Distribusi Diameter Tegakan Tinggal
terjadi peningkatan nilai rata-rata diameter. Dengan demikian tanaman tersebut terkatagori tumbuh normal.
Tabel 4. Pertumbuhan diameter tanaman S. leprosula pada jalur tanam dalam sistem silvikultur TPTII.
Umur Th
Diameter cm
MAI cmth
1 0,36
0,36 2
0,99 0,50
3 1,81
0,60 4
2,78 0,69
5 3,86
0,77 Sebagai pembanding dari hasil penelitian ini perlu dikemukakan hasil
penelitian beberapa IUPHHK yang menerapkan silvikultur TPTII. Pada umur 5 tahun tanaman S. leprosula yang berada di Jalur Tanam di PT. SJM mempunyai
rata-rata diameter sebesar 7,95 cm Sardiyanto 2010, nilai tersebut jauh lebih besar bila dibandingkan dengan hasil penelitian ini yang hanya mencapai 3,86 cm.
Hal ini dimungkinkan karena Plot yang diukur merupakan petak ukur permanen yang dipelihara dengan baik sehingga tanaman yang diukur mempunyai
pertumbuhann yang lebih baik dibandingkan dengan tanaman operasional. Tanaman operasional mempunyai intensitas pemeliharaan hanya mencapai
24,53, sedangkan tanaman PUP pemeliharaannya mencapai 100. IUPHHK
PT. Balik Papan Forest Industri mempunyai tanaman operasional S. leprosula dengan rata-rata diameter 5,57 cm PT. BFI 2010, PT. SBK tanaman
operasionalnya mempunyai rata-rata diameter 11 cm Purnomo et al 2010, PT. Erna Djuliawati mempunyai rata-rata diameter 4,6 cm PT. Erna Djuliawati
2010. Semua IUPHHK tersebut di atas mempunyai rata-rata diameter yang lebih tinggi dibandingkan dengan penelitian ini, kecuali IUPHHK PT. Sarpatim
2010 yang mempunyai tanaman operasional dengan rata-rata diameter 3,7 cm, lebih kecil dibandingkan dengan penelitian ini. Perbedaan tempat tumbuh dan
sumber benih yang sangat variatif merupakan penyebab dari perbedaan pertumbuhan diameter tersebut.
Riap adalah salah satu informasi yang paling esensial dan mendasar dalam penyusunan ketentuan-ketentuan pada perencanaan pengelolaan hutan.
Riap diartikan sebagai pertambahan dimensi tanaman atau tegakan hutan selama selang