Deskripsi Sumberdaya Perusahaan Analisis Risiko Produksi Sayuran Organik pada PT Masada Organik Indonesia di Bogor Jawa Barat.

ketidakadilan. Masing-masing bagian memiliki tugas dan tanggung jawab yang telah ditetapkan sesuai dengan deskripsi pekerjaan.

5.3. Deskripsi Sumberdaya Perusahaan

Sumberdaya yang dimiliki PT Masada Organik Indonesia meliputi sumberdaya keuangan modal dan sumberdaya fisik. Sumberdaya keuangan merupakan kemampuan yang dimiliki perusahaan untuk mengelola segala hal yang terkait dengan keuangan perusahaan dalam menjalankan usahanya. Sumberdaya fisik meliputi lahan, peralatan, dan kualitas sumberdaya manusia yang dimiliki perusahaan. Aspek sumberdaya manusia sangat penting bagi perusahaan dalam menjalankan usahanya agar tujuan perusahaan dalam mencapai keberhasilan dapat diraih. PT Masada Organik Indonesia memiliki total tenaga kerja berjumlah tiga puluh orang yang terdiri dari enam orang bagian karyawan kantor, empat belas orang buruh tani PT Masada Organik Indonesia, lima orang karyawan packing, dan lima orang karyawan distributor bagian pemasaran. Karyawan atau tenaga kerja yang ada di PT Masada Organik Indonesia terdiri dari tenaga kerja laki-laki dan perempuan. Status karyawan di perusahaan juga beragam yakni mulai dari tenaga kerja tetap serta tenaga kerja harian. Data tenaga kerja yang ada di PT Masada Organik Indonesia berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Jumlah Tenaga Kerja di PT Masada Organik Indonesia Berdasarkan Jenis Kelamin Tahun 2010 Jenis kelamin Tenaga Kerja orang Persentase Laki-laki 20 66,7 Perempuan 10 33,3 Jumlah 30 100 Sumber : PT Masada Organik Indonesia, 2011 Berdasarkan Tabel 5, dapat dijelaskan bahwa tenaga kerja dalam memproduksi sayuran organik di PT Masada Organik Indonesia didominasi oleh tenaga kerja laki-laki yang memiliki proporsi 66,7 persen dari jumlah tenaga kerja. Tenaga kerja perempuan yang ada di perusahaan hanya memiliki proporsi 33,3 persen dari jumlah tenaga kerja. Setiap tenaga kerja tersebut memiliki tingkat pendidikan yang beragam mulai dari tingkat SD hingga perguruan tinggi. Tingkat pendidikan tenaga kerja sebagian besar adalah SD dan SMP yaitu sebanyak 40 persen dari jumlah tenaga kerja. Tingkat pendidikan tenaga kerja yang paling sedikit adalah tenaga kerja dengan tingkat pendidikan perguruan tinggi yaitu 3,3 persen dari jumlah tenaga kerja. Data mengenai tingkat pendidikan tenaga kerja dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Tingkat Pendidikan Tenaga Kerja di PT Masada Organik Indonesia Tahun 2010 Tingkat Pendidikan Tenaga Kerja orang Persentase SD 12 40,0 SMP 12 40,0 SMA 5 16,7 Perguruan Tinggi 1 3,3 Jumlah 30 100 Sumber : PT Masada Organik Indonesia, 2011 Berdasarkan Tabel 6, tenaga kerja di PT Masada Organik Indonesia umumnya telah mengikuti pendidikan formal. Hal ini menunjukkan bahwa seluruh tenaga kerja di PT Masada Organik Indonesia minimal dapat membaca dan menghitung. Kondisi tersebut cukup menguntungkan bagi perusahaan karena dasar pendidikan yang telah dimiliki oleh tenaga kerja tersebut akan memudahkan mereka dalam menyerap teknologi dan informasi yang diberikan berkaitan dengan usaha budidaya sayuran organik. Umur tenaga kerja yang bekerja di PT Masada Organik Indonesia bervariasi dan digolongkan kedalam empat golongan. Adapun jumlah tenaga kerja berdasarkan masing-masing golongan umur dapat dilihat Tabel 6. Tabel 7. Jumlah Tenaga Kerja di PT Masada Organik Indonesia Berdasarkan Golongan Umur Tahun 2010 Golongan Umur tahun Tenaga Kerja orang Persentase 21-30 7 23,3 31-40 17 56,7 41-50 4 13.3 51-60 2 6,7 Jumlah 30 100 Sumber : PT Masada Organik Indonesia, 2011 Struktur umur penduduk terdiri dari anak-anak non-produktif pada umur 0-14 tahun, usia suburdewasa produktif pada umur 15-60 tahun dan penduduk usia tua pada umur 61 tahun keatas BPS Jawa Barat, 2000. Berdasarkan batasan usia tersebut, maka Tabel 7 menunjukan bahwa sebagian besar umur tenaga kerja di perusahaan PT Masada Organik Indonesia terdapat pada umur yang produktif. PT Masada Organik Indonesia memiliki manajer kebun yang memiliki tanggung jawab terhadap operasional kebun secara keseluruhan, mulai dari perencanaan produksi sayuran, pendataan berbagai laporan tentang operasional kebun, pengendalian biaya produksi, pengiriman produk, melakukan pemfakturan, serta pemantauan perkembangan dan pemeliharaan kebun. Selain itu, manajer juga melakukan jalinan kerjasama dengan berbagai mitra perusahaan serta konsumen. Salah satu kemitraan yang dilakukan adalah melakukan kerjasama dengan pihak pemasok sayuran organik, karena perusahaan masih belum dapat memenuhi permintaan konsumen yang tinggi dengan produksi sayuran organik yang dihasilkan oleh perusahaan. Manajer kebun membawahi bagian produksi yang terdiri dari tiga bagian antara lain persemaian, budidaya, dan pasca panen. Penanggungjawab persemaian bertanggungjawab dalam menyediakan dan menyiapkan benihbibit tanaman yang berkualitas, melakukan perencanaan dan pendataan jumlah benih yang akan ditanam setiap plot, memastikan persediaan benih dan bibit tanaman. Selain itu, tanggung jawab bagian persemaian lainnya adalah melakukan pendataan absensi harian dan membagi gaji mingguan. Penanggungjawab bagian budidaya bertugas melakukan pengawasan di lapangan, melakukan pengendalian hama dan penyakit secara organik, mengoptimalkan penggunaan pupuk secara organik untuk menghasilkan produksi yang optimal serta memastikan ketersediaan pupuk di kebun, melakukan pendataan dan pemantauan pola tanam disetiap plot, melakukan perbaikan dan pemeliharaan instalasi air pertanian dan menginventaris serta mengamankan alat- alat pertanian secara berkala. Selain itu, bagian budidaya juga melakukan pencatatan produksi atau panen disetiap plot dan mendata prediksi panen setiap minggu. Bagian pasca panen bertanggung jawab dalam membersihkan dan menyortir hasil panen, memisah-misahkan hasil panen sesuai grade yang ditentukan, dan yang terakhir melakukan pengemasan pada sayuran. Sistem perekrutan tenaga kerja yang dilakukan yakni tidak mengutamakan pendidikan utamanya pada buruh tani PT Masada Organik Indonesia, akan tetapi yang paling diutamakan ialah keahlian serta pengalaman mereka tekait usaha budidaya sayuran organik. Jam kerja yang ditetapkan untuk tenaga kerjanya antara lain untuk petani mulai dari pukul 07.30 WIB hingga pukul 15.00 WIB dengan hari kerja mulai dari hari Minggu hingga Jumat, sedangkan Sabtu libur. Untuk tenaga kerja bagian pasca panen, kerja dimulai dari pukul 04.00 WIB hingga pukul 13.00 WIB, hari kerja mulai hari Senin hingga Sabtu, sedangkan hari Minggu libur. Adapun waktu istirahat yang diberikan sebanyak dua kali, yaitu pukul 09.00 WIB - 09.30 WIB dan pukul 12.00 WIB - 13.00 WIB. Kegiatan budidaya dilakukan di kebun seluas tiga hektar yang dibagi menjadi bagian-bagian yang disebut plot. Masing-masing plot memiliki satu orang penanggungjawab. Plot yang dibuat memiliki luas lahan yang berbeda-beda. Setiap plot dibagi menjadi bedengan-bedengan yang disebut bed. Jumlah bedengan yang terdapat di kebun kurang lebih 1600 bed. Luas satu buah bed adalah kurang lebih 10 m 2 . Pemberian upah kepada tenaga kerja buruh seperti buruh tani PT Masada Organik Indonesia dan bagian packing dilakukan setiap hari Jumat, sedangkan untuk karyawan tetap diberikan perbulan setiap awal bulan. Besarnya gaji dan upah terhadap tenaga kerja tergantung pada prestasi dan jenis pekerjaan dari masing-masing tenaga kerja. Prestasi tersebut dapat dinilai dari absensi, tanggung jawab serta hasil yang diperoleh dari produksi lahan mereka plot masing-masing petani. Pembagian tenaga kerja antara tenaga kerja laki-laki dan perempuan tidaklah berbeda. Jam kerja untuk tenaga kerja laki-laki dan perempuan adalah jam kerja delapan jam perharinya. Mereka menerima upah sebesar Rp 17.600 per hari. Upah tersebut dibayarkan setiap satu minggu sekali, yaitu pada hari sabtu. Jam kerja tambahan lembur juga diberlakukan di PT Masada Organik Indonesia, upah lembur yang diberikan kepada tenaga kerja yaitu sebesar Rp 2.000 per jam.

5.4. Permodalan dan Fasilitas Produksi Perusahaan