3.7.1 Uji Multikolinearitas
Salah satu asumsi model regresi linear klasik adalah bahwa tidak terdapat multikolinearitas di antara variabel yang menjelaskan yang termasuk dalam model
Gujarati,  1978.    Istilah  multikolinearitas  kolinearitas  ganda  pertama  kali ditemukan  oleh  Ragnar  Frisch,  yang  berarti  adanya  hubungan  linear  yang
sempurna  atau  pasti  diantara  beberapa  atau  semua  variabel  penjelas  bebas  dari model  regresi  ganda.  Selanjutnya,  istilah  multikolinearitas  digunakan  dalam  arti
yang lebih luas, yaitu untuk terjadinya koreasi linear yang tinggi diantara variabel- variabel  penjelas  X
1
,X
2
,.....X
p
Setiawan  dan  Kusrini,  2010.  Cara  mendeteksi adanya  multikolinearitas  yaitu  jika  R-squared  tinggi,  tetapi  variabel  yang
signifikan hanya sedikit. Adapun konsekuensi dari adanya multikolinearitas ini yaitu:
1.  Apabila  terjadi  multikolinearitas  yang  sempurna,  maka  koefisien  regresi  yang unik tidak dapat diperoleh dengan menggunakan metode kuadrat terkecil.
2.  Jika  terjadi  masalah  multikolinearitas  yang  mendekati  sempurna,  maka  hasil perkiraan  dengen  metode  kuadrat  terkecil  masih  tetap  tak  bias,  tetapi  tidak
efisien variansinya tidak minimum. 3. Terjadinya kontradiksi antara hasil pengujian hipotesis parameter regresi secara
serentak melalui uji F dangan hasil pengujian parameter regresi secara individu melalui uji t.
Untuk  mengatasi  masalah  multikolinearitas  dalam  model  maka  dapat digunakan beberapa cara berikut ini: adanya informasi apriori; penggabungan data
cross  section  dengan  time  series;  mengeluarkan  suatu  variabel  atau  lebih  dan kesalahan spesifikasi; transformasi variabel-variabel, dan penambahan data baru.
3.7.2 Uji Heteroskedastisitas
Homoskedastisitas berarti bahwa variasi dari error bersifat konstan tetap atau  disebut  juga  identik.  Kebalikannya  adalah  kasus  heteroskedastisitas,  yaitu
jika  kondisi  variansi  error-nya  tidak  identik.  Pada  model  regresi,  apabila  semua asumsi  klasik  dipenuhi,  kecuali  satu,  yaitu  terjadi  heteroskedastisitas,  maka
pengingat kuadrat terkecil masih tetap tak bias dan konsisten, tetapi tidak efisien variansi membesar.   Untuk mendeteksi adanya heteroskedastisitas, dalam hasil
olahan  data  penel  dengan  eviews  dengan  menggunakan  metode  General  Least
Squared  Cross  Section  Weight,  caranya  adalah  dengan  membandingkan  nilai sum  squared  resid  pada  weighted  statistic  dengan  sum  squared  resid  pada
unweighted  statistic.  Jika  sum  squared  resid  pada  weighted  statistic  lebih  kecil daripada  sum  squared  resid  pada  unweighted  statistic  maka  terdapat
heteroskedastisitas.  Langkah  yang  dapat  dilakukan  untuk  mengatasi  masalah heterosedastisitas  adalah  dengan  mengestimasi  General  Least  Squared  GLS
dengan  white  heterocedasticity.  Selain  itu  dapat  juga  dilakukan  dengan pembobotan Cross Section SUR.
3.7.3 Uji Autokorelasi