Penentuan produktivitas larva chironomida

40 41

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

4.1.1. Penentuan letak substrat berdasarkan kedalaman dari permukaan air

Penelitian tahap ini digunakan untuk menentukan kedalaman sebagai posisi diletakkannya substrat buatan dari permukaan air. Dasar dari penentuan kedalaman pada tahap ini adalah sebaran vertikal kandungan oksigen terlarut di daerah aktivitas karamba jaring apung KJA. Larva chironomida yang ditemukan di lokasi KJA terdiri dari dua sub famili, yaitu Sub famili Chironominae enam genera: Chironomus, Dicrotendipes, Kiefferulus, Polypedilum, Paratanytarsus, dan Rheotanytarsus serta Sub famili Tanypodinae tiga genera: Ablabesmyia, Pentaneura , and Procladius. Sementara larva chironomida yang ditemukan di lokasi Non-KJA berasal dari dua sub famili, yaitu Sub famili Chironominae enam genera: Chironomus, Dicrotendipes, Kiefferulus, Paratanytarsus, Polypedilum, dan Rheotanytarsus dan Sub famili Tanypodinae tiga genera: Ablabesmyia, Pentaneura , dan Procladius. Jumlah genera yang ditemukan berdasarkan posisi kedalaman substrat 2; 3,5; dan 5 m di lokasi KJA dan Non-KJA berturut-turut adalah 8, 6, 4 dan 9, 7, 7 Tabel 3. Pada Tabel 3, keberadaan chironomida individum 2 dikelompokkan berdasarkan kepadatan per meter persegi. Pada lokasi KJA, terdapat genus Dicrotendipes dan Kiefferulus, dengan kepadatan yang lebih besar dari 100 individum 2 . Sementara, di lokasi Non-KJA, jenis yang melebihi 100 individum 2 adalah Dicrotendipes dan Polypedilum yang diikuti kelompok kedua dengan kepadatan 10 –100 individum 2 , yaitu Ablabesmyia, Chironomus, Pentaneura, dan Polypedilum di lokasi KJA serta Ablabesmyia sp., Chironomus, Kiefferulus, Pentaneura , Paratanytarsus, dan Pseudochironomus di lokasi Non-KJA. Gambar 9 menunjukkan jumlah taksa larva chironomida yang ditemukan beserta kepadatan total larva yang ditemukan di setiap waktu pengambilan contoh di setiap lokasi. Jika dibandingkan antar lokasi, terlihat bahwa larva chironomida yang ditemukan di lokasi Non-KJA memiliki jumlah taksa dan kepadatan yang lebih besar dibandingkan dengan lokasi KJA. Akan tetapi di lokasi KJA terlihat 42 adanya penurunan jumlah taksa dan kepadatan yang menyolok seiring dengan meningkatnya kedalaman. Tabel 3. Jenis-jenis larva chironomida yang ditemukan di lokasi penelitian beserta kisaran jumlah individu yang ditemukan di setiap kedalaman. Genus KJA Non-KJA 2 m

3,5 m 5 m

2 m 3,5 m 5 m Ablabesmyia + – – + + √ Chironomus + + + √ √ √√ Dicrotendipes √√ + – √√ √√ √ Kiefferulus √√ + + √ √ √√ Paratanytarsus + – – + + – Pentaneura √ + + √ √ + Polypedilum √ + – √√ √ + Rheotanytarsus + + – + – – Procladius – – + – – + Individum 2 1 – 183 1 – 8 1 – 8 2 – 110 1 – 66 1 – 303 Jumlah taksa 8 6 4 8 7 7 √√: 100 indm 2 ;  √: 50–100 indm 2 ; : 10-50 indm 2 ; +: 10 indm 2 ; –: tidak ditemukan Parameter kualitas air yang mendukung keberadaan larva chironomida di setiap kedalaman substrat buatan juga diukur. Kualitas air yang diukur meliputi Suhu, kekeruhan,TSS, TDS, pH, DO, dan BOD. Kisaran nilai hasil pengukuran kualitas air parameter-parameter tersebut di kedua lokasi dan di setiap kedalaman substrat buatan disajikan di Tabel 4. Nilai suhu perairan berbeda antar kedalaman pada lokasi KJA dan Non KJA. Suhu semakin rendah dengan bertambahnya kedalaman. Akan tetapi tidak terdapat perbedaan nyata antara lokasi KJA dengan Non KJA Lampiran 3a. Nilai kekeruhan, TSS, dan TDS tidak berbeda nyata antar kedalaman dan lokasi P0,05. Nilai pH perairan tidak berbeda antar kedalaman pada lokasi KJA dan Non KJA. Akan tetapi nilai pH perairan berbeda antara lokasi KJA dengan Non KJA P0,05, Lampiran 3b. Nilai pH di lokasi KJA lebih kecil dibanding lokasi Non KJA. Nilai oksigen terlarut mengalami penurunan seiring dengan bertambahnya posisi kedalaman substrat. Dengan diuji secara statistik nilai oksigen terlarut memiliki perbedaan yang nyata antar kedalaman di lokasi KJA Lampiran 3c, sedangkan di lokasi Non-KJA tidak berbeda nyata P0,05. Akan tetapi terdapat 43 perbedaan yang nyata pada kandungan oksigen terlarut antara lokasi KJA dengan Non-KJA di kedalaman yang sama dengan oksigen terlarut di lokasi KJA lebih kecil dibanding lokasi Non KJA. P0,05; Lampiran 3c. Adapun nilai BOD dan COD tidak berbeda nyata baik antar kedalaman maupun antar lokasi P0,05. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 100 200 300 400 500 600 700 800 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 100 200 300 400 500 600 700 800 K e p a d a ta n in d m 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 100 200 300 400 500 600 700 800 J u m la h t a k sa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 100 200 300 400 500 600 700 800 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 100 200 300 400 500 600 700 800 Minggu ke- Gambar 9. Jumlah taksa dan kepadatan individum 2 larva chironomida dari setiap kedalaman berturut-turut dari atas 2 m, 3,5 m, dan 5 m di kedua lokasi penempatan substrat buatan dari setiap waktu pengambilan contoh. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 100 200 300 400 500 600 700 800 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 5 m 3,5 m 5 m 3,5 m 2 m KJA Non-KJA 2 m