berkonjugasi  dengan  dua  ikatan  rangkap  karbon-karbon,  naftokuinon, antrakuinon  dan  kuinon  isoprenoid.  Tiga  kelompok  pertama  biasanya
terhidroksilasi  dan  bersifat  senyawa  fenol  serta  mungkin  terdapat  in  vivo  dalam bentuk  gabungan  dengan  gula  sebagai  glikosida  atau  dalam  bentuk  kuinol  tanpa
warna, kadang-kadang juga bentuk dimer.  Dengan demikian diperlukan hidrolisis asam untuk melepaskan kuinon bebasnya Harborne 1987.
Kuinon  disintesis  tumbuhan  dari  berbagai  prekursor  dan  berbagai  jalur seperti  jalur  asetat-polimalonat,  jalur  asam  amino,  jalur  sikimat,  dan  melanovat.
Jalur  asetat-polimalonat  merupakan  jalur  yang  paling  umum.  Suatu  senyawa poliketometilen dianggap sebagai intermediet antara ester CoA dengan fenol atau
kuinon Suradikusumah 1989.  Senyawa kuinon  yang terdapat sebagai glikosida mungkin larut sedikit dalam air, tetapi umumnya kuinon lebih mudah larut dalam
lemak  dan  akan  terdeteksi  dari  tumbuhan  bersama-sama  dengan  karotenoid  dan klorofil.  Reaksi  yang  khas  adalah  reduksi  bolak-balik  yang  mengubah  kuinon
menjadi senyawa tanpa warna, kemudian warna kembali lagi bila terjadi oksidasi oleh  udara.  Reduksi  dapat  dilakukan  menggunakan  natrium  borohidrida  dan
oksidasi  ulang  dapat  terjadi  hanya  dengan  mengocok  larutan  tersebut  di  udara Harborne 1987.
2.6 Serat Pangan
Dietary Fibre
Serat  pangan  Dietary  fibre  merupakan  salah  satu  bagian  yang  dapat dikonsumsi dari tumbuhan atau dapat disebut karbohidrat yang tidak dapat dicerna
dan  diserap  oleh  usus  halus  manusia  namun  akan  difermentasikan  secara sempurna maupun parsial dalam usus besar Kamp  et al. 2004.  Serat tergolong
zat  non-gizi  yang  berguna  untuk  diet.  Para  ahli  mengelompokkan  serat  pangan sebagai  salah  satu  jenis  polisakarida  yang  disebut  karbohidrat  kompleks.
Karbohidrat  ini terbentuk dari beberapa gugusan gula sederhana  yang bergabung menjadi  satu  membentuk  rantai  kimia  panjang  yang  sulit  dicerna  oleh  enzim
pencernaan.  Berdasarkan  jenis  kelarutannya,  serat  pangan  digolongkan  menjadi dua,  yaitu  serat  pangan  tidak  larut  air  insoluble  dietary  fibre  dan  serat  pangan
larut air soluble dietary fibre Sulistijani 2002. Serat  pangan  larut  air  lebih  efektif  dalam  mereduksi  plasma  kolesterol
yaitu  low  density  lipoprotein  LDL,  serta  meningkatkan  kadar  high  density
lipoprotein  HDL.  Soluble  dietary  fibre  SDF  juga  bermanfaat  bagi  penderita diabetes  melitus  karena  SDF  dapat  mereduksi  absorpsi  glukosa  dalam  usus.
Manfaat lain SDF menurut Muchtadi 2001 adalah membuat perut merasa cepat kenyang  sehingga  bermanfaat  untuk  mempertahankan  berat  badan  normal.    SDF
terdiri atas komponen-komponen sebagai berikut Sulistijani 2002: 1  Pektin
Pektin  merupakan  polimer  dari  glukosa  dan  asam  galakturonat  dengan jumlah  asam  galakturonat  yang  lebih  banyak.    Pektin  terdapat  dalam  sel  primer
tanaman dan berfungsi sebagai perekat antara dinding sel tanaman.  Sifatnya yang membentuk gel dapat mempengaruhi metabolisme zat gizi.
2  Musilase Musilase  ditemukan  dalam  lapisan  endosperm  biji  tanaman.    Strukturnya
menyerupai  hemiselulosa  tetapi  tidak  termasuk  dalam  golongan  tersebut  karena letak  dan  fungsinya  berbeda.    Musilase  mampu  mengikat  air  sehingga  kadar  air
dalam  biji  tanaman  tetap  bertahan  dan  mampu  membentuk  gel  yang mempengaruhi metabolisme dalam tubuh.
3  Gum Gum  terdapat  pada  bagian  lamella  tengah  atau  di  antara  dinding  sel
tanaman.  Gum  berguna  sebagai  penutup  dan  pelindung  bagian  tanaman  yang terbuka.  Gum  mampu  membentuk  gel  karena  memiliki  molekul  hidrofilik  yang
berkombinasi dengan air. Insoluble  dietary  fibre  IDF  menurut  Muchtadi  2001  tidak  terlalu
signifikan  sebagai  agen  hipokolesterolemik,  tetapi  peranannya  sangat  penting dalam  pencegahan  disfungsi  alat  pencernaan  seperti  konstipasi  sulit  buang  air
besar,  haemoroid  ambeien,  kanker  usus  besar,    dan  infeksi  usus  buntu.    IDF terdiri atas komponen-komponen sebagai berikut Sulistijani 2002:
1  Selulosa Selulosa merupakan serat-serat panjang  yang terbentuk dari homopolimer
glukosa  rantai  linier.    Fungsi  selulosa  dalam  tanaman  adalah  untuk  memperkuat dinding  sel  tanaman,  sedangkan  di  dalam  pencernaan,  selulosa  berperan  sebagai
pengikat air dan mempengaruhi masa feses.
2  Hemiselulosa Hemiselulosa  memiliki  rantai  molekul  lebih  pendek  dibanding  selulosa.
Unit  monomer  pembentuk  hemiselulosa  terdiri  dari  heksosa  dan  pentosa. Hemiselulosa  berfungsi  memperkuat  dinding  sel  tanaman  dan  sebagai  cadangan
pangan bagi tanaman. 3  Lignin
Lignin  termasuk  senyawa  aromatik  yang  tersusun  dari  polimer  fenil propan. Lignin bersama hemiselulosa berfungsi membentuk jaringan tanaman dan
memperkuat  sel  kayu. Serealia dan kacang-kacangan merupakan bahan  makanan sumber serat lignin.
3 METODOLOGI
3.1
Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan bulan Mei 2011.  Pengambilan  sampel  dilakukan  di  Pulau  Pramuka,  Taman  Nasional
Kepulauan  Seribu,  Jakarta.  Preparasi  sampel  dilakukan  di  Laboratorium Karakteristik  Bahan  Baku  Hasil  Perairan,  Departemen  Teknologi  Hasil  Perairan
IPB.  Uji  proksimat  dilakukan  di  Laboratorium  Biokimia  Hasil  Perairan  dan Mikrobiologi  Hasil  Perairan,  Departemen  Teknologi  Hasil  Perairan  IPB.
Pengujian serat pangan dilakukan di Laboratorium Biokimia Pangan, Departemen Ilmu  dan  Teknologi  Pangan  IPB.  Ekstraksi  sampel  dilakukan  di  Laboratorium
Bioteknologi  Hasil  Perairan,  Departemen  Teknologi  Hasil  Perairan  IPB. Evaporasi  dan  pengujian  aktivitas  antioksidan  dilakukan  di  Laboratorium  Uji
Biofarmaka,  Pusat  Studi  Biofarmaka  IPB.  Pengujian  total  fenol  dan  fitokimia dilakukan di Laboratorium Kimia Analitik, Departemen Kimia IPB.
3.2 Bahan dan Alat