34
Berdasarkan sumbernya modal dapat diperoleh dari; a Milik sendiri, b Pinjaman atau kredit, c dari usaha lain dan, e Kontrak sewa Hernanto, 1989.
3.3.5. Pengelolaan
Hernanto 1989 menyatakan bahwa pengelolaan usahatani adalah kemampuan petani menentukan, mengorganisir, dan mengkoordinasikan faktor-
faktor produksi yang dikuasainya sebaik-baiknya dan mampu memberikan produksi pertanian sebagaimana yang diharapkan.
3.4. Penerimaan Usahatani
Penerimaan usahatani adalah nilai produk total usahatani dalam jangka waktu tertentu. Penerimaan ini mencakup semua produk yang dijual, dikonsumsi
rumah tangga petani, digunakan dalam usahatani untuk bibit, dan yang digunakan sebagai pembayaran yang disimpan. Penilaian ini berdasarkan perkalian antara
total produksi dengan harga pasar yang berlaku. Menurut Soekartawi et al 1986, penerimaan total usahatani farm receipt didefinisikan sebagai nilai uang yang
diterima dari penjualan pokok usahatani. Penerimaan tunai usahatani tidak mencakup uang untuk keperluan usahatani.
Pendapatan kotor usahatani gross farm income didefinisikan sebagai nilai produk total usahatani dalam jangka waktu tertentu, baik yang dijual maupun
yang tidak dijual. Istilah lain untuk pendapatan kotor usahatani adalah nilai produksi value of production atau penerimaan kotor usahatani gross return.
Dalam menaksir pendapatan kotor, semua komponen produk yang tidak dijual harus dinilai berdasarkan harga pasar. Pendapatan kotor usahatani adalah ukuran
hasil perolehan total sumberdaya yang digunakan dalam usahatani Soekartawi et al
, 1986. Pengeluaran total usahatani total farm expense merupakan nilai semua
masukan yang habis terpakai atau dikeluarkan di dalam produksi, termasuk tenaga kerja keluarga petani. Selisih antara pendapatan kotor dan pengeluaran total
usahatani disebut pendapatan bersih usahatani. Pendapatan bersih usahatani dapat digunakan untuk mengukur imbalan yang diperoleh keluarga petani dari
penggunaan faktor-faktor produksi kerja, pengelolaan dan modal milik sendiri atau modal pinjaman yang diinvestasikan ke dalam usahatani. Oleh karena itu,
35
pendapatan bersih usahatani merupakan ukuran keuntungan usahatani yang dapat dipakai untuk dapat membandingkan penampilan beberapa usahatani Soekartawi
et al , 1986. Ukuran yang sangat berguna untuk menilai penampilan usahatani
kecil adalah penghasilan bersih usahatani net farm earnings. Angka ini diperoleh dari pendapatan bersih usahatani dengan mengurangkan bunga yang dibayarkan
kepada modal pinjaman Soekartawi et al, 1986. Pendapatan yang besar tidak selalu menunjukkan efisiensi yang tinggi
karena ada kemungkinan pendapatan yang besar itu diperoleh dari investasi yang berlebihan. Oleh karena itu, dalam analisis pendapatan usahatani selalu diikuti
dengan pengukuran efisiensi. Menurut Tjakrawiralaksana dan Soeriatmaja 1983, analisis hubungan penerimaan dan biaya RC rasio dapat dipakai untuk melihat
keuntungan relatif dari kegiatan cabang usahatani berdasarkan perhitungan finansial. Dalam analisis ini akan diuji seberapa jauh setiap nilai rupiah, biaya
yang dipakai dalam kegiatan cabang usahatani yang bersangkutan dapat memberikan sejumlah nilai penerimaan sebagai manfaatnya. Jika unsur
penerimaan dan biaya total telah diperoleh maka RC rasio dapat dihitung.
3.5. Konsep Biaya Usahatani