Uji Aktivitas Antioksidan Ekstraksi Bahan Aktif

antioksidan yaitu sebagai pemberi atom hidrogen. Antioksidan AH yang mempunyai fungsi utama tersebut sering disebut sebagai antioksidan primer. Senyawa ini dapat memberikan atom hidrogen secara cepat ke radikal lipida R · , ROO · atau mengubahnya ke bentuk lebih stabil, sementara turunan radikal antioksidan A · tersebut memiliki keadaan lebih stabil dibanding radikal bebas. Fungsi sekunder merupakan fungsi memperlambat laju autooksidasi dengan berbagai mekanisme diluar mekanisme pemutusan rantai autooksidasi dengan pengubahan radikal bebas kebentuk lebih stabil. Reaksi penghambatan antioksidan terhadap radikal bebas dapat dilihat pada Gambar 2. Gambar 2 Reaksi penghambatan antioksidan primer terhadap radikal bebas Sumber: Barus 2009

2.3 Uji Aktivitas Antioksidan

Badarinath et al. 2010 mengelompokkan metode pengujian aktivitas antioksidan kedalam tiga golongan. Golongan pertama adalah Hydrogen atom Transfer methods HAT misalnya oxygen radical absorbance capacity ORAC method dan lipid peroxidation inhibition capacity LPIC assay. Golongan kedua adalah Electron Transfer methods ET misalnya ferric reducing antioxidant power dan diphenylpicrylhydrazil DPPH free radical scavenging assay. Golongan ketiga adalah metode lain seperti total oxidant scavenging capacity TOSC dan chemiluminescence. Molyneux 2004 menyatakan bahwa metode yang umum digunakan dalam pengujian aktivitas antioksidan adalah diphenylpicrylhydrazil DPPH free radical scavenging assay. Pada metode ini, larutan DPPH yang berperan sebagai radikal bebas akan bereaksi dengan senyawa antioksidan sehingga DPPH akan berubah menjadi diphenilpycrilhydrazine yang bersifat non-radikal. Peningkatan jumlah diphenilpycrilhydrazine akan ditandai dengan berubahnya warna ungu Inisiasi : R · + AH RH + A · Propagasi : ROO · + AH ROOH + A · Terminasi : ROO · + ROO · + AH ROOH + ROOH + A · ROO · + R · + AH ROOH + RH + A · R · + R · + AH RH + RH + A · menjadi warna kuning pucat. Struktur diphenylpicrylhydrazil dan diphenilpycrilhydrazine dapat dilihat pada Gambar 3. Gambar 3. Struktur Diphenylpycrilhydrazil dan Diphenylpycrilhydrazine Sumber : Molyneux 2004 Molyneux 2004 menyatakan bahwa secara umum hasil dari metode DPPH diinterpretasikan dalam parameter IC 50 Inhibition Concentration atau EC 50 Efficient Concentration 50. IC 50 atau EC 50 didefinisikan sebagai konsentrasi larutan substrat atau sampel yang akan menyebabkan tereduksi aktivitas DPPH sebesar 50. Semakin besar aktivitas antioksidan maka nilai IC 50 atau EC 50 akan semakin kecil.

2.4 Ekstraksi Bahan Aktif

Ekstraksi menurut Rahayu 2009 merupakan pemisahan suatu zat dari campurannya dengan pembagian sebuah zat terlarut antara dua pelarut yang tidak dapat tercampur untuk mengambil zat terlarut tersebut dari satu pelarut ke pelarut yang lain. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penyiapan pelarut dan bahan yang akan diekstrak diantaranya adalah selektivitas, kelarutan, kemampuan tidak saling bercampur, kerapatan, reaktivitas, dan titik didih. Jenis ekstraksi meliputi ekstraksi secara dingin dan ekstraksi secara panas. Ekstraksi secara dingin terdiri atas metode maserasi, metode sokhletasi dan metode perkolasi, sedangkan ekstraksi secara panas terdiri atas metode refluks dan metode destilasi uap. Maserasi merupakan ekstraksi sederhana yang dilakukan dengan cara merendam sampel dalam suatu pelarut selama beberapa hari pada temperatur kamar dan terlindung dari cahaya. Metode maserasi bertujuan untuk mengekstrak sampel yang mengandung komponen kimia yang mudah larut dalam pelarut, tidak mengandung benzoin dan lilin Sudjadi 1986. Sokhletasi merupakan ekstraksi yang dilakukan secara berkesinambungan. Pelarut dipanaskan sehingga menguap kemudian uap pelarut terkondensasi menjadi molekul-molekul air. Keuntungan metode ini adalah dapat digunakan untuk sampel dengan tekstur yang lunak dan tidak tahan terhadap pemanasan secara langsung. Perkolasi merupakan metode ekstraksi dengan mengalirkan pelarut melalui sampel yang telah dibasahi. Keuntungan metode ini adalah tidak memerlukan langkah tambahan yaitu sampel padat telah terpisah dari ekstrak. Kerugiannya adalah kontak antara sampel padat tidak merata atau terbatas dibandingkan dengan metode refluks dan pelarut menjadi dingin selama proses perkolasi sehingga tidak melarutkan komponen secara efisien Suradikusumah 1989. Metode refluks digunakan untuk mengekstraksi sampel-sampel yang mempunyai tekstur kasar dan tahan pemanasan langsung. Kerugian metode ini adalah membutuhkan volume total pelarut yang besar dari sejumlah manipulasi dari operator. Destilasi uap adalah metode yang populer untuk ekstraksi minyak- minyak esensial dari sampel tanaman. Metode ini diperuntukkan untuk mencari bahan yang mengandung komponen kimia yang mempunyai titik didih tinggi pada tekanan udara normal Sudjadi 1986.

2.5 Senyawa Fitokimia