nilai impor kentang di Indonesia pada taraf satu persen yaitu nilai tukar rupiah, harga impor, Produk Domestik Bruto, dan lag nilai impor bulan sebelumnya.
Jumini 2008 melakukan penelitian dengan judul analisis faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan bawang putih impor di Indonesia. Hasil
penelitian dengan menggunakan analisis regresi berganda menunjukkan, dari delapan variabel yang di uji, ada empat variabel yang berpengaruh terhadap
permintaan bawang putih impor. Keempat variabel tersebut yaitu harga bawang putih lokal pada taraf nyata lima persen, konsumsi bawang putih lokal taraf
nyata 10 persen, produksi bawang putih dalam negeri taraf nyata lima persen dan harga bawang putih impor taraf nyata 15 persen.
2.1.9 Relevansi dengan Penelitian Sebelumnya
Penelitian sebelumnya membahas tren dan faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan kentang di Indonesia dengan menggunakan analisis
tren dan analisis regresi data panel. Penelitian ini membahas faktor-faktor yang memengaruhi aliran perdagangan impor bawang merah dan kentang Indonesia
dengan menggunakan model gravitasi. Tahun pengamatan dalam penelitian sebelumnya sejak tahun 2001 hingga 2003. Penelitian ini menggunakan sepuluh
tahun pengamatan sejak tahun 2001 hingga 2010.
2.2 Kerangka Pemikiran
Peningkatan permintaan impor bawang merah dan kentang Indonesia cenderung mengalami kenaikan sejak tahun 2006 hingga 2010. Peningkatan impor
ini akan berdampak pada pengurangan neraca perdagangan Indonesia secara umum. Selain itu, peningkatan impor ini akan memengaruhi produksi dalam
negeri karena dampaknya terhadap harga produk domestik. Impor jika tidak dikendalikan akan menyebabkan turunnya harga bawang
merah dan kentang lokal produksi petani Indonesia. Hal ini kemudian akan mengurangi minat produksi petani Indonesia yang akan mengalami kerugian
akibat turunnya harga. Selain itu, harga bawang merah dan kentang impor juga masih lebih rendah dibandingkan harga produk lokalnya. Akibatnya, konsumsi
produk impor akan lebih tinggi dibandingkan produk domestiknya. Kondisi ini pada akhirnya akan mengurangi daya saing petani Indonesia di pasar nasional.
Gambar 2.6 Kerangka Pemikiran Operasional
keterangan: = bagian yang dianalisis = bagian yang tidak dianalisis
Tingginya Permintaan Impor Bawang Merah dan Kentang
Penurunan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Penurunan Kesejahteraan Petani
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Aliran Perdagangan Impor Komoditas Sayuran Indonesia:
1. Harga Komoditas di negara asal 2. GDP riil Indonesia dan negara asal impor
3. Populasi Indonesia dan negara asal impor
4. Nilai tukar riil Rupiah terhadap Dollar 5. Jarak Ekonomi Indonesia dengan negara
asal impor
Analisis Regresi Data Panel Gravity Model
Rekomendasi Kebijakan dalam Hal Impor Bawang Merah dan Kentang Indonesia
Kecenderungan Volume Impor
Analisis Deskriptif
Tingginya Permintaan Impor Bawang Merah dan Kentang
Penurunan Neraca Perdagangan Hortikultura
2.3 Hipotesis Penelitian
Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: 1. Harga komoditas bawang merah dan kentang impor Indonesia di negara-
negara asal impor mempunyai pengaruh negatif terhadap aliran perdagangan impor komoditas bawang merah dan kentang Indonesia.
2. GDP riil negara asal impor mempunyai pengaruh positif terhadap aliran perdagangan impor komoditas bawang merah dan kentang Indonesia.
3. GDP riil negara Indonesia mempunyai pengaruh positif terhadap aliran perdagangan impor komoditas bawang merah dan kentang Indonesia.
4. Populasi negara Indonesia mempunyai pengaruh positif terhadap aliran perdagangan impor komoditas bawang merah dan kentang Indonesia.
5. Populasi negara asal impor mempunyai pengaruh positif terhadap aliran perdagangan impor komoditas bawang merah dan kentang Indonesia
6. Nilai tukar riil mata uang rupiah terhadap dolar Amerika mempunyai pengaruh positif terhadap aliran perdagangan impor komoditas bawang
merah dan kentang Indonesia. 7. Jarak ekonomi antara negara Indonesia dengan negara asal impor
mempunyai pengaruh negatif terhadap aliran perdangan impor komoditas bawang merah dan kentang Indonesia.
III. METODE PENELITIAN
3.1 Jenis dan Sumber Data
Penelitian ini menggunakan data sekunder. Data yang diamati merupakan data gabungan time series dan cross section atau panel data. Tahun pengamatan
sebanyak sepuluh tahun, mulai dari tahun 2001 hingga 2010. Adapun pemilihan komoditas yang diteliti yaitu bawang merah dan kentang karena kedua komoditas
ini memiliki neraca impor tertinggi pada tahun 2010. Jumlah negara yang menjadi asal impor yang diamati pada penelitian ini
disesuaikan dengan keberlanjutan impor yang terjadi selama periode pengamatan. Adapun negara-negara yang menjadi asal impor berdasarkan masing-masing
komoditas yang menjadi objek penelitian ini, tertera pada tabel dibawah ini:
Tabel 3.1 Negara – negara Asal Impor Komoditas Bawang Merah dan
Kentang Indonesia Tahun 2001-2010
No Komoditas
Negara Asal Impor Jumlah
1 Bawang Merah
HS 070310 Thailand, India, Vietnam, Malaysia, China,
Philipines, Netherlands, USA, dan Australia 9
2 Kentang
HS 070190 Australia, China, USA , dan Singapore
4
Sumber: UNComtrade, 2012.
Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini meliputi: volume impor komoditas yang diteliti berdasarkan negara asal, GDP riil dengan tahun dasar
2000 masing-masing negara, harga komoditas di masing-masing negara asal impor, nilai tukar riil rupiah terhadap dolar Amerika Serikat, jarak antara negara
Indonesia dengan negara asal impor, indeks harga konsumen Indonesia, dan indeks harga konsumen Amerika Serikat. Data tersebut diperoleh dari: Badan
Pusat Statistik, Kementerian Pertanian, Kementerian Perdagangan, United Nation Commodity Trade UN Comtrade, United Nation Conference on Trade and
Development UNCTAD, Bank Dunia World Development Indikator, dan penelusuran situs-situs yang terkait dengan penelitian.