19 dan industri. Berbagai jenis bahan organik yang terdapat di alam ini dirombak
didekomposisi melalui proses oksidasi, yang dapat berlangsung dalam suasana aerob keberadaan oksigen maupun anaerob tanpa oksigen. Produk hasil akhir
dari dekomposisi atau oksidasi bahan organik pada kondisi aerob adalah senyawa- senyawa yang stabil. Sementara produk akhir dari dekomposisi pada kondisi
anaerob, selain karbondioksoda dan air, juga berupa senyawa-senyawa yang tidak stabil dan bersifat toksik, misalnya amonia, metana, dan hidrogen sulfida.
Keberadaan bahan organik di perairan juga dapat menjadi sumber makanan bagi beberapa kelompok organisme, terutama kelompok organisme pemakan detritus
Pinder 1986.
2.4.5. Nilai pH
Puissance d’Hydrogen pH atau kekuatan hidrogen didefinisikan sebagai
logaritma negatif dari ion hidrogen GoldmanHorne 1983. Nilai pH penting untuk mengindikasikan jumlah ion hidrogen bebas yang berada di dalam air
karena adanya logaritma negatif pH= -log
10
[H
+
]. Perkiraan dari alkalinitas, karbondioksida, dan reaksi asam basa diperoleh dengan menggunakan nilai pH.
Konsentrasi ion hidrogen juga merupakan salah satu indikator utama untuk evaluasi kualitas air permukaan mengontrol reaksi kimia berbagai nutrien di
danau Goldman Horne 1983. Derajat keasaman pH normal memiliki nilai 7 sementara bila nilai pH 7
menunjukkan zat tersebut memiliki sifat basa, sedangkan nilai pH 7 menunjukkan keasaman. Nilai pH=0 menunjukkan derajat keasaman tertinggi,
dan pH 14 menunjukkan derajat kebasaan tertinggi. Umumnya indikator sederhana yang digunakan adalah kertas lakmus yang berubah menjadi merah bila
keasamannya tinggi dan biru bila keasamannya rendah. Selain mengunakan kertas lakmus, indikator asam basa dapat diukur dengan pH meter yang bekerja
berdasarkan prinsip elektrolitkonduktivitas suatu larutan. Nilai pH bersama suhu perairan, oksigen terlarut, nitrat, alkalinitas, ukuran
partikel, dan kandungan bahan organik merupakan beberapa faktor yang mempengaruhi kekayaan jenis, kelimpahan, komposisi, dan distribusi
chironomida di ekosistem perairan Pinder 1986, Rossaro 1991, Lobinske et al. 1996. Woodcock et al. 2005 dalam penelitiannya menemukan bahwa ada
20 empat genus chironomida yang menyukai nilai pH tertentu. Genera
Paratanytarsus , Procladius Psilotanypus, dan Thienemannimyia menyukai pH
tinggi; sementara Genus Tanytarsus menyukai pH rendah.
21
3. METODE PENELITIAN
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian utama dilaksanakan di Danau Lido Gambar 5 yang terletak diketinggian 502,2 m dpl. Terdapat dua titik di danau yang digunakan sebagai
lokasi peletakan substrat untuk kebutuhan penelitian. Lokasi pertama berada pada koordinat 106
o
48’42” BT dan 06
o
44’29” LS, sedangkan lokasi kedua berada pada koordinat 106
o
48’30” BT dan 06
o
44’47” LS. Lokasi satu adalah kawasan dengan karamba jaring apung KJA, sedangkan lokasi dua merupakan kawasan yang
tidak terdapat karamba jaring apung Non-KJA Lampiran 1. Penelitian juga dilakukan di laboratorium pada Bagian Produktivitas dan Lingkungan Perairan,
Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, IPB. Seluruh rangkaian penelitian dilaksanakan dari Bulan Maret 2009
sampai dengan Bulan Juli 2011.
outlet
inlet
Gambar 5. Peta lokasi dan peletakan substrat buatan di Danau Lido. I, lokasi Karamba Jaring Apung KJA; II, lokasi tanpa Karamba Jaring Apung
Non-KJA. Sumber: pengukuran koordinat di lapangan dan peta Bakosurtanal 2000