Peranan Pengusaha Besar Peranan Pengusaha KecilKoperasi Peranan Pembina

27 usahatani dan pasca panen yang berbeda antara kemitraan usaha besar dengan kemitraan yang beskala menengah dan kecil. 9. Pentingnya konsolidasi kelembagaan di tingkat petani agar petani tetap berada pada posisi yang menguntungkan dalam kemitraan. 10. Meletakan integrasi koordinasi vertikal secara tepat. 11. Kemitraan juga harus mengandung kewirausahaan agar dapat menghasilkan produk hortikutura yang berdaya saing Syahyuti, 2006 dalam Daryanto, H, 2009, dan 12. Kemitraan usaha harus memiliki dukungan sistem informasi yang baik.

3.1.6. Peranan Pelaku Kemitraan

Sebagai upaya untuk mewujudkan kemitraan usaha yang mampu memberdayakan ekonomi rakyat sangat dibutuhkan adanya kejelasan peran masing-masing pihak yang terlibat dalam kemitraan tersebut. Dengan demikian, diharapkan terukur seberapa jauh pihak-pihak yang terkait telah menjalankan tugas dan pernanannya secara baik. Berbagai peran dari pelaku kemitraan usaha tersebut adalah sebagai berikut Hafsah, 2000:

3.1.6.1. Peranan Pengusaha Besar

Pengusaha besar melaksanakan pembinaan dan pengembangan kepada pengusaha kecilkoperasi dalam hal : 1. Memberikan bimbingan dalam meningkatkan kualitas SDM pengusaha kecil atau koperasi, baik melalui pendidikan, pelatihan, dan pemagangan dalam bidang kewirausahaan, manajemen, dan keterampilan teknis produksi. 2. Menyusun rencana usaha dengan pengusaha kecilkoperasi mitranya untuk disepakati bersama. 3. Bertindak sebagai penyandang dana atau penjamin kredit untuk permodalan pengusaha kecil atau koperasi mitranya. 4. Memberikan bimbingan teknologi kepada pengusaha kecil atau koperasi. 5. Memberikan pelayanan dan penyediaan sarana produksi untuk keperluan usaha bersama yang disepakati. 6. Menjamin pembelian hasil produksi pengusaha kecil atau koperasi sesuai dengan kesepakatan yang telah disepakati bersama. 28 7. Promosi hasil produksi untuk mendapatkan pasar yang baik. 8. Pengembangan teknologi yang mendukung pengembangan usaha dan keberhasilan kemitraan.

3.1.6.2. Peranan Pengusaha KecilKoperasi

Dalam melaksanakan kemitraan usaha, pengusaha kecilkoperasi didorong untuk melakukan : 1. Bersama-sama dengan pengusaha besar mitranya melakukan penyusunan rencana usaha untuk disepakati. 2. Menerapkan teknologi dan melaksanakan ketentuan sesuai hasil kesepakatan dengan pengusaha besar mitranya. 3. Melaksanakan kerjasama antar sesama pengusaha kecil yang memiliki usaha sejenis dalam rangka mencapai skala usaha ekonomi untuk mendukung kebutuhan pasokan produksi pengusaha besar mitranya. 4. Mengembangkan profesionalisme untuk meningkatkan kemampuan atau keterampilan teknis produksi dan usaha.

3.1.6.3. Peranan Pembina

Peranan lembaga pembinaan ini pada intinya adalah menciptakan iklim yang kondusif bagi pengembangan kemitraan usaha serta terwujudnya kemitraan usaha yang dapat memberikan manfaat kepada pihak-pihak yang bermitra. Secara lebih rinci peran lembaga Pembinaan tersebut adalah : 1. Meningkatkan pembinaan kemampuan kewirausahaan dan manajemen pengusaha kecil atau koperasi. 2. Membantu penyediaan fasilitas permodalan dengan skim-skim kredit lunak dengan prosedur yang sederhana sehingga mampu diserap dan dimanfaatkan oleh pengusaha kecil. 3. Mengadakan penelitian, pengembangan usaha, pelayanan, penyediaan informasi bisnis, promosi peluang pasar dan peluang usaha yang akurat dan aktual pada setiap wilayah. 4. Melakukan koordinasi dalam pembinaan pengembangan usaha, pelayanan, penyediaan informasi bisnis, promosi peluang pasar dan peluang usaha yang akurat dan aktual pada setiap wilayah. 29 5. Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia baik SDM aparat maupun pengusaha kecil melalui pendidikan, pelatihan, inkubator, magang, studi banding dan sebagainya. 6. Bertindak sebagai arbitrase atau penengah dalam pembinaan dan pengawasan pelaksanaan kemitraan usaha di lapangan agar berjalan sebagaimana yang diharapkan.

3.2. Sistem Agribisnis

Menurut Krisnamurthi 1997 agribisnis merupakan konsep dari suatu sistem yang integratif yang terdiri dari beberapa subsistem yaitu subsistem pengadaan sarana produksi pertanian, subsistem produksi usahatani, subsistem pengolahan industri hasil pertanian, subsistem pemasaran hasil pertanian dan subsistem kelembagaan penunjang kegiatan pertanian. Keterkaitan antar subsistem agribisnis sayuran dikatakan baik apabila : 1. Subsistem sarana produksi yang didukung oleh industri primer backward linkage , seperti pabrik pupuk, pestisida, peralatan pertanian dan penanganan benih, ternyata berkaitan erat dengan tersedianya sumberdaya alam agroekosistem, komoditas, dsb di wilayah yang bersangkutan. Subsistem sarana produksi inilah yang menjadi salah satu penentu berhasil atau tidaknya subsistem produksi usahatani. 2. Subsistem produksi ditentukan oleh ketersediaan sumber daya alam, sumber daya manusia tenaga kerja dan dukungan dari subsistem sarana produksi. Kemudian hasil produksi komoditas sayuran tersebut ada yang mengalir langsung ke subsistem pemasaran dengan atau tanpa pemberian perlakuan terlebih dahulu material handling. Sementara itu, ada pula dari komoditas sayuran tersebut yang menjadi bahan baku untuk produk olahan sehingga perlu masuk dahulu ke subsistem penanganan dan pengolahan hasil, sebelum produk olahan tersebut mengalir ke subsistem pemasaran. 3. Subsistem penanganan dan pengolahan hasil juga tergantung dari hasil subsistem produksi dan tersedianya sumberdaya manusia. Hal ini menunjukan bahwa industri pengolahan hasil pertanian sangat tergantung dari berjalan atau tidaknya subsistem produksi usahatani yang pada umumnya sangat peka terhadap masalah ketidakpastian harga dan produksi.