Analisis perkembangan bahan organik pada substrat buatan

44 Pada penelitian tahap ini dilakukan juga pengambilan sampel di substrat alami atau dasar perairan yang memiliki kedalaman sama dengan kedalaman terbesar dari substrat buatan, yaitu 5 m sampel diambil dengan menggunakan alat sampling benthos konvensional Ekman Grab. Akan tetapi pada tahap ini di lokasi KJA tidak dijumpai jenis-jenis larva chironomida, sedangkan di lokasi Non-KJA ditemukan jenis Ablabesmyia. Sudarso 2008 dalam penelitian mengenai komunitas benthos di Waduk Saguling pada kedalaman 5 m hanya menemukan dua jenis chironomida. Kedua genera tersebut termasuk dalam Sub Famili Chironominae Kiefferulus dan Tanypodinae Tanytarsus. Jarang ditemukannya jenis-jenis chironomida di dasar perairan suatu danau atau waduk lebih banyak disebabkan oleh faktor ketersedian oksigen terlarut pada kedalaman tersebut. Real et al. 2000 yang melakukan penelitian di 114 danau dan waduk di Spanyol hanya menemukan larva chironomida di beberapa danau oligotrof, bahkan sampai kedalaman sekitar 20 m. Para peneliti tersebut juga mendapatkan bahwa Chironomus bernensis ditemukan di daerah litoral dan sub litoral yang kaya oksigen dengan kisaran 6,8 –8,5 mgL. Dalam penelitian lain yang dilakukan Heinis Davids 1993 di danau dengan status trofik meso- oligotrof di Belanda juga menemukan bahwa kandungan oksigen di sekitar substrat tempat hidup larva chironomida merupakan faktor utama yang mempengaruhi keberadaan dan penyebaran spesies chironomida. Tabel 4. Kisaran nilai hasil pengukuran kualitas air di lokasi KJA dan Non-KJA di ketiga posisi kedalaman substrat buatan. Parameter KJA Non-KJA Kedalaman 2 m 3.5 m 5 m 2 m

3.5 m 5 m

Kekeruhan NTU 1,5 –2,7 2,9 –7,4 3,1 –5,1 3 –5,1 3,7 –16 5 –28 Suhu o C 26,3 –27,9 25,1–27,6 24,8–27,4 25,6–27,9 25,6–27,1 25,3–26,8 TSS mgL 8 –12 10 –34 4 –18 2 –22 4 –24 12 –116 TDS mgL 130 –244 108 –172 10 –174 98 –176 104 –164 110–186 pH 6,45 –7,06 6,20–6,69 6,16–6,80 6,97–7,30 6,93–7,32 6,76–7,43 DO mgL 2,74 –6,31 1,69–2,73 –1,69 4,85 –8,47 2,73–7,9 5,04–6,96 BOD mgL 1,27 –4,99 0,49–3,09 0,25–3,2 0,75–3,97 0,37–3,98 –2,9 45 Penelitian chironomida di daerah tropis tidak terlalu banyak. Dari beberapa penelitian yang ada di antaranya adalah Yulintine et al. 2007 yang melakukan penelitian di daerah perairan gambut Kalimantan Tengah. Kedalaman perairan pada lokasi penelitian berkisar antara 0,7 –1,6 m dengan kandungan oksigen terlarut 1,59 –2,26 mgL. Pada penelitian yang dilakukan di Danau Lido diperoleh nilai kandungan oksigen terlarut yang tidak berbeda jauh antar kedalaman. Akan tetapi, mengingat kisaran kandungan oksigen di kedalaman 3,5 m dan 5 m yang rendah bahkan tidak ada 0 mgL di kedalaman 5 m, maka kedalaman 2 m sebagai posisi untuk melakukan kajian pada penelitian lanjutan dari perkembangan dan pertumbuhan larva chironomida.

4.1.2. Penelusuran capaian instar larva chironomida

Pada tahap penelusuran capaian instar ini, digunakan massa telur Gambar 10 yang dikumpulkan dari benda-benda seperti, styrofoam, jaring larva ikan, bambu, tali, dan drum yang mengapung di sekitar KJA. Bentuk, ukuran, dan warna massa telur dipilih yang relatif sama semirip mungkin untuk mendapatkan larva chironomida dengan genus dan umur yang seragam. Anggota Famili Chironomidae yang ditemukan pada massa telur yang menjadi objek penelitian tahap ini adalah larva chironomida Subfamili Chironominae, Genus Chironomus Gambar 11. Adapun klasifikasi genus Chironomus menurut Eppler 2001 adalah sebagai berikut. Kingdom : Animalia Filum : Arthropoda Kelas : Insecta Ordo : Diptera Flies Famili : Chironomidae Midges Subfamili : Chironominae Genus : Chironomus Massa telur yang dikumpulkan rata-rata memiliki diameter 5-20 mm Gambar 10 a, dengan jumlah telur berkisar antara 400-800 butir. Telur berbentuk bulat lonjong dengan ukuran panjang dan lebar rata-rata 240 µm dan 80 µm Gambar 10 b. Pada penelitian ini diperoleh informasi bahwa telur memerlukan waktu lebih kurang 17 jam dari waktu pengambilan di Danau Lido