1 PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Palabuhanratu merupakan basis utama perikanan tangkap di bagian selatan Jawa Barat. Posisi Palabuhanratu yang berhadapan langsung dengan Samudera
Hindia, sangat strategis untuk pengembangan sektor perikanan dan kelautan. Dua tahun terakhir ini 2009-2010, telah berkembang dengan pesat unit penangkapan
pancing rumpon. Pancing ini dioperasikan di Samudera Hindia di selatan Teluk Palabuhanratu. Hal ini sangat terkait dengan hasil penelitian Mudjizat 2008
bahwa perairan Teluk Palabuhanratu sudah mengalami kejenuhan operasional. Pancing merupakan alat tangkap yang mempunyai selektivitas tinggi,
karena hasil tangkapannya disesuaikan dengan mata pancing yang digunakan dan sesuai dengan target penangkapannya. Pancing yang digunakan di PPN
Palabuhanratu beragam, diantaranya adalah pancing laut dalam. Pancing laut
dalam ini di operasikan di perairan Samudera Hindia di selatan Jawa, posisi 7
o
-8
o
LS dan 105 -107
BT. Pengoperasian pancing laut dalam ini menggunakan alat bantu penangkapan rumpon sebagai pemikat ikan sasaran tangkap, sehingga
pancing ini biasa disebut sebagai pancing rumpon. Sasaran tangkap pancing rumpon adalah ikan pelagis besar yang exportable, antara lain yellowfin tuna
Thunnus albacares dan cakalang Katsuwonus pelamis. Produksi tuna dari unit penangkapan pancing rumpon pada tahun 2011
berjumlah 3.502.497 kg atau 53,56 dari jumlah tuna yang didaratkan di PPN Palabuhanratu. Pada tahun 2011 telah terjadi peningkatan produksi tuna sebesar
0,73 dari tahun 2010. Jumlah unit penangkapan pancing rumpon meningkat 1,55 pada tahun 2011 dari tahun sebelumnya.
Pancing rumpon mulai dikembangkan di PPN Palabuhanratu pada tahun 2007, dengan tujuan mempermudah nelayan dalam melakukan kegiatan
penangkapan ikan dengan mengubah cara penangkapan ikan dari berburu menjadi memanen ikan di suatu lokasi dan ini dapat memudahkan nelayan untuk
menangkap ikan. Peningkatan jumlah unit penangkapan pancing rumpon tentunya mempunyai alasan tersendiri. Menjadi pertanyaan bagi penulis, betulkah usaha
penangkapan ini memberikan keuntungan, berapa nilai investasi yang diperlukan
untuk melakukan usaha ini. Sehubungan dengan hal tersebut, maka penulis menganggap penting dilakukan penilaian terhadap unit penangkapan pancing
rumpon di Palabuhanratu agar lebih jelas besar investasi yang dibutuhkan dan keuntungan yang akan diperoleh.
1.2 Perumusan masalah