Bawang Merah Kecenderungan Impor Komoditas Bawang Merah dan Kentang Indonesia Tahun 2001-2010

bawang merah, sebelum Tahun 2009 kentang mengalami surplus neraca perdagangan yang artinya ekspor lebih besar dibandingkan dengan impor. Namun, sejak Tahun 2009 sampai 2010, volume impor kentang meningkat signifikan. Hal ini kemudian berdampak pada neraca perdagangan komoditas ini, dimana impor lebih besar daripada ekspor yang menyebabkan defisit neraca perdagangannya.

4.3.1.1 Bawang Merah

Bawang merah termasuk salah satu sayuran yang potensial untuk dikembangkan di Indonesia. Luas panen dan produksi bawang merah mengalami fluktuasi namun cenderung meningkat. Pada Tahun 2001, luas areal bawang merah sebesar 82. 147 ha dengan produksi 861.150 ton. Tahun berikutnya terjadi peningkatan luas penen bawang merah menjadi 88.396 ha namun produksinya menurun menjadi 766.572 ton. Tahun 2003 dan 2005, baik luas panen maupun produksi bawang merah mengalami penurunan. Tahun 2004, terjadi peningkatan luas panen bawang merah menjadi 89.000 ha walaupun produksinya semakin menurun. Luas panen dan produksi bawang merah mengalami peningkatan pada Tahun 2006 dan 2007. Tahun 2008, luas panen bawang merah kembali menurun namun produksinya meningkat menjadi 853.815 ton. Luas panen dan produksi bawang merah kembali mengalami peningkatan pada Tahun 2009 dan 2010. Baik luas panen maupun produksi tertinggi dicapai pada Tahun 2010, dengan luas penennya mencapai 109.634 ton dan produksi sebesar 1.048.934. Tabel 5.1 di bawah ini menunjukkan luas panen, produksi dan produktivitas bawang merah sejak Tahun 2001 hingga 2010. Produktivitas bawang merah juga cenderung fluktuatif. Pada Tahun 2001, produktivitas bawang merah sebesar 10,5 tonha. Pada Tahun 2002, produktivitas bawang merah menurun menjadi 8,7 tonha. Tahun-tahun berikutnya produktivitas bawang merah tidak banyak berubah. Setelah itu Tahun 2008, produktivitas bawang merah meningkat menjadi 9,34 tonha. Pada Tahun 2009, produktivitas bawang merah menurun menjadi 9,27 tonha dan meningkat kembali pada Tahun 2010 menjadi 9,57 tonha. Tabel 4.1 Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Bawang Merah Indonesia Tahun 2001-2010 Tahun Luas Panen ha Produksi ton Produktivitas Tonha 2001 82.147 861.150 10,483037 2002 88.396 766.572 8,6720214 2003 87.900 762.795 8,6779864 2004 89.000 757.399 8,5101011 2005 83.614 732.609 8,7617983 2006 89.188 794.931 8,9129816 2007 93.694 802.810 8,5684249 2008 91.339 853.615 9,3455698 2009 104.009 965.164 9,2796200 2010 109.634 1.048.934 9,5675976 Sumber: BPS, 2012 dan Kementerian Pertanian, 2004 diolah Walaupun luas areal dan produksinya cenderung meningkat, namun Indonesia tetap melakukan impor bawang merah. Baik volume maupun nilai impor bawang merah Indonesia berfluktuasi dari tahun ke tahun. Gambar 4.5 menunjukkan kecenderungan volume dan nilai impor bawang merah Indonesia Tahun 2001 hingga 2010. Baik volume maupun nilai impor bawang merah cenderung meningkat dari Tahun ke Tahun. Volume maupun nilai impor bawang merah mengalami penurunan pada Tahun 2002 dan 2009. Angka tertinggi untuk volume dan nilai impor bawang merah terjadi pada Tahun 2008. Tahun 2010, baik volume maupun impor bawang merah kembali mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan Tahun 2009. Sumber: UNComtrade, 2012. Gambar 4.5 Volume dan Nilai Impor Bawang Merah HS 070310 Indonesia Tahun 2001-2010 20000000 40000000 60000000 80000000 100000000 120000000 140000000 160000000 180000000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 Vo lu m e d an N ii lai Im p o r Nilai Volume Sama halnya dengan nilai impor sayuran secara umum, nilai impor bawang merah juga dipengaruhi oleh volume impor, nilai tukar rupiah terhadap dollar dan harga bawang merah impor Indonesia. Gambar 4.6 menunjukkan nilai impor Indonesia berdasarkan negara asal impor. Gambar tersebut menunjukkan nilai impor bawang merah Indonesia didominasi oleh bawang merah yang berasal dari negara Thailand. Pada Tahun 2007 nilai impor bawang merah Indonesia asal Thailand, jauh melebihi nilai impor bawang merah Indonesia dari negara lainnya. Namun seteleh itu, nilai impor bawang merah Indonesia asal Thailand mengalami penurunan, bahkan di Tahun 2009, nilai impornya menurun drastis. Sumber: UNComtrade, 2012. Gambar 4.6 Nilai Impor Bawang Merah HS070310 Indonesia Berdasarkan Negara Asal Impor Tahun 2001-2010 US Selain Thailand, nilai impor bawang merah Indonesia juga didominasi oleh bawang merah asal India, Vietnam, Netherland dan Philipines pada tahun- tahun sebelum 2005. Nilai impor bawang merah asal USA dan Autralia cenderung tetap dari tahun ke tahun sedangkan nilai impor bawang merah asal Malaysia dan China terus menerus berfluktuasi sejak Tahun 2001 hingga 2010. Sama halnya dengan nilai impornya volume impor bawang merah juga didominasi oleh bawang merah asal Thailand, India, Vietnam, dan Philipinnes pada tahun-tahun sebelum 2005. Gambar 4.7 menunjukkan volume impor bawang merah Indonesia berdasarkan negara asal. Volume impor bawang merah asal USA dan Australia 5000000 10000000 15000000 20000000 25000000 30000000 35000000 40000000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 N il a i Im po r Thailand India Vietnam Malaysia China Philipines Netherlands USA Australia cenderung sangat kecil dibandingkan dengan negara-negara lainnya. Selain negara-negara tersebut, volume impor bawang merah Indonesia juga dipengaruhi oleh bawang merah asal Malaysia, China dan Netherlands. Sumber: UNComtrade, 2012. Gambar 4.7 Volume Impor Bawang Merah HS070310 Indonesia Berdasarkan Negara Asal Impor Tahun 2001-2010 kilogram 4.3.1.2 Kentang Perkembangan komoditas kentang di Indonesia sejak Tahun 2001 hingga 2010 cenderung kecil. Pada Tahun 2001, luas panen kentang Indonesia sebesar 55.971 ha dengan produksi 831.140 ton. Pada Tahun 2002 luas panen kentang menurun menjadi 55.324 ha dengan produksi yang lebih tinggi yaitu 893.824 ton. Tahun 2003 terjadi peningkatan luas panen kentang menjadi 65.800 ha dengan produksi yang juga meningkat menjadi 1.009.979 ton. Tahun 2004 hingga 2006, luas panen tanaman kentang kembali mengalami penurunan, namun produksinya cenderung fluktuatif. Pada Tahun 2007, 2008 dan 2009 luas panen tanaman kentang kembali mengalami peningkatan, namun produksi kentang Tahun 2007 lebih kecil jika dibandingkan Tahun 2006. Pada Tahun 2010, luas panen dan produksi tanaman kentang kembali menurun menjadi 66.531 ha dengan produksi 1.060.805. Baik luas panen dan volume tertinggi untuk tanaman kentang dicapai 10000000 20000000 30000000 40000000 50000000 60000000 70000000 80000000 90000000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 Vo lu m e Im p o r k g Thailand India Vietnam Malaysia China Philipines Netherlands USA Australia pada Tahun 2009. Pada tahun ini, luas tanaman kentang sebesar 71.238 ha dengan produksi sebesar 1.176.304 ton. Tabel 4.2 Luas Areal, Produksi dan Produktivitas Kentang Indonesia Tahun 2001-2010 Tahun Luas Panen ha Produksi ton Produktivitas tonha 2001 55.971 831.140 14,8494756 2002 55.324 893.824 16,1561709 2003 65.800 1.009.979 15,3492249 2004 65.000 1.072.040 16,4929231 2005 61.557 1.009.619 16,4013678 2006 59.798 1.011.911 16,9221546 2007 62.375 1.003.733 16,0919118 2008 64.151 1.071.543 16,7034497 2009 71.238 1.176.304 16,5123109 2010 66.531 1.060.805 15,9445221 Sumber : BPS 2012 dan Kementerian Pertanian 2004 diolah Produktivitas tanaman kentang cenderung tidak banyak berubah sejak Tahun 2001 hingga 2010. Pada Tahun 2001, produktivitas tanaman kentang sebesar 14,8 tonha. Tahun 2002, produktivitas tanaman kentang meningkat menjadi 16,2 tonha namun di Tahun berikutnya turun menjadi 15,3 tonha. Tahun 2004 hingga 2009, produktivitas kentang naik turun dengan nilai tertinggi pada Tahun 2006 dan terendah pada Tahun 2007. Produktivitas kentang pada Tahun 2010 kembali mengalami penurunan menjadi 15,9 tonha. Produktivitas tertinggi dicapai pada Tahun 2006 sebesar 16,92 tonha. Sama halnya dengan bawang merah, nilai impor kentang selalu lebih rendah dibandingkan dengan volumenya. Baik nilai maupun volume impor kentang cenderung mengalami peningkatan sejak Tahun 2001 hingga 2010. Sebelum Tahun 2005, baik volume maupun nilai impor kentang cenderung tidak banyak berubah. Namun, pada Tahun 2005 terjadi peningkatan volume dan nilai impor kentang secara signifikan. Tahun 2006, volume dan nilai impor kentang mengalami penurunan namun kembali meningkat pada Tahun 2007. Pada Tahun 2008, volume dan nilai impor kentang juga mengalami penurunan namun di Tahun 2009 volume dan nilai impor kentang mengalami peningkatan yang sangat tinggi. Tahun 2010, volume dan impor kentang kembali mengalami peningkatan dibanding Tahun 2010 sehingga volume dan nilai impor kentang tertinggi terjadi pada Tahun 2010. Gambar 4.8 menunjukkan volume dan nilai impor kentang Indonesia Tahun 2001-2010. Sumber: UNComtrade, 2012. Gambar 4.8 Volume dan Nilai Impor Kentang HS 070190 Indonesia Tahun 2001-2010 Nilai impor kentang Indonesia berdasarkan negara asalnya terus berfluktuasi dari Tahun ke Tahun. Gambar 4.7 menunjukkan nilai impor kentang Indonesia berdasarkan negara asal. Berdasarkan data yang diperoleh dari UN Comtrade, nilai impor kentang Indonesia didominasi oleh kentang asal Autralia. Bahkan dari tahun ke tahun, nilai impor Indonesia asal Autralia selalu lebih besar jika dibandingkan dengan nilai impor kentang dari negara lainnya, kecuali pada Tahun 2007. Pada Tahun 2009, nilai impor kentang Indonesia asal Australia mengalami peningkatan yang sangat signifikan. Kemudian pada Tahun 2010, nilai impor kentang Indonesia juga mengalami peningkatan dibanding tahun sebelumnya. Selain dari Australia, nilai impor kentang Indonesia juga dipengaruhi oleh kentang asal China, USA dan Singapore. Nilai impor kentang Indonesia asal China cenderung berfluktuasi dari tahun ke tahun. Nilai tertinggi berada pada Tahun 2009. Selain China, nilai impor kentang Indonesia juga dipengaruhi oleh negara asal Singapore dan USA. Namun, nilai impor kentang yang berasal dari kedua negara ini jauh lebih kecil jika dibandingkan dengan Australia dan China. 5000000 10000000 15000000 20000000 25000000 30000000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 Vo lu m e d an N il ai Nilai Volume Sumber: UNComtrade, 2012. Gambar 4.9 Nilai Impor Kentang HS070190 Indonesia Berdasarkan Negara Asal Impor Tahun 2001-2010 US Sama halnya dengan nilai impornya, volume impor kentang Indonesia juga didominasi oleh kentang asal Australia. Gambar 4.8 menunjukkan kecenderungan volume impor kentang Indonesia berdasarkan negara asal Tahun 2001 hingga 2010. Volume impor Indonesia asal Australia cenderung menurun pada Tahun 2001 hingga 2003. Pada Tahun 2004, volume impor kentang Indonesia asal Australia mengalami peningkatan begitupun dengan Tahun 2005 namun di Tahun 2006 dan 2007 mengalami penurunan. Sejak Tahun 2008 hingga 2010, peningkatan volume impor kentang asal australia terus terjadi dengan volume impor tertinggi pada Tahun 2010. Setelah Australia, volume impor kentang Indonesia juga dipengaruhi China. Tahun 2001 hingga 2004, volume impor kentang Indonesia asal China terus menerus meningkat. Pada Tahun 2005, volume impor kentang Indonesia asal China menurun dan kembali meningkat pada Tahun 2006 dan 2007. Pada Tahun 2008 dan 2010, volume impor Indonesia asal China mengalami penurunan sementara di Tahun 2009 mengalami kenaikan. Volume impor kentang Indonesia asal China mencapai nilai tertinggi pada Tahun 2009. Sama halnya dengan nilai impornya, volume impor kentang Indonesia asal USA dan Singapore masih sangat kecil jika dibandingkan dengan Australia dan China. Hal ini dapat dilihat pada 1000000 2000000 3000000 4000000 5000000 6000000 7000000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 Nila i Im po r Australia Cina USA Singapura Gambar 4.10 dimana volume impor kentang asal USA dan Singapore cenderung mendatar. Sumber: UNComtrade, 2012. Gambar 4.10 Kecenderungan Volume Impor Kentang HS070190 Indonesia Berdasarkan Negara Asal Impor Tahun 2001-2010 kilogram

4.4 Pertumbuhan Volume dan Nilai Ekspor Sayuran Indonesia Tahun 2001- 2010 di Pasar Internasional