Potensi Produksi Tanaman Meranti Pada Sistem silvikultur TPTII
bahwa kandungan hara Ca tanah turun dari rotasi 1 ke rotasi 2 ke rotasi 3 dan ke rotasi 4 Spangenberg et al. 1996.
Penambahan unsur hara Ca dalam pengelolaan tanaman S leprosula dapat dilakukan melalui pemberian rockposphat sebagai pupuk dasar dan pupuk TSP
yang juga mengandung Ca. Pemupukan tersebut belum mencukupi untuk menja- dikan unsur hara Ca tersedia cukup dalam tanah. Selain itu, tambahan unsur Ca
didapat dari air hujan yang masuk ke lahan, menurut Chijicke 1980 dan Sanchez 1976 asupan hara Ca ke tanah dari air hujan sangat kecil. Sebagai contoh, asu-
pan hara Ca pada lahan hutan tanaman Pinus caribaea di Ghana sebesar 12,7 kghatahun dengan curah hujan 1850 mmtahun, pada tanaman kelapa sawit di
Malaysia 12,5 kg hatahun dengan curah hujan 2300 mmtahun dan pada tegakan Gmelina arborea di Panama sebesar 9,51 kghatahun dengan curah hujan rata-
rata 1930 mmtahun.
Magnesium Mg
Unsur hara Mg merupakan unsur hara penting setelah unsur N, P, K dan Ca yang diperlukan tanaman untuk pembentukan klorofil dan mempengaruhi aktivi-
tas enzim. Unsur hara Mg diserap akar tanaman dalam bentuk ion-ion positif Mg
2+
. Keberadaan unsur Mg yang cukup dalam tanah dapat menyeimbangkan ke- suburan tanah. Rata-rata nilai kadar Mg tanah di lokasi penelitian dapat dilihat
pada Tabel 13. Kadar Mg pada Jalur Antara sebesar 4,131 me100 g dan setelah pembuatan
Jalur Tanam mengalami peningkatan menjadi sebesar 4,333 me100 g. Kadar ha- ra Mg setelah pembuatan Jalur Tanam meningkat sebesar 0,202 tetapi secara sta-
tistik yang dilakukan melalui uji T tidak berbeda nyata. Katagori kandungan hara Mg dari Jalur Antara ke Jalur Tanam tidak mengalami perubahan, kedua Jalur
tersebut mempunyai katagori kandungan hara Mg tinggi. Secara keseluruhan kandungan unsur hara penting mengalami penurunan
setelah dilakukan pembuatan Jalur Tanam, kecuali kandungan Magnesium Mg yang mengalami peningkatan. Menurut Hardjowigeno 2005 Mg tersedia di
dalam tanah dalam bentuk kation Mg
2+
. Sumber Mg di dalam tanah diperoleh
dari bahan mineral kelam seperti biotit, augit, horenblende, amfibol dan sebagian berasal dari garam MgSO
4
serta kapur CaMg CO
3 2+
. Sebagian besar bahan-
bahan tersebut akan melapuk dan membentuk kation Mg
2+
ketika terjadi perubahan tutupan tajuk. Dengan terbukanya tutupan tajuk intensitas cahaya
matahari menjadi semakin besar dan curah hujan yang jatuh langsung ke tanah menjadi lebih tinggi. Hal tersebut telah menyebabkan kandungan unsur Mg pada
Jalur Tanam lebih tinggi dibandingkan Jalur Antara.
Karbon C
Kadar bahan organik tanah merupakan parameter kesuburan tanah yang cu- kup penting disamping reaksi tanah pH dan kandungan hara. Bahan organik di-
dalam tanah mempunyai peranan penting dan berfungsi sebagai sumber karbon dan sumber energi bagi jasad renik tanah, untuk stabilisasi agregat tanah, penyo-
kong tanaman dalam menyimpan dan memindahkan udara dan air, sebagai salah satu sumber unsur hara, dapat meningkatkan KTK tanah, menurunkan berat jenis
tanah serta dapat mengurangi efek pestisida, logam berat dan polutan USDA 1996. Bahan organik berguna untuk pembentukan sifat fisik dan biologi tanah
yang secara langsung mempengaruhi tingkat kesuburan tanah. Besarnya kadar C- organik tanah di lokasi penelitian dapat dilihat pada Tabel 13.
Terjadi penurunan kadar C-organik dari Jalur Antara ke Jalur Tanam yaitu dari 2,96 menjadi 2,20, tetapi secara statistik berdasarkan uji T kadar C orga-
nik pada kedua jalur tersebut tidak berbeda nyata. Katagori kandungan unsur
hara C pada kedua jalur tersebut masih tetap sama yaitu pada kondisi sedang. Bahan organik tanah mempunyai peranan besar dalam menentukan sifat
tanah baik fisik, kimia maupun biologi tanah. Bahan organik penting dalam perbaikan sifat-sifat fisik tanah, terutama melalui peningkatan ukuran dan
stabilitas agregat. Peningkatan ukuran dan stabilitas agregat berpengaruh langsung maupun tidak langsung terhadap sifat-sifat fisik tanah lainnya, antara lain
peningkatan kapasitas retensi air dan jumlah air tersedia, peningkatan pori makro dan meso, peningkatan porositas total, peningkatan aerasi dan peningkatan
permeabilitas serta infiltrasi. Di dalam tanah, bahan organik akan mengalami dekomposisi dan
mineralisasi yang hasilnya dapat berupa senyawa organik yang relatif resisten terhadap dekomposisi lanjutan senyawa humat dan sebagian akan dilepaskan
sebagai unsur hara yang dapat dimanfaatkan kembali oleh tanaman. Dengan