat beroperasi di atas 12 dua belas mil. 4
Setiap kapal pukat hela yang wilayah operasinya di jalur II dilarang beroperasi di jalur I.
Untuk lebih jelas mengenai Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor Per.06Men2008 tentang Penggunaan Alat Penangkap Ikan Pukat Hela di
Kalimantan Timur Bagian Utara dapat dilihat pada Lampiran 7.
2.4.5 Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor Kep.06Men2010 Tentang