II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN
2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1. Bawang Merah
Bawang merah dikenal dengan nama ilmiah Allium ascalonicum L. Bawang Merah berasal dari wilayah yang sama dengan bawang putih yaitu
kawasan Asia Tengah yaitu di sekitar India, Pakistan sampai Palestina. Jika dibandingkan dengan jenis bawang lainnya, bawang merah di Indonesia lebih
populer dan banyak dibudidayakan. Pada umumnya, bawang merah dimanfaatkan sebagai bumbu penyedap
rasa masakan. Bawang merah mengandung minyak atsiri yang dapat menciptakan aroma yang khas dan memberikan cita rasa pada masakan. Selain itu, minyak asiri
ini juga berfungsi sebagai pengawet karena bersifat bakterisida dan fungisida untuk bakteri dan cendawan tertentu Rahayu dan Berlian, 1994.
2.1.2 Kentang
Kentang Solanum tuberosum L. berasal dari wilayah pegunungan Andes di Peru dan Bolivia. Suku Inka telah memanfaatkan kentang sekurang-kurangnya
sejak 2000 tahun sebelum kedatangan penjajah Spanyol. Pendugaan umur dengan menggunakan C
14
terhadap butiran pati yang ditemukan dalam penggalian arkaelogi menunjukkan bahwa kentang telah dimanfaatkan sekurang-kurangnya
sejak 8000 tahun yang lalu Rubatzky dan Yamaguchi, 1998. Kentang termasuk jenis tanaman sayuran semusim, berumur pendek, dan
berbentuk perdu atau semak. Kentang termasuk tanaman semusim karena hanya satu kali berproduksi dan setelah itu mati. Umur tanaman ini relatif pendek, hanya
90-180 hari Samadi, 2007. Kentang merupakan salah satu tanaman sumber karbohidrat. Kentang bermanfaaat untuk meningkatkan energi di dalam tubuh
manusia. Energi ini kemudian membuat manusia dapat bergerak, berpikir dan melakukan berbagai aktivitas lainnya. Selain itu, karbohidrat juga berperan
penting untuk meningkatkan proses metabolisme tubuh.
2.1.3 Teori Perdagangan Internasional
Perdagangan memiliki peranan yang sangat penting dalam memenuhi kebutuhan manusia karena dapat menyalurkan barang hasil produksi dari
produsen ke konsumen. Perdagangan antarnegara atau yang lebih dikenal dengan perdangan internasional sudah terjadi sejak zaman dulu namun dalam skala yang
masih relatif kecil. Perdagangan internasional adalah perdagangan yang dilakukan oleh
penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain atas dasar kesepakatan bersama. Penduduk yang dimaksud dapat berupa antar perorangan individu
dengan individu, antara individu dengan pemerintah suatu negara atau pemerintah suatu negara dengan pemerintah negara lain. Perdagangan
internasional yang tercermin dari kegiatan ekspor dan impor suatu negara menjadi salah satu komponen dalam pembentukan PDB Produk Domestik Bruto dari sisi
pengeluaran negara. Peningkatan ekspor bersih suatu negara menjadi faktor utama untuk meningkatkan PDB suatu negara Oktaviani dan Novianti, 2009.
Dalam perdagangan internasional terdapat beberapa teori, dimulai dari merkantilisme. Teori merkantilisme adalah suatu teori yang berpendapat bahwa
perdagangan internasional akan terjadi apabila terdapat kesempatan memperoleh surplus neraca transaksi berjalan current account. Oleh karena itu, kegiatan
ekspor-impor diletakkan sebagai lokomotif utama yang dipacu melalui peningkatan industri dalam negeri. Teori ini pada akhirnya mengetengahkan
pemikiran bahwa kegiatan ekspor harus lebih besar dibandingkan impor Halwani, 2002.
Teori merkantilisme ini mendapat beberapa kritikan diantaranya dari Adam Smith. Smith, datang dengan teori keunggulan mutlak absolut advantage
yang menerangkan bagaimana perdagangan internasional dapat menguntungkan kedua belah pihak. Teori ini berpendapat setiap negara akan memperoleh manfaat
perdagangan internasional gain from trade karena melakukan spesialisasi produksi dan mengekspor barang jika negara tersebut memiliki keunggulan
mutlak absolute advantage, serta mengimpor barang jika negara tersebut memiliki ketidakunggulan mutlak absolute disadvantage Hadi, 2001.
David Ricardo menyempurnakan teori keunggulan absolut yang dikemukakan oleh Adam Smith dengan teori keunggulan komparatif The Law of
Comparative Advantage. Teori ini berpendapat bahwa walaupun suatu negara tidak memiliki keunggulan absolut dalam memproduksi dua jenis komoditas jika
dibandingkan negara lain, namun perdagangan yang saling menguntungkan masih dapat berlangsung, selama rasio harga antarnegara masih berbeda jika
dibandingkan tidak ada perdagangan. Teori David Ricardo ini didasarkan pada nilai tenaga kerja atau theory of
labour value yang menyatakan bahwa nilai atau harga suatu produk ditentukan oleh jumlah jam kerja yang diperlukan untuk memproduksinya. Oleh karena itu,
suatu negara akan memperoleh manfaat dari perdagangan internasional jika melakukan spesialisasi produksi dan mengekspor barang dimana negara tersebut
dapat berproduksi relatif lebih efisien serta mengimpor barang dimana negara tersebut berproduksi relatif kurangtidak efisien Hady, 2001.
Teori Heckscher-Ohlin menyatakan perbedaan opportunity cost suatu produk antara satu negara dengan negara lain dapat terjadi karena adanya
perbedaan jumlah atau proporsi faktor produksi yang dimiliki endowment factor masing-masing negara. Oleh karena itu, menurut teori ini sebuah negara akan
mengekspor komoditas yang produksinya lebih banyak menyerap faktor produksi yang relatif melimpah dan murah di negara tersebut, dan mengimpor komoditas
yang produksinya memerlukan sumberdaya yang relatif terbatas dan mahal di negara tersebut.
Pada gambar 2.1, secara teoritis dapat dilihat dimana negara 1 adalah negara pengekspor dan negara 2 adalah negara pengimpor. Negara 1 eksportir
akan mengekspor suatu komoditi ke negara 2. Saat sebelum terjadi perdagangan, harga di negara 1 terletak pada P
1
karena itu terjadi kelebihan penawaran excess supply sebesar garis BE. Adanya kelebihan penawaran dengan harga yang
tergolong rendah memberikan kesempatan kepada negara 1 untuk menjual kelebihan produksinya ke negara 2.
Negara 2 sebagai negara pengimpor importir mengalami kekurangan supply penawaran karena konsumsi domestiknya melebihi produksinya sehingga
terjadi kelebihan permintaan excess demand sebesar garis B’E’. Harga yang
terbentuk menjadi lebih tinggi yaitu sebesar P
3.
Hal ini menyebabkan terjadinya perdagangan antarnegara. Kedua negara melakukan perdagangan melalui pasar
internasional sehingga terjadi keseimbangan pada e, dan harga yang terbentuk di pasar internasional berada pada P
2
.
Sumber: Salvatore, 1997
Gambar 2.1 Keseimbangan Parsial dalam Perdagangan Internasional keterangan:
P
x
P
y
= Harga relatif komoditas X P
1
= Harga domestik komoditas X di negara 1, sebagai negara eksportir sebelum terjadi perdagangan internasional
P
2
= Harga yang terjadi di pasar internasional setelah terjadi perdagangan internasional
P
3
= Harga domestik komoditas X di negara 2, sebagai negara importir sebelum terjadi perdagangan internasional
BE = Besarnya excess supply di negara 1 atau jumlah yang diekspor
B’E’ = Besarnya excess demand di negara 2 atau jumlah yang diimpor
2.1.4 Teori Permintaan