Habitat Jenis sasaran tangkap

2.2.5 Umpan

Umpan yang digunakan adalah umpan segar dan umpan buatan. Umpan buatan yang biasa digunakan adalah bulu ayam chicken feader, maupun bahan sintetis berbentuk miniatur hewan yang menyerupai aslinya. Bentuk umpan buatan antara lain berupa miniatur cumi-cumi dan ikan. Umpan yang telah dimakan ikan, maka mata pancing akan tersangkut pada mulut ikan dan pancing ditarik ke perahu Subani dan Barus 1989.

2.2.6 Metode pengoperasian pancing ulur

Posisi para pemancing pada saat pengoperasian pancing ulur adalah berada di bagian haluan, tengah dan buritan. Umpan yang digunakan akan diganti setiap trip. Pada saat pengoperasian, tali pancing diulur ke dalam perairan hingga pemberatnya menyentuh dasar perairan. Jumlah pengangkatan dan penurunan setiap unit pancing tidak sama, karena bergantung pada ikan yang tertangkap Handriana 2007.

2.2.7 Hasil tangkapan pancing ulur

Hasil tangkapan pancing ulur yang dominan adalah ikan layur Trichiurus spp.. Ikan layur umumnya hidup di perairan dalam dengan dasar lumpur, meskipun tergolong ikan demersal, umumya ikan layur muncul ke permukaan pada waktu senja Astuti 2008.

2.2.8 Daerah pengoperasian pancing ulur

Pengoperasian alat pancing ini di daerah karang-karang, di perairan dangkal, perairan dalam, di rumpon-rumpon maupun rumpon dengan kedalaman 2-3 meter. Penggunaan pancing ulur banyak digunakan di daerah perairan Tanjung Pasir, Banten Subani dan Barus, 1989.

2.3 Sumberdaya Ikan Pelagis Besar

2.3.1 Habitat

Habitat ikan pelagis besar berada di kolom dan lapisan permukaan perairan. Berdasarkan habitatnya, ikan pelagis dibagi menjadi pelagis kecil dan pelagis besar. Ikan pelagis besar terdiri atas berbagai jenis ikan seperti : Tenggiri Scomberomous Commerson, Tongkol Euthynnus spp, Tuna Thunnus spp.

2.3.2 Jenis sasaran tangkap

1 Tuna Sirip Kuning - Madidihang Madidihang Thunnus albacares Gambar 3 termasuk dalam ordo Perciformes, famili Scombridae dan genus Thunnus. Ciri-cirinya yaitu bentuk badan yang memanjang, bulat seperti cerutu. Tapisan 26-34 pada busur insang pertama. Memiliki dua cuping atau lidah di antara kedua sirip perutnya. Jari-jari keras sirip punggung pertama 13-14, dan 14 jari-jari lemah pada sirip punggung kedua, diikuti 8-10 jari sirip tambahan. Kemudian sirip dubur berjari-jari lemah 14-15, lalu 7-10 jari-jari sirip tambahan. Satu lunas kuat pada batang sirip ekor diapit dua lunas kecil pada ujungnya. Untuk jenis-jenis dewasa, sirip punggung kedua dan dubur tumbuh sangat panjang, sirip dada cukup panjang. Badan bersisik kecil-kecil, korselet jalur sisik khusus yang mengelilingi badan di daerah sekitar sirip dada bersisik agak besar tetapi tidak nyata. Madidihang termasuk ikan buas, predator, karnivor, dapat mencapai 195 cm, umumnya 50-150 cm, hidup bergerombol kecil Ditjen Perikanan 1990. Sumber: Saanin 1984 Gambar 3 Madidihang - Yellowfin Tuna Thunnus albacares Warna tubuh madidihang bagian atas berpadu antara hitam dan keabu- abuan, kuning perak pada bagian bawah, sirip punggung dan sirip perut. Sirip tambahan berwarna kuning cerah berpinggiran gelap. Pada perut terdapat kurang lebih 20 garis putus-putus warna putih pucat melintang Ditjen Perikanan 1990. Berikut ini adalah klasifikasi ikan tuna menurut Saanin 1984 : Phylum : Chordata Subphylum : Vertebrata Class : Pisces Subclass : Actinopterygii Order : Perciformes Suborder : Scombroidei Family : Scombridae Subfamily : Scombrinae Genus : Thunnus Species : Thunnus albacares 2 Tuna Mata Besar Bigeye Tuna Bigeye Tuna Thunnus obesus Gambar 4 termasuk ordo Perciformes, famili Scombridae dan genus Thunnus dan juga termasuk jenis tuna besar, sirip dada cukup panjang pada individu yang besar dan menjadi sangat panjang pada individu yang sangat kecil. Warna bagian bawah dan perut putih, garis sisi pada ikan yang hidup seperti sabuk berwarna biru membujur sepanjang badan, sirip punggung pertama berwarna kuning terang, sirip punggung kedua dan sirip dubur berwarna kuning muda, jari-jari sirip tambahan finlet berwarna kuning terang, dan hitam pada ujungnya. Menurut Fukofuka dan Itano 2006 vide Faizah 2010 ikan tuna mata besar mempunyai ciri-ciri luar seperti sirip ekor mempunyai lekukan yang dangkal pada pusat celah sirip ekor, pada ikan dewasa matanya relatif besar dibandingkan dengan tuna-tuna yang lain, profil badan seluruh bagian dorsal dan ventral melengkung secara merata, sirip dada pada ikan dewasa 14 - 13 kali fork lenght FL, ikan tuna mata besar dengan ukuran lebih dari 75 cm dengan berat 10 kg mempunyai sirip dada yang lebih panjang dari pada ikan tuna sirip kuning dari ukuran-ukuran yang sebanding. Sumber: Saanin 1984 Gambar 4 Tuna Mata Besar - Bigeye Tuna Thunnus obesus Berikut ini adalah klasifikasi ikan tuna mata besar menurut Collette dan Nauen 1983 vide Faizah 2010 : Phylum : Chordata Subphylum : Vertebrata Class : Osteichthyes Subclass : Actinopterygii Order : Perciformes Suborder : Scombroidei Family : Scombridae Subfamily : Scombrinae Genus : Thunnus Species : Thunnus obesus 3 Cakalang Cakalang Katsuwonus pelamis Gambar 5 termasuk ke dalam ordo Perciformes, famili Scombridae dan genus Katsuwonus. Ciri-ciri ikan cakalang adalah badan memanjang seperti cerutu atau torpedo fusiform dan bentuk tubuh padat agak membulat, memiliki tapis insang gill raker 53-62 buah. Cakalang mempunyai dua sirip dorsal yang terpisah, sirip yang pertama mempunyai 14-16 jari-jari keras, sedangkan sirip kedua mempunyai 7-8 jari-jari lunak. Sirip dada pendek dan pada sirip perut terdapat 7-8 finlet dan terdapat rigi-rigi kedua lebih kecil pada masing-masing sisi perut dan sirip ekor. Pada sirip punggung terdapat 12-16 duri lemah, serta mempunyai 7-9 finlet pada bagian perut. Ikan cakalang tergolong ikan pelagis dan perenang cepat yang mencapai lebih dari 25 mil per jam. Sumber: Saanin 1984 Gambar 5 Cakalang Katsuwonus pelamis Penyebaran cakalang dapat meliputi skala ruang yang luas. Penyebarannya di Indonesia meliputi Samudera Hindia, sepanjang pantai utara dan timur Aceh, pantai barat Sumatera, selatan Jawa, Bali dan Nusa Tenggara. Keberadaannya sangat dipengaruhi oleh kondisi habitat suatu perairan seperti : suhu, makanan, massa air, salinitas dan arus. Kisaran suhu optimum untuk ikan cakalang sekitar 14,7 o C-30 o C. Cakalang merupakan perenang cepat dan melawan arus, mencari makan berdasarkan penglihatan dan sifatnya rakus terhadap makanan. Dalam gerakannya, cakalang mengandalkan loncatan lamban dan membentuk lengkungan Tampubolon 1980. Klasifikasi cakalang menurut Saanin 1984 : Phylum : Chordata Sub phylum : Vertebrata Class : Pisces Subclass : Actinopterygii Order : Perciformes Suborder : Scombroidea Family : Scombridae Subfamily : Scombrinae Genus : Katsuwonus Species : Katsuwonus pelamis

2.4 Alat Bantu Penangkapan Rumpon Laut Dalam