Senyawa Fitokimia pada Lamun

dapat diketahui secara kualitatif dengan pengujian fitokimia. Pada uji ini, senyawa fenol dapat diidentifikasi dengan menggunakan reagen-reagen tertentu seperti amil alkohol untuk uji flavonoid dan FeCl 3 untuk uji fenol hidrokuinon. Senyawa flavonoid pada lamun C. rotundata diduga memiliki peran yang paling besar dalam fungsinya sebagai senyawa antioksidan. Menurut Lenny 2006, senyawa flavonoid terdiri dari beberapa jenis tergantung pada tingkat oksidasi dari rantai propana dari sistem 1,3-diarilpropana. Flavon, flavonol dan antosianidin merupakan jenis yang banyak ditemukan sehingga disebut sebagai flavonoida utama. Struktur senyawa flavonoid dapat dilihat pada Gambar 7. Gambar 7 Struktur senyawa flavonoid Sumber: Lenny 2006

4.5 Senyawa Fitokimia pada Lamun

Cymodocea rotundata Senyawa fitokimia dalam lamun C. rotundata dapat diketahui dengan melakukan uji fitokimia. Fitokimia merupakan bagian ilmu pengetahuan alam yang menguraikan aspek kimia suatu tanaman. Kajian fitokimia meliputi uraian tentang isolasi dan konstitusi senyawa kimia dalam tanaman, perbandingan struktur senyawa kimia tanaman dan perbandingan komposisi senyawa kimia dari bermacam-macam jenis tanaman atau penelitian untuk pengembangan senyawa kimia dalam tanaman Sirait 2007. Analisis fitokimia adalah analisis yang mencangkup aneka ragam senyawa organik yang dibentuk dan ditimbun oleh makhluk hidup, yaitu mengenai struktur kimianya, biosintesisnya, perubahan serta metabolismenya, penyebarannya secara alamiah dan fungsi biologisnya. Analisis fitokimia dilakukan untuk menentukan ciri senyawa aktif penyebab efek racun atau efek bermanfaat, yang ditunjukkan oleh ekstrak kasar bila diuji dengan sistem biologi Harborne 1987. Kandungan senyawa fitokimia dalam ekstrak lamun C. rotundata dapat dilihat dalam Tabel 3. Tabel 3 Senyawa fitokimia dalam ekstrak lamun C. rotundata pada berbagai pelarut Komponen Bioaktif Ekstrak Keterangan Metanol Etil asetat N-heksana Alkaloid - - - Tidak terdapat endapan putih dalam pereaksi Meyer, endapan coklat dalam pereaksi Wagner dan endapan merah dalam pereaksi Dragendorff Flavonoid ++ ++ ++ Terbentuk lapisan berwarna kuning atau hijau pada permukaan amil alkohol Fenol hidrokuinon + ++ + Terbentuk warna hijau Steroid + + + Terbentuk warna biru dan hijau Triterpenoid + + + Terbentuk warna merah Tanin - - - Tidak terbentuk warna merah tua Saponin + - - Terbentuk busa Keterangan : - : tidak terdeteksi + : lemah ++ : kuat Perbedaan jenis pelarut yang digunakan dalam ekstraksi memberikan pengaruh yang berbeda terhadap kandungan senyawa fitokimia pada masing- masing ekstrak. Secara umum, senyawa fitokimia lamun C. rotundata paling banyak terdapat pada ekstrak dengan pelarut metanol Hal ini mengindikasikan bahwa senyawa fitokimia dalam lamun C. rotundata cenderung larut dalam pelarut polar. Alkaloid merupakan senyawa kimia tanaman hasil metabolit sekunder yang terbentuk berdasarkan prinsip pembentukan campuran. Alkaloid terbagi menjadi tiga bagian, yaitu elemen yang mengandung N terlibat pada pembentukan alkaloid, elemen tanpa N yang ditemukan dalam molekul alkaloid dan reaksi yang terjadi untuk pengikatan khas elemen-elemen pada alkaloid Sirait 2007. Ekstrak lamun C. rotundata pada semua pelarut tidak terdeteksi adanya senyawa alkaloid. Biosintesis alkaloida menunjukkan bahwa alkaloida berasal hanya dari beberapa asam amino saja, yaitu alkaloida alisiklik yang berasal dari asam-asam amino ornitin dan lisin, alkaloida aromatik fenilalanin yang berasal dari fenil alanin, tirosin dan 3,4-dihidrofenilalanin, dan alkaloida aromatik indol yang berasal dari triptopan. Tidak terdeteksinya alkaloid dalam ekstrak lamun C. rotundata mengindikasikan bahwa lamun C. rotundata tidak memiliki asam amino tersebut. Suradikusumah 1989 menyatakan bahwa reaksi utama yang mendasari biosintesis senyawa alkaloid adalah reaksi Mannich, yaitu suatu aldehida berkondensasi dengan suatu amina menghasilkan suatu ikatan karbon-nitrogen dalam bentuk imina atau garam iminium, diikuti oleh serangan suatu atom karbon nukleofilik yang dapat berupa suatu enol atau fenol. Flavonoid merupakan senyawa yang terdiri dari C6-C3-C6. Flavonoid umumnya terdapat pada tumbuhan sebagai glikosida. Gugusan gula bersenyawa pada satu atau lebih grup hidroksil fenolik. Kegunaan flavonoid bagi tumbuhan adalah untuk menarik serangga yang membantu proses penyerbukan dan untuk menarik perhatian binatang yang membantu penyebaran biji. Bagi manusia, flavonoid dalam dosis kecil bekerja sebagai stimulan pada jantung dan pembuluh darah kapiler Sirait 2007. Penggolongan jenis flavonoid dalam jaringan tumbuhan mula-mula didasarkan pada telaah sifat kelarutan dan reaksi warna. Terdapat sekitar sepuluh kelas flavonoid yaitu antosianin, proantosianidin, flavonol, flavon, glikoflavon, biflavonil, khalkon, auron, flavanon, dan isoflavon. Senyawa flavonoid dapat diekstraksi dengan etanol 70 dan tetap ada dalam lapisan air setelah ekstrak ini dikocok dengan eter minyak bumi. Flavonoid berupa senyawa fenol, oleh karena itu warnanya berubah bila ditambah basa atau amoniak Harborne 1987. Ekstrak lamun C. rotundata pada semua pelarut mengandung senyawa flavonoid dengan intensitas yang sama. Senyawa ini yang diduga berperan sebagai antioksidan pada lamun C. rotundata. Menurut Lenny 2006, sebagian besar senyawa falvonoida alam ditemukan dalam bentuk glikosida, yaitu kombinasi antara suatu gula dan alkohol yang saling berikatan melalui ikatan glikosida. Flavonoid dapat ditemukan sebagai mono-, di- atau triglikosida dimana satu atau lebih gugus hidroksil dalam molekul flavonoid terikat oleh gula. Poliglikosida larut dalam air dan sedikit larut dalam pelarut organik. Kuinon adalah senyawa berwarna dan mempunyai kromofor dasar. Kuinon untuk tujuan identifikasi dibagi menjadi empat kelompok, yaitu benzokuinon kuinon yang kromofor terdiri atas dua gugus karbonil yang berkonjugasi dengan dua ikatan rangkap karbon-karbon, naftokuinon, antrakuinon dan kuinon isoprenoid. Tiga kelompok pertama biasanya terhidroksilasi dan bersifat senyawa fenol serta mungkin terdapat in vivo dalam bentuk gabungan dengan gula sebagai glikosida atau dalam bentuk kuinol tanpa warna Suradikusumah 1989. Ekstrak lamun C. rotundata pada masing-masing pelarut mengandung senyawa kuinon dengan intensitas lebih kuat terdapat pada ekstrak etil asetat. Hal ini diperkuat dengan teori yang menyatakan bahwa senyawa kuinon terdapat sebagai glikosida yang sedikit larut dalam air polar Harborne 1987. Kuinon terdeteksi dari tumbuhan bersama-sama dengan karotenoid dan klorofil, oleh karena itu keberadaan kuinon ditunjukkan dengan warna hijau. Adanya senyawa kuinon juga membuktikan adanya kandungan fenol dalam ekstrak lamun C. rotundata. Triterpenoid merupakan komponen dengan kerangka karbon yang terdiri dari 6 unit isoprene dan dibuat secara biosintesis dari skualen C 30 hidrokarbon asiklik. Steroid merupakan golongan triterpena yang tersusun atas sistem cincin cyclopetana perhydrophenanthrene. Steroid pada mulanya dipertimbangkan hanya sebagai komponen pada substansi hewan saja sebagai hormon seks, hormon adrenal, asam empedu, dan lain sebagainya, akan tetapi akhir-akhir ini steroid juga ditemukan pada substansi tumbuhan Harborne 1987. Hasil pengujian fitokimia menunjukkan bahwa ekstrak lamun C. rotundata mengandung senyawa steroid dan triterpenoid pada semua jenis pelarut. Prekursor dari pembentukan triterpenoidsteroid adalah kolesterol yang bersifat nonpolar Harborne 1987, sehingga diduga triterpenoidsteroid dapat larut pada pelarut organik nonpolar. Hal ini menekankan bahwa sangatlah wajar apabila triterpenoidsteroid terdeteksi pada ekstrak lamun C. rotundata dengan pelarut n-heksana dan etil asetat. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa triterpenoidsteroid juga terdeteksi pada lamun C. rotundata dengan pelarut metanol polar. Hal ini dapat terjadi mengingat metanol merupakan pelarut polar, yang juga dapat mengekstrak komponen lainnya yang bersifat non polar ataupun semipolar. Tanin merupakan senyawa polifenol yang dapat membentuk polifenol yang membentuk senyawa kompleks yang tidak larut dengan protein. Senyawa ini terdapat pada berbagai jenis tanaman yang digunakan baik untuk bahan pangan maupun pakan ternak. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ekstrak lamun C. rotundata tidak terdeteksi adanya tanin. Menurut Wijayakusuma 2000 tanin dalam tubuh dapat memperlancar sistem pencernaan. Saponin adalah glikosida triterpena dan sterol yang telah terdeteksi dalam lebih dari 90 suku tumbuhan. Glikosida adalah suatu kompleks antara gula pereduksi glikon dan bukan gula aglikon. Glikon bersifat mudah larut dalam air dan glikosida-glikosida mempunyai tegangan permukaan yang kuat Suradikusumah 1989. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak lamun C. rotundata terdeteksi adanya saponin pada semua jenis pelarut. Hal ini dibuktikan dengan adanya busa yang terbentuk. Saponin adalah senyawa aktif permukaan kuat yang menimbulkan busa jika dikocok dalam air dan pada konsentrasi rendah sering menyebabkan heomolisis sel darah merah. Sifatnya sebagai senyawa aktif permukaan disebabkan adanya kombinasi antara aglikon lipofilik dengan gula yang bersifat hidrofilik.

4.6 Aktivitas Antioksidan Lamun