42
Agro Farm melakukan 2 jenis kegiatan budidaya, yaitu: a.
Budidaya sayuran konvensional non organik b.
Budidaya sayuran organik Kegiatan budidaya sayuran konvensional ini telah berlangsung kurang
lebih 10 tahun yang lalu, yaitu mulai awal didirikannya kelompok tani Agro Farm. Hingga saat ini jenis tanaman yang dibudidayakan lebih dari 30 jenis tanaman,
diantaranya seperti tertera dalam tabel di bawah ini :
Tabel 6 . Beberapa Jenis Sayuran Produksi Agro Farm
No Jenis Sayuran
Jenis Herbal Lokal
Jepang Korea
1 Bayam
Daikon Shigemsi
Mint 2
Kangkung Nasubi
Kowari Kiwari
3 Caysim
Satsuma imo Altari
Sage 4
Pakchoy Sato imo
Yolmu Taragon
5 Selada kriting
Gobo Gogo masum
Mitsuba 6
Selada Merah Edamame
Knip Rosmerry
7 Daun Bw.Silfa
Kyuuri Knip son
Tarogon 8
Terung Zukini
Zukini Time
9 Brokoli
10 Wortel
Sumber: Agro Farm 2010
5.2. Karakteristik Petani Wortel Responden
Salah satu faktor yang berpengaruh terhadap keberhasilan usahatani yaitu faktor internal berupa karakteristik dari petani. Kinerja petani sebagai pengelola
akan mempengaruhi hasil usahatani. Petani wortel yang dijadikan responden berjumlah 32 orang yang terdiri dari 16 orang petani wortel mitra dan 16 orang
petani wortel non mitra. Karakteristik petani yang dilihat meliputi umur, luas lahan, tingkat pendidikan, dan tingkat pengalaman Lampiran 2 dan 3.
Berdasarkan Lampiran 2 dan 3, dapat dilihat pada umumnya petani responden berumur 30 tahun ke atas. Petani responden mitra yang berusia lanjut,
yaitu yang berusia di atas 60 tahun terdiri dari tiga orang petani. Sebagian kecil petani mitra berusia lanjut tersebut mengikuti kemitraan tertarik pada kemudahan
yang diberikan Agro Farm dalam membudidayakan wortel. Umumnya petani
43
responden berada pada usia produktif. Kisaran usia produktif memungkinkan petani dalam meluaskan pasar sehingga para petani dapat mengembangkan
usahanya dengan baik. Tingkat pendidikan formal petani responden umumnya masih dapat
dikatakan rendah dengan tingkat pendidikan SLTP dan SMA. Tingkat pendidikan petani sangat berpengaruh terhadap pengambilan keputusan usaha dan membantu
petani dalam menganalisa peluang pasar sehingga petani dapat memperoleh benefit
yang diharapkan. Jika dilihat dari tingkat pengalaman, para petani wortel responden pada
umumnya tergolong cukup berpengalaman dengan tingkat pengalaman rata-rata tiga tahun. Pengalaman berperan penting dalam menjalankan usahatani termasuk
wortel karena dengan pengalaman, para petani memiliki skill keterampilan yang diperlukan dalam usahanya. Pengalaman dapat memberikan petani gambaran
mengenai dinamika usahatani sayuran termasuk usahatani wortel sehingga menjadi bekal bagi petani dalam mengambil keputusan usaha.
5.3. Gambaran Umum Budidaya Wortel
Wortel adalah sayuran yang sudah sangat dikenal masyarakat Indonesia dan populer sebagai sumber vitamin A karena memiliki kadar karotena
provitamin A. Selain itu, wortel juga mengandung vitamin B, vitamin C, sedikit vitamin G, serta zat-zat lain yang bermanfaat bagi kesehatan manusia. Sosok
tanamannya berupa rumput dan menyimpan cadangan makanannya di dalam umbi. Mempunyai batang pendek, berakar tunggang yang bentuk dan fungsinya
berubah menjadi umbi bulat dan memanjang. Umbi berwarna kuning kemerah- merahan, berkulit tipis, dan jika dimakan mentah terasa renyah dan agak manis.
Berikut adalah cara budidaya wortel
8
:
Syarat Tumbuh Wortel
Wortel merupakan tanaman subtropis yang memerlukan suhu dingin 22- 24° C, lembab, dan cukup sinar matahari. Di Indonesia kondisi seperti itu
biasanya terdapat di daerah berketinggian antara 1.200-1.500 m dpl. Sekarang
8
Koleksiweb.com. 2010. Cara Budidaya Wortel. http:www.koleksiweb.comalampertanian-alamcara-budidaya-wortel.html
. [08-03-2011].
44
wortel sudah dapat ditanam di daerah berketinggian 600 m dpl. Dianjurkan untuk menanam wortel pada tanah yang subur, gembur dan kaya humus dengan pH
antara 5,5-6,5. Tanah yang kurang subur masih dapat ditanami wortel asalkan dilakukan pemupukan intensif. Kebanyakan tanah dataran tinggi di Indonesia
mempunyai pH rendah. Bila demikian, tanah perlu dikapur, karena tanah yang asam menghambat perkembangan umbi.
Pedoman Budidaya Wortel
Tanah yang akan ditanami wortel diolah sedalam 30-40 cm. Tambahkan pupuk kandang sebanyak 1,5 kgm2 agar tanah cukup subur. Bila tanah termasuk
miskin unsur hara dapat ditambahkan pupuk urea 100 kgha, TSP 100 kgha, dan KCl 30 kgha. Selanjutnya dibuatkan bedengan selebar 1,5-2 m dan panjangnya
disesuaikan dengan lahan. Tinggi bedengan di tanah kering adalah 15 cm, sedangkan untuk tanah yang terendam, tinggi bedengan dapat lebih tinggi lagi. Di
antara bedengan perlu dibuatkan parit selebar sekitar 25 cm untuk memudahkan penanaman dan pemeliharaan tanaman. Kebutuhan benih wortel adalah 15-20
g10 m2 atau 15-20 kgha. Benih wortel yang baik dapat dibeli di toko-toko tanaman atau membenihkan sendiri dari tanaman yang tua. Benih wortel dapat
langsung disebarkan tanpa disemai dahulu. Sebelumnya, benih direndam dalam air sekitar 12-24 jam untuk membantu proses pertumbuhan. Kemudian, benih
dicampur dengan sedikit pasir, lalu digosok-gosokkan agar benih mudah disebar dan tidak melekat satu sama lain. Benih ditabur di sepanjang alur dalam bedengan
dengan bantuan alat penugal, lalu benih ditutupi tanah tipis-tipis. Berikutnya, bedengan segera ditutup dengan jerami atau daun pisang untuk menjaga agar
benih tidak hanyut oleh air. Jika tanaman telah tumbuh antara 10-14 hari, jerami atau daun pisang segera diangkat.
45
Gambar 7. Kegiatan Pembuatan Bedengan
Pemeliharaan
Setelah tanaman tumbuh segera dilakukan pemeliharaan. Pemeliharaan pertama adalah penyiraman yang dapat dilakukan sekali sehari atau dua kali sehari
jika udara sangat kering. Cara pemberian air yang lain ialah dengan jalan menggenangi parit di antara bedengan. Cara seperti ini dapat dilakukan bila
terdapat saluran drainase. Tanaman yang telah tumbuh harus segera diseleksi. Caranya cabutlah tanaman yang lemah atau kering, tinggalkan tanaman yang sehat
dan kokoh. Tindakan ini sekaligus diikuti dengan penjarangan yang berguna untuk memberikan jarak dalam alur dan menjaga tercukupinya sinar matahari
sehingga tanaman tumbuh subur. Penjarangan menghasilkan alur yang rapi berjarak antara 5-10 cm. Pemeliharaan selanjutnya adalah pemupukan yang sudah
dapat dilakukan sejak tanaman berumur dua minggu berupa 50 kg Ureaha, disusul pemberian kedua 1 atau 1,5 bulan kemudian berupa urea sebanyak 50
kgha dan KCl 20 kgha. Dosis dapat berubah sesuai kondisi tanah dan rekomendasi pemupukan yang ada. Cara pemupukan adalah dengan menaburkan
pupuk pada alur sedalam 2 cm yang dibuat memanjang berjarak sekitar 5 cm dari alur tanaman. Ketika tanaman berumur satu bulan perlu dilakukan penyiangan dan
pendangiran. Tujuannya agar tanaman tidak terganggu oleh gulma dan menjaga agar akar tanaman tidak terkena sinar matahari secara langsung.
46
Hama dan Penyakit Wortel
Ada beberapa hama yang penting diketahui karena sering menyerang tanaman wortel di Indonesia, di antaranya sebagai berikut. Manggot-manggot
Psila rosae Umbi wortel yang terserang memperlihatkan gejala kerusakan berlubang dan membusuk akibat gigitan pada umbi. Penyebab kerusakan ini
adalah sejenis lalat wortel yang disebut manggot-manggot Psila rosae. Periode aktif perusakan adalah saat larva lalat ini memakan umbi selama 5-7 minggu
sebelum berubah menjadi kepompong. Umbi yang telah terserang tidak dapat diperbaiki, sebaiknya dicabut dan dibuang. Pencegahannya, saat tanaman wortel
masih muda disiram dengan larutan Polydo 120 g dicampur air sebanyak 100 liter. Untuk lebih meyakinkan hasilnya, pemberian Polydol diulangi lagi 10 hari
kemudian. Semiaphis dauci, serangan hama ini ditandai dengan terhentinya pertumbuhan, tanaman menjadi kerdil, daun-daun menjadi keriting, dan dapat
menyebabkan kematian. Hama ini umumnya menyerang tanaman muda sehingga menyebabkan kerugian besar. Hama perusak ini adalah serangga berwarna abu-
abu bernama Semiaphis dauci. Pemberantasan dan pengendaliannya dilakukan dengan menyemprotkan Polydol 20 g dicampur air 100 liter atau dapat pula
menggunakan Metasyttox 50 g dicampur air 100 liter. Penyakit-Penyakit tanaman wortel yang dianggap penting antara lain sebagai berikut. Bercak daun
cercospora , penyakit ini ditandai dengan bercak-bercak bulat atau memanjang
yang banyak terdapat di pinggir daun sehingga daun mengeriting karena bagian yang terserang tidak sama pertumbuhannya dibanding bagian yang sehat.
Penyebab penyakit ini adalah jamur Cercospora carotae yang penyebarannya dibantu oleh angin. Bagian tanaman yang lebih dahulu terserang adalah daun
muda. Pengendaliannya dengan menanam biji yang sehat, menjaga sanitasi, tanaman yang telah terserang dicabut dan dipendam, serta pergiliran tanaman.
Cara pengendalian yang lain adalah dengan menyemprotkan fungisida yang mengandung zineb dan maneb, yaitu Velimex 80 WP sebanyak 2-2,5 g1 dengan
volume semprot 400-800 1ha. Busuk hitam hawar daun, gejala penyakit ini ditandai dengan bercak-bercak kecil berwarna cokelat tua sampai hitam bertepi
kuning pada daun. Bercak dapat membesar dan bersatu sehingga mematikan daun- daun menghitam. Tangkai daun yang terinfeksi menyebabkan terjadinya bercak
47
memanjang berwarna seperti karat. Gejala pada akar baru tampak setelah umbi akar disimpan. Pada akar timbul bercak berbentuk bulat dan tidak teratur, agak
mengendap dengan kedalaman sekitar 3 mm. Jaringan yang busuk berwarna hitam kehijauan sampai hitam kelam. Terkadang timbul pula kapang kehitaman pada
permukaan bagian yang busuk. Penyebab penyakit ini adalah jamur Alternaria dauci
yang semula disebut Macrosporium carotae. Pengendaliannya dengan pergiliran tanaman, sanitasi, penanaman benih yang sehat, dan membersihkan
tanaman yang telah terserang dicabut dan dipendam atau dibakar. Dapat juga digunakan fungisida, misalnya Velimex 80 WP sebanyak 2-2,5 g1 dengan volume
semprot 400-800 1ha. Tanaman wortel yang mendapatkan perawatan dan penanganan yang tepat akan tumbuh subur seperti pada gambar 8.
Gambar 8. Hamparan Tanaman Wortel Sepanjang Bedengan
Panen dan Pasca Panen
Wortel dapat dipanen setelah 100 hari tergantung dari jenisnya. Pemanenan tidak boleh terlambat karena umbi akan semakin mengeras berkayu
sehingga tidak disukai konsumen. Cara pemanenan dilakukan dengan jalan mencabut umbi beserta akarnya. Untuk memudahkan pencabutan sebaiknya tanah
digemburkan dahulu. Pemanenan sebaiknya dilakukan pagi hari agar dapat segera dipasarkan. Sebelum wortel yang dipanen tersebut dipasarkan, dilakukan
48
pencucian tanaman wortel hasil panen agar tidak terdapat tanah yang masih menempel pada tanaman wortel.
Gambar 9. Pencucian Tanaman Wortel Hasil Panen
49
VI. HASIL DAN PEMBAHASAN