Uji Multikolinearitas Uji Heterokedastisitas

b. Jika nilai Asymp.Sig. 2-tailed lebih besar dari 0,05 maka data mengalamai gangguaan distribusi normal. Tabel 4.11 Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Predicted Value N 60 Normal Parameters a,b Mean 20.3000000 Std. Deviation 1.77389751 Most Extreme Differences Absolute .116 Positive .116 Negative -.084 Kolmogorov-Smirnov Z .900 Asymp. Sig. 2-tailed .392 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Sumber: Data Primer, hasil Pengolahan SPSS, 2015 Pada tabel 4.11 terlihat nilai Asymp.Sig. 2-tailed adalah 0,334. Nilai ini menunjukkan bahwa variabel penelitian residual telah berdistribusi normal. Hal ini dapat dilihat melalui perbandingan Asymp.Sig. 2-tailed lebih besar dari 0.05.

4.4.2 Uji Multikolinearitas

Menurut Priyatno 2014, multikolinearitas artinya antarvariabel independen yang terdapat dalam model regresi memiliki hubungan linear yang sempurna atau mendekati sempurna koefisien kolerasinya tinggi atau bahkan bernilai 1. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi kolerasi sempurna atau mendekati sempurna di antara variabel bebasnya. Konsekuensi adanya multikolinearitas adalah koefisien kolerasi tidak tertentu dan kesalahan menjadi sangat besar. Jelas sekali bahwa, uji ini bertujuan untuk menguji apakah ada atau tidaknya kolerasi antara variabel independen. Hasil uji multikolinieritas dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.12 Uji Multikolinearitas Variabel Independen Collinearity Statistics Keputusan Tolerance VIF Kompensasi Finansial 0,781 1,280 Tidak ada multikolinearitas Motivasi Kerja 0,923 1,083 Tidak ada multikolinearitas Lingkungan Kerja 0,661 1,514 Tidak ada multikolinearitas Gaya Kepemimpinan 0,711 1,406 Tidak ada multikolinearitas Sumber: Data Primer, hasil Pengolahan SPSS, 2015 Pada tabel 4.12 menjelaskan tentang besarnya tolerance dan VIF untuk masing-masing variabel independen. Semua variabel independen menunjukkan nilai tolerance lebih besar dari 0,1 dan VIF lebih kecil dari 10. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa tidak adanya masalah multikolinearitas.

4.4.3 Uji Heterokedastisitas

Heterokedastisitas adalah varian residual yang tidak sama pada semua pengamatan di dalam model regresi. Regresi yang baik seharusnya tidak terjadi heterokedastisitas Priyatno, 2014:108. Heterokedastisitas terjadi karena perubahan situasi yang tidak tergambarkan dalam sprsifikasi model regresi. Dengan kata lain, heterokedastisitas terjadi jika residual tidak memiliki varian yang konstan. Pada penelitian ini digunakan metode garfik plot antara nilai prediksi variabel terikat dependen yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Deteksi ada tidaknya heterokedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang tidak diprediksi, dan sumbu X adalah residual Ghozali, 2005:105. Pemeriksaan terhadap gejala heterokedastisitas adalah dengan melihat pola diagram pencar scatter plot yaitu selisih antara nilai Y prediksi dan Y observasi. Hipotesis: 1. Jika diagram pencar yang ada membentuk pola-pola tertentu teratur maka regresi mengalami gangguan heterokedastisitas. 2. Jika diagram tidak membentuk pola yang acak maka regresi tidak mengalami gangguan heterokedastisitas. Gambar 4.3 Scatterplot Dependent Variable Sumber: Data Primer, hasil Pengolahan SPSS, 2015 Berdasarkan gambar 4.3 dapat dilihat bahwa diagram pencar tidak membentu suatu pola tertentu, sehingga dapat disimpulkan bahwa data tidak mengalami gangguan heterokedastisitas.

4.5 Hasil Analisis Regresi Linear Berganda

Dokumen yang terkait

Pengaruh Gaya kepemimpinan dan Iklim Komunikasi terhadap Motivasi kerja Pegawai di Lembaga Penyiaran Publik (LPP) TVRI Sumatera Utara

2 60 156

Pengaruh Motivasi Kerja, Gaya Kepemimpinan, Komunikasi, dan Budaya Organisasi terhadap Kinerja Manajerial dengan Kepuasan Kerja Pegawai sebagai Variabel Intervening (Studi Kasus pada Universitas Islam Sumatera Utara).

8 136 111

PENGARUH KESESUAIAN KOMPENSASI, GAYA KEPEMIMPINAN, MOTIVASI KERJA, DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA PERAWAT RUMAH SAKIT TELOGOREJO.

0 2 50

PENGARUH LINGKUNGAN KERJA KOMPENSASI GAYA KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN Pengaruh Lingkungan Kerja Kompensasi Gaya Kepemimpinan Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan.

0 3 12

PENGARUH LINGKUNGAN KERJA KOMPENSASI GAYA Pengaruh Lingkungan Kerja Kompensasi Gaya Kepemimpinan Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan.

0 2 14

PENGARUH KOMPENSASI FINANSIAL, GAYA KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA Pengaruh Kompensasi Finansial, Gaya Kepemimpinan Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT Asia Marco Di Kabupaten Karanganyar.

0 0 15

PENGARUH KOMPENSASI FINANSIAL, MOTIVASI KERJA, LINGKUNGAN KERJA, DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN PADA RUMAH SAKIT UMUM POLRI BHAYANGKARA MEDAN

1 3 25

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Prestasi Kerja - Pengaruh Kompensasi Finansial, Motivasi Kerja, Lingkungan Kerja Dan Gaya Kepemimpinan Terhadap Prestasi Kerja Pegawai Pada Rumah Sakit Bhayangkara Tk.Ii Medan

0 1 37

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Pengaruh Kompensasi Finansial, Motivasi Kerja, Lingkungan Kerja Dan Gaya Kepemimpinan Terhadap Prestasi Kerja Pegawai Pada Rumah Sakit Bhayangkara Tk.Ii Medan

0 0 8

SKRIPSI PENGARUH KOMPENSASI FINANSIAL, MOTIVASI KERJA, LINGKUNGAN KERJA DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP PRESTASI KERJA PEGAWAI PADA RUMAH SAKIT BHAYANGKARA TK.II MEDAN

0 0 16