Gambar 5 menunjukkan bahwa rendemen ekstrak lamun C. rotundata terbesar diperoleh dari ekstrak metanol, yaitu 9,76 diikuti oleh rendemen
ekstrak etil asetat dan n-heksana dengan nilai berturut-turut adalah 0,57 dan 0,16.
Banyaknya rendemen ini bergantung kepada sifat kelarutan komponen bioaktifnya. Hasil tersebut menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat kepolaran
pelarut yang digunakan maka rendemen yang dihasilkan semakin tinggi pula. Hal ini mengindikasikan bahwa metabolit sekunder atau komponen bioaktif dalam
lamun C. rotundata cenderung bersifat polar. Harborne 1987 menyatakan bahwa tumbuhan mengandung banyak senyawa fenol dan senyawa fenol ini
memiliki sifat yang cenderung larut dalam pelarut polar.
4.4 Total Fenol Lamun
Cymodocea rotundata
Senyawa fenol merupakan senyawa yang banyak terdapat pada semua jenis tanaman. Fungsi senyawa fenol diantaranya lignin sebagai pembentuk
dinding sel tanaman dan antosianin sebagai pigmen pada bunga Harborne 1987. Senyawa fenol dapat menangkap radikal-radikal peroksida dan dapat mengkelat
logam besi yang mengkatalisa peroksida lemak. Sebagian besar senyawa fenol merupakan senyawa aromatik yang dapat diidentifikasi dengan menggunakan
sinar UV. Reagen khusus yang digunakan untuk mengetahui adanya senyawa fenol adalah Folin Ciocalteau. Kandungan senyawa fenol dalam ekstrak lamun C.
rotundata pada pelarut yang berbeda dapat dilihat pada Gambar 6.
Keterangan : Angka-angka pada histogram yang diikuti huruf berbeda a,b,c menunjukkan berbeda nyata p0,05
Gambar 6 Total fenol ekstrak lamun C. rotundata dalam berbagai pelarut
335,58 a
37,24 b 2,63 c
50 100
150 200
250 300
350 400
T o
ta l
feno l
m g
G AE
1 g
s a
m pel
Pelarut
metanol etil asetat
n-heksana
Gambar 6 menunjukkan bahwa kandungan fenol dalam ekstrak lamun C. rotundata berbeda-beda pada setiap pelarut. Ekstraksi dengan pelarut metanol
menghasilkan total kandungan fenol tertinggi yaitu 335,58 mg GAE1000 g sampel dan diikuti oleh pelarut etil asetat dan n-heksana dengan nilai berturut-
turut 37,24 mg GAE1000 g sampel dan 2,63 mg GAE1000 g sampel. Kandungan total fenol yang tinggi pada ekstrak dengan pelarut metanol
mengindikasikan bahwa kandungan total fenol dalam lamun C. rotundata berkorelasi positif dengan rendemen ekstrak yang dihasilkan.
Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa senyawa fenol dalam lamun C. rotundata banyak terekstrak dalam pelarut polar, yaitu metanol. Hal ini sesuai
dengan pendapat Harborne 1987 bahwa senyawa fenol cenderung larut dalam pelarut polar. Suradikusumah 1989 juga menyatakan bahwa senyawa fenol
cenderung lebih larut air karena sering terdapat bergabung dengan gula dan biasanya terdapat dalam rongga sel.
Senyawa fenol ini diduga berpengaruh terhadap kandungan antioksidan dalam lamun C. rotundata karena Meenakshi et al. 2009 dan Lim et al. 2002
menyatakan bahwa adanya hubungan antara total fenol dan aktivitas antioksidan dimana jika di dalam suatu bahan memiliki konsentrasi senyawa fenol yang
tinggi maka aktivitas antioksidan dalam bahan tersebut juga tinggi. Menurut Andayani et al. 2008, senyawa fenol yang memiliki aktivitas antioksidan
biasanya memiliki gugus -OH dan -OR seperti flavonoid dan asam fenolat. Oktaviana 2010 juga menyatakan bahwa senyawa fenol bisa berfungsi sebagai
antioksidan karena kemampuannya meniadakan radikal-radikal bebas dan radikal peroksida sehingga efektif dalam menghambat oksidasi lipida.
Senyawa fenol alami yang telah diketahui memiliki lebih dari seribu struktur dan flavonoid merupakan golongan yang terbesar, namun golongan fenol
lain seperti fenil propanoid dan fenol kuinon terdapat dalam jumlah yang cukup banyak pula. Sebagian besar senyawa flavonoid ditemukan dalam bentuk
glikosida, yaitu kombinasi antara suatu gula dan suatu alkohol yang saling berikatan melalui ikatan glikosida. Pada prinsipnya, ikatan glikosida terbentuk
apabila gugus hidroksil dari alkohol beradisi kepada gugus karbonil dari gula Suradikusumah 1989. Adanya senyawa flavonoid atau senyawa fenol lainnya
dapat diketahui secara kualitatif dengan pengujian fitokimia. Pada uji ini, senyawa fenol dapat diidentifikasi dengan menggunakan reagen-reagen tertentu seperti
amil alkohol untuk uji flavonoid dan FeCl
3
untuk uji fenol hidrokuinon. Senyawa flavonoid pada lamun C. rotundata diduga memiliki peran yang
paling besar dalam fungsinya sebagai senyawa antioksidan. Menurut Lenny 2006, senyawa flavonoid terdiri dari beberapa jenis tergantung pada tingkat
oksidasi dari rantai propana dari sistem 1,3-diarilpropana. Flavon, flavonol dan antosianidin merupakan jenis yang banyak ditemukan sehingga disebut sebagai
flavonoida utama. Struktur senyawa flavonoid dapat dilihat pada Gambar 7.
Gambar 7 Struktur senyawa flavonoid
Sumber: Lenny 2006
4.5 Senyawa Fitokimia pada Lamun