Squared  Cross  Section  Weight,  caranya  adalah  dengan  membandingkan  nilai sum  squared  resid  pada  weighted  statistic  dengan  sum  squared  resid  pada
unweighted  statistic.  Jika  sum  squared  resid  pada  weighted  statistic  lebih  kecil daripada  sum  squared  resid  pada  unweighted  statistic  maka  terdapat
heteroskedastisitas.  Langkah  yang  dapat  dilakukan  untuk  mengatasi  masalah heterosedastisitas  adalah  dengan  mengestimasi  General  Least  Squared  GLS
dengan  white  heterocedasticity.  Selain  itu  dapat  juga  dilakukan  dengan pembobotan Cross Section SUR.
3.7.3 Uji Autokorelasi
Autokorelasi    adalah  adanya  suatu  korelasi  antara  anggota  serangkaian observasi yang diurutkan menurut waktu data deret waktu atau ruang data cross
section. Untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi adalah dengan melihat nilai dari  Durbin
–  Watson  DW  statistiknya  yang  dibandingkan  dengan  nilai  dari tabel  DW.  Tabel  3.2  merupakan  kerangka  identifikasi    dalam  menentukan  ada
tidaknya autokorelasi.
Tabel 3.3 Selang Nilai Statistik Durbin Watson serta Keputusannya Nilai Durbin
– Watson Keterangan
DW  1,10 Ada autokorelasi
1,10  DW  1,54 Tanpa Kesimpulan
1,55  DW  2,46 Tidak ada autokorelasi
2,46  DW  2,90 Tanpa Kesimpulan
DW  2,91 Ada autokorelasi
Sumber: Firdaus, 2004.
IV. GAMBARAN UMUM
4.1  Pertumbuhan  Total  Nilai  Impor  Indonesia  Tahun  2001-2010  di  Pasar Internasional
Impor adalah salah satu bentuk perdagangan internasional  yang bertujuan untuk  memasukkan  barang  atau  komoditas  dari  negara  lain  ke  dalam  negeri.
Impor biasanya dilakukan jika suatu negara tidak dapat memenuhi kebutuhannya sendiri terhadap suatu komoditas. Selain itu, impor juga bisa dilakukan, jika biaya
yang dibutuhkan untuk mengimpor relatif lebih kecil dibandingkan memproduksi komoditas tersebut di dalam negeri.
Sumber: UNComtrade, 2012.
Gambar  4.1  Pertumbuhan  Total  Nilai  Impor  Indonesia  Tahun  2001 – 2010
US
Gambar 4.1 menunjukkan tren pertumbuhan total nilai impor Indonesia di pasar  internasional  sejak  Tahun  2001  hingga  2010.  Nilai  impor  Indonesia
cenderung  mengalami  peningkatan  sejak  Tahun  2001  hingga  2008.  Hal  ini kemudian berbeda pada  Tahun 2009 karena pada tahun ini nilai impor Indonesia
mengalami  penurunan.  Hal  ini  disebabkan  adanya  krisis  ekonomi  global  yang
terjadi  pada  tahun  sebelumnya.  Namun  pada  Tahun  2010,  nilai  impor  Indonesia kembali  mengalami  peningkatan  yang  signifikan,  bahkan  angkanya  lebih  besar
jika dibandingkan dengan nilai impor  Indonesia  pada  tahun-tahun sebelum krisis termasuk Tahun 2008.
20000000000 40000000000
60000000000 80000000000
100000000000 120000000000
140000000000 160000000000
2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010
To tal Im
p o
r US
Tahun