adanya penyesuaian sebelumnya yang menyebabkan gagal panen, rendahnya produktivitas, dan lain-lain.
2. Risiko Pasar atau Harga
Risiko yang ditimbulkan oleh pasar antara lain kondisi pasar yang cenderung bersifat kompleks dan dinamis sedangkan proses pada kegiatan produksi
pertanian relatif lama, persaingan, inflasi yang dapat menyebabkan daya beli masyarakat serta permintaan rendah, dan lain-lain. Sedangkan risiko yang
ditimbulkan oleh harga antara lain harga faktor produksi yang berfluktuasi, ketidakpastian harga output, dan lain sebagainya.
3. Risiko Kebijakan
Risiko yang ditimbulkan oleh kebijakan antara lain adanya suatu kebijakan tertentu dan program dari pemerintah yang mempengaruhi sektor pertanian dan
dapat menghambat kemajuan bisnis. Contohnya kebijakan dari pemerintah untuk memberikan atau mengurangi subsidi dari harga input dan kebijakan tarif
ekspor. 4.
Risiko Finansial Risiko finansial ini dihadapi oleh petani pada saat petani meminjam modal dari
institusi seperti bank. Risiko yang timbul antara lain adanya piutang tak tertagih, likuiditas yang rendah sehingga perputaran usaha terhambat, putaran
barang rendah, laba yang menurun karena krisis ekonomi dan lain-lain. Risiko
ini berkaitan dengan fluktuasi dari tingkat suku bunga pinjaman interest rate.
1.2. Teori Portofolio
Para pebisnis seringkali melakukan diversifikasi pada investasi dalam bisnis yang dijalankan dengan mengkombinasikan berbagai usahanya. Dengan
kata lain, para pebisnis tersebut membentuk portofolio. Pilihan pada portofolio ini merupakan strategi pebisnis dalam rangka penyebaran risiko. Menurut Weston
dan Copeland 1992, teori portofolio merupakan teori modern mengenai pengambilan keputusan dalam situasi ketidakpastian, tujuannya adalah untuk
memilih kombinasi yang optimal dari usaha-usaha yang dimiliki portofolio efisien, dalam arti memberikan hasil tertinggi yang mungkin diharapkan bagi
setiap tingkat risiko, atau tingkat risiko terendah yang mungkin bagi setiap hasil
yang diharapkan.
Menganalisis risiko merupakan tindakan yang penting dalam menjalankan suatu bisnis. Langkah dalam menganalisis risiko adalah menentukan dampak
portofolio pada tingkat risiko keseluruhan usaha. Jika pebisnis memiliki banyak investasi lain, maka risiko portofolio merupakan ukuran risiko yang relevan dari
dampak portofolio terhadap tingkat risiko keseluruhan investasi. Risiko dalam melakukan investasi selalu dikaitkan dengan tingkat variabilitas return yang dapat
diperoleh dari usaha yang dijalankan, risiko portofolio yang digunakan diukur dari distribusi probabilitas tingkat return investasi yang bersangkutan. Elton dan
Gruber 1995, menyatakan bahwa risiko portofolio lebih kompleks dibandingkan dengan risiko pada aset individu, dimana diharapkan salah satu aset memiliki
return yang baik ketika aset lain memiliki return yang menurun. Oleh karena itu, dilakukan analisis kombinasi aset dua aset atau lebih portofolio untuk
menganalisis risiko kombinasi dari semua aset yang mungkin berisiko dibandingkan dengan individual aset. Perhitungan expected return pada portofolio
dua aset adalah sebagai berikut Elton dan Gruber, 1995:
p
= X
A A
+ X
B B
Dimana : X
A
= Fraction portofolio pada aset pertama X
B
= Fraction portofolio pada aset kedua
A
= Expected return pada aset pertama
B
= Expected return pada aset kedua Fraction proporsi dari masing-masing aset adalah :
X
A
+ X
B
= 1 Jika investasi digunakan untuk dua aset maka variance gabungan dapat
dituliskan sebagai berikut Elton dan Gruber, 1995: σ
p 2
= k
2
σ
i 2
+ 1-k
2
σ
j 2
+ 2 k 1-k σ
ij
dimana : σ
p 2
= Variance portofolio untuk investasi aset i dan j σ
ij
= Covariance antara investasi aset i dan j k
= Fraction portofolio pada investasi aset i 1-k = Fraction portofolio pada investasi aset j
Jika σ
ij
= ρ
ij
σ
i
σ
i
dimana ρ
ij
merupakan koefisien korelasi antara investasi aset i dan j maka persamaan variance portofolio dari dua aset dapat dituliskan menjadi
sebagai berikut :
σ
p 2
= k
2
σ
i 2
+ 1-k
2
σ
j 2
+ 2 ρ
ij
k 1-k σ
i
σ
j
Nilai koefisie n korelasi investasi aset i dan j ρ
ij
mempunyai nilai maksimum positif satu +1 dan minimum negatif satu -1. Beberapa
kemungkinan korelasi diantara dua aset diantaranya adalah sebagai berikut: 1. Nilai koefisien korelasi positif satu +1 mempunyai arti bahwa kombinasi dari
dua aset i dan j selalu bergerak bersama-sama. 2. Nilai koefisien korelasi negatif satu -1 mempunyai arti bahwa kombinasi dari
dua aset i dan j selalu bergerak berlawanan arah. 3. Nilai koefisien korelasi sama dengan nol 0 mempunyai arti bahwa kombinasi
dari dua aset i dan j tidak ada hubungan satu dengan yang lain. Jika investasi digunakan untuk tiga aset maka variance gabungan dapat
dituliskan sebagai berikut Diether, 2009:
σ
p 2
= w
i 2
σ
i 2
+ w
j 2
σ
j 2
+ w
k 2
σ
k 2
+ 2 w
i
w
j
ρ
ij
σ
i
σ
j
+ 2 w
i
w
k
ρ
ik
σ
i
σ
k
+ 2 w
j
w
k
ρ
jk
σ
j
σ
k
Jika investasi digunakan untuk empat aset maka variance gabungan dapat dituliskan sebagai berikut Diether, 2009:
σ
p 2
= w
i 2
σ
i 2
+ w
j 2
σ
j 2
+ w
k 2
σ
k 2
+ w
l 2
σ
l 2
+ 2 w
i
w
j
ρ
ij
σ
i
σ
j
+ 2 w
i
w
k
ρ
ik
σ
i
σ
k
+ 2 w
i
w
l
ρ
il
σ
i
σ
l
+ 2 w
j
w
k
ρ
jk
σ
j
σ
k
+ 2 w
j
w
l
ρ
jl
σ
j
σ
l
+ 2 w
k
w
l
ρ
kl
σ
k
σ
l
dimana:
w
i
,w
j
, w
k
, w
l
= bobot masing-masing komoditi dalam portofolio
σ
i 2
, σ
j 2
, σ
k 2
, σ
l 2
= variances masing-masing komoditi
σ
i
, σ
j
, σ
k
, σ
l
= standart deviation masing-masing komoditi
ρ
ij
, ρ
ik
, ρ
il
, ρ
jk
, ρ
jl
, ρ
kl
= korelasi pengembalian setiap pasang komoditi Para pemodal melakukan diversifikasi investasi karena mereka ingin
mengurangi risiko yang mereka tanggung. Sementara tingkat keuntungan yang diharapkan dari portofolio merupakan rata-rata tertimbang dari tingkat
keuntungan yang diharapkan dari masing-masing usaha yang membentuk portofolio tersebut, standar deviasi portofolio lebih kecil dari rata-rata tertimbang
sejauh koefisien korelasi antar usaha yang membentuk portofolio tersebut lebih kecil dari satu. Semakin rendah koefisien korelasi, semakin efektif penurunan
standar deviasi.
3.3 Konsep Manajemen Risiko