Hasil tangkapan pancing tonda Daerah pengoperasian pancing tonda

cepat, seperti tuna dan cakalang, biasanya ditarik dengan kecepatan kapal antara 6-8 knot Sainsbury 1971. Operasi penangkapan ikan menggunakan pancing tonda biasa dilakukan pada siang hari. Pada saat operasional, satu kapal pancing tonda tidak hanya terdiri atas satu pancing, namun sekaligus beberapa pancing. Penondaan dilakukan dengan mengulurkan tali sekitar dua per tiga dari seluruh panjang tali pancing yang disediakan. Penangkapan ikan dapat dilakukan dengan cara menduga-duga dengan berlayar ke sana dan ke sini atau manoevre, bisa juga terlebih dahulu mencari kawanan ikan atau dapat juga dilakukan di sekitar rumpon Subani dan Barus 1989.

2.1.7 Hasil tangkapan pancing tonda

Secara umum hasil tangkapan utama pancing tonda adalah ikan pelagis besar yang bernilai ekonomis tinggi, seperti tuna dan cakalang yang sering bergerombol. Ikan pelagis yang memiliki kualitas tinggi seperti yellowfin tuna, skipjack, sword fish, dan ikan pelagis besar lainnya Monintja dan Martasuganda 1994. Tuna besar berdasarkan FAO 1983 digolongkan menjadi tujuh spesies yaitu yellowfin tuna Thunnus albacares, bigeye tuna Thunnus obesus, southern bluefin tuna Thunnus maccoyii, northern bluefin tuna Thunnus thynnus, albacore Thunnus alalunga, longtail tuna Thunnus tonggol dan blackfin tuna.

2.1.8 Daerah pengoperasian pancing tonda

Daerah penangkapan ikan fishing ground merupakan daerah operasi penangkapan ikan berlangsung yang diduga sebagai tempat ikan bergerombol. Ikan merupakan organisme yang bersifat mobile, artinya ikan sering berpindah- pindah tempat yang menyebabkan sulitnya menentukan arah dan letak dari perpindahan daerah penangkapan ikan Hetharuca 1983. Jenis ikan yang menjadi target utama penangkapan dengan pancing tonda adalah jenis ikan pelagis yang bernilai ekonomis tinggi, seperti tuna dan cakalang. Oleh karena itu, kedalaman mata pancing tonda disesuaikan dengan swimming layer dari ikan yang menjadi target penangkapan Handriana 2007. Penangkapan ikan di Perairan Palabuhanratu umumnya dilakukan sepanjang tahun dan dikenal dengan dua musim penangkapan yaitu Musim Timur dan Musim Barat. Musim Timur adalah musim dengan jumlah ikan sangat banyak atau berlimpah yaitu pada Bulan Juni-Oktober. Periode ini ditandai dengan angin yang lemah, keadaan laut yang tenang dan curah hujan sedikit. Musim Barat ditandai dengan sedikitnya hasil tangkapan yang didaratkan akibat keadaan perairan yang cukup membahayakan untuk operasi penangkapan ikan. Musim Barat berlangsung pada Bulan November-April atau Mei Pariwono et al. 1998. Menurut Tampubolon 1980, berdasarkan jumlah hasil tangkapan, di Palabuhanratu dapat digolongkan menjadi tiga musim penangkapan ikan, yaitu : 1. Musim banyak ikan Juni – September; 2. Musim sedang ikan Maret – Mei dan Oktober – November; dan 3. Musim kurang ikan Desember – Februari.

2.2 Unit Penangkapan Pancing Ulur