IV METODE PENELITIAN 4.1.
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian mengenai risiko produksi sayuran organik ini dilaksanakan di PT Masada Organik Indonesia, Desa Ciburial, Cisarua, Bogor, Jawa Barat.
Pemilihan lokasi dilakukan secara purposive dengan pertimbangan PT Masada Organik Indonesia merupakan perusahaan agribisnis memproduksi sayuran
organik dengan skala usaha yang relatif besar dilihat dari omzet sekitar 100 juta setiap bulannya.
Selain itu, luas lahan yang digunakan untuk kegiatan budidaya sayuran organik di PT MOI lebih besar dibandingkan dengan perusahaan lainnya. PT
MOI memiliki luas lahan sekitar 3 hektar, sedangkan Permata Hati Organic Farm memiliki luas lahan 1,5 hektar dan
The Pinewood Organic Farm memiliki luas lahan 2 hektar.
Waktu pra penelitian dilakukan mulai bulan Januari 2011 yaitu terhitung sejak pembuatan proposal penelitian. Pengambilan data dilakukan pada
bulan April hingga Mei 2011.
4.2. Jenis Data dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Data primer diperoleh melalui observasi lapangan dan wawancara
langsung dengan pihak perusahaan. Data sekunder yang digunakan berasal dari data yang diperoleh dari perusahaan antara lain data produksi sayuran organik,
data biaya produksi sayuran organik, profil perusahaan, harga produk, dan data- data lainnya yang mendukung penelitian ini. Selain itu, data sekunder diperoleh
dari Departemen Pertanian, Biro Pusat Statistik dan literatur atau informasi lainnya yang terkait dengan topik dan objek penelitian.
4.3. Metode Pengolahan Data
Data yang telah diperoleh kemudian diolah dengan bantuan program Microsoft Excel dan kalkulator. Analisis data yang dilakukan pada penelitian ini
terdiri dari analisis kualitatif dan analisis kuantitatif. Analisis kualitatif dilakukan melalui pendekatan deskriptif. Analisis ini dilakukan untuk mengetahui gambaran
umum perusahaan, proses produksi, dan pengelolaan risiko yang diterapkan perusahaan.
Analisis kuantitatif terdiri dari analisis risiko yang terdiri dari analisis pendapatan, analisis risiko produksi pada kegiatan spesialisasi dan diversifikasi.
Analisis pendapatan diperoleh dari penerimaan perusahaan dikurangi dengan biaya yang dikeluarkan perusahaan selama periode tanam berlangsung.
4.3.1. Analisis Risiko pada Kegiatan Spesialisasi
Peluang dari suatu kejadian pada kegiatan usaha dapat diukur berdasarkan pada pengalaman yang telah dialami pelaku bisnis dalam menjalankan kegiatan
usaha sayuran organik. Total peluang dari beberapa kejadian berjumlah satu. Pengukuran peluang P diperoleh dari frekuensi kejadian pada setiap kondisi
yang dibagi dengan periode waktu selama kegiatan berlangsung. Secara sistematis dapat dituliskan:
Keterangan : f = Frekuensi kejadian T = Periode waktu proses produksi
Penyelesaian pengambilan keputusan yang mengandung risiko dapat dilakukan dengan menggunakan expected return. Expected return adalah jumlah
dari nilai-nilai yang diharapkan terjadi dari peluang masing-masing dari suatu kejadian. Rumus expected return dituliskan sebagai berikut :
10 E R
j
= ∑ P
ij
. R
ij
i
=1
P
i
menunjukkan nilai peluang dari suatu kejadian di masing-masing kondisi. Peluang dari setiap kejadian diasumsikan relatif sama karena data yang
tersedia dari setiap kejadian sulit dinilai mana peluang yang lebih tinggi atau rendah. Nilai peluang dihitung dengan cara yaitu satu dibagi dengan total periode
waktu proses produksi, sehingga nilai expected return-nya merupakan nilai rata- rata dari total nilai produktivitas atau pendapatan tersebut
10 ∑ R
ij
i=1
10
E R
ij
=
Dimana : E R
i
= Expected return R
i
= Return Produktivitas n
= Jumlah kejadian = 10 i
= Kejadian 1,2,3..., 10 j
= Usaha Sayuran Organik 1 = Bayam Hijau, 2 = Brokoli, 3 = Caisin, 4 = Wortel
Penilaian risiko dilakukan dengan mengukur nilai penyimpangan yang terjadi. Menurut Elton dan Gruber 1995, terdapat beberapa ukuran risiko
diantaranya sebagai berikut:
a. Variance
Pengukuran variance dari return merupakan penjumlahan selisih kuadrat dari return dan expected return yang kemudian dikalikan dengan peluang dari
setiap kejadian. Nilai variance dapat dituliskan dengan rumus sebagai berikut: 10
σ
i 2
= ∑ P
ij
R
ij
- Ř
i 2
i
=1
Dimana : = Variance dari return
P
i
= Peluang dari suatu kejadian R
i
= Return Produktivitas Ř
i
= Expected return Dari nilai variance dapat menunjukkan bahwa semakin kecil nilai
variance maka semakin kecil penyimpangannya sehingga tingkat risiko yang dihadapi dalam melakukan kegiatan usaha tersebut juga semakin rendah.
b. Standard deviation
Standard deviation dapat diukur dengan menguadratkan nilai variance. Risiko dalam penelitian ini berarti besarnya fluktuasi keuntungan, sehingga
semakin kecil nilai standard deviation maka semakin rendah risiko yang dihadapi dalam kegiatan usaha. Rumus standard deviation adalah sebagai berikut :
σ
i
= √ σ
i 2
Dimana : = Variance
= Standard deviation
c. Coefficient variation
Coefficient variation dapat diukur dari rasio standard deviation dengan return yang diharapkan expected return. Semakin kecil nilai coefficient
variation maka akan semakin rendah risiko yang dihadapi. Rumus coefficient variation adalah :
CV = σ
i
Ř
i
Dimana : CV = Coefficient variation
= Standard deviation Ř
i
= Expected return Variance dan standard deviation merupakan ukuran absolut dan tidak
mempertimbangkan risiko dalam hubungannya dengan hasil yang diharapkan. Untuk mempertimbangkan aset dengan return yang diharapkan berbeda, pelaku
bisnis dapat menggunakan coefficient variation. Coefficient variation merupakan ukuran yang sangat tepat bagi pengambil keputusan khususnya dalam memilih
salah satu alternatif dari berbagai kegiatan usaha dengan mempertimbangkan risiko yang dihadapi dari setiap kegiatan usaha untuk setiap return yang diperoleh.
4.3.2. Analisis Risiko pada Kegiatan Portofolio
Kegiatan usaha diversifikasi juga tidak terlepas dari risiko usaha seperti halnya kegiatan usaha spesialisasi. Risiko yang terdapat dalam kegiatan
diversifikasi dinamakan risiko portofolio. Untuk mengukur risiko portofolio dapat dilakukan dengan menghitung variance gabungan dari beberapa kegiatan usaha
atau aset. Diversifikasi yang dilakukan pada perusahaan adalah dalam melakukan pola tanam secara tumpangsari. Komoditi yang dianalisis dalam kegiatan
diversifikasi adalah kombinasi dua, tiga dan empat komoditi. Fraction portofolio atau bobot komoditi yang diperoleh pada masing-
masing komoditi ditentukan dari perbandingan luas lahan komoditi dengan total luas lahan yang diusahakan pada kegiatan portofolio tersebut. Total bobot dari
beberapa kegiatan portofolio berjumlah satu. Cara menghitung bobot portofolio pada kombinasi dua komoditi sebagai berikut:
W
2
i = Luas lahan i
Luas lahan i + Luas lahan j
W
2
j = Luas lahan j
Luas lahan i + Luas lahan j
Keterangan: W
2
i = Bobot Portofolio kombinasi dua komoditi i W
2
j = Bobot Portofolio kombinasi dua komoditi j
i = Komoditi Sayuran Bayam HijauBrokoliCaisinWortel
j = Komoditi Sayuran Bayam HijauBrokoliCaisinWortel
Cara menghitung bobot portofolio pada kombinasi tiga komoditi sebagai berikut: W
3
i = Luas lahan i
Luas lahan i + Luas lahan j + Luas lahan k W
3
j = Luas lahan j
Luas lahan i + Luas lahan j + Luas lahan k W
3
k = Luas lahan k
Luas lahan i + Luas lahan j + Luas lahan k Keterangan: W
3
i = Bobot Portofolio Kombinasi Tiga Komoditi i W
3
j = Bobot Portofolio Kombinasi Tiga Komoditi j W
3
k = Bobot Portofolio Kombinasi Tiga Komoditi k i
= Komoditi Sayuran Bayam HijauBrokoliCaisinWortel j
= Komoditi Sayuran Bayam HijauBrokoliCaisinWortel k
= Komoditi Sayuran Bayam HijauBrokoliCaisinWortel Cara menghitung bobot portofolio pada kombinasi empat komoditi
W
4
i = Luas lahan i
Luas lahan i + Luas lahan j + Luas lahan k + Luas lahan l W
4
j = Luas lahan j
Luas lahan i + Luas lahan j + Luas lahan k + Luas lahan l W
4
k = Luas lahan k
Luas lahan i + Luas lahan j + Luas lahan k + Luas lahan l W
4
l = Luas lahan l
Luas lahan i + Luas lahan j + Luas lahan k + Luas lahan l Keterangan: W
4
i = Bobot Portofolio Kombinasi Empat Komoditi i W
4
j = Bobot Portofolio Kombinasi Empat Komoditi j W
4
k = Bobot Portofolio Kombinasi Empat Komoditi j W
4
l = Bobot Portofolio Kombinasi Empat Komoditi l i
= Komoditi Sayuran Bayam HijauBrokoliCaisinWortel j
= Komoditi Sayuran Bayam HijauBrokoliCaisinWortel k
= Komoditi Sayuran Bayam HijauBrokoliCaisinWortel l
= Komoditi Sayuran Bayam HijauBrokoliCaisinWortel Setelah fraction portofolio atau bobot pada tiap kombinasi komoditi
diperoleh, dilakukan perhitungan expected return portofolio tiap kombinasi
komoditi. Cara menghitung expected return portofolio kombinasi dua komoditi sebagai berikut:
ER
p 2
= [ER
i
x W
2
i] + [ER
j
x W
2
j] Keterangan: ER
p 2
= Expected Return Portofolio kombinasi dua komoditi ER
i
= Expected Return komoditi i ER
j
= Expected Return komoditi j W
2
i = Bobot Portofolio kombinasi dua komoditi i
W
2
j =
Bobot Portofolio kombinasi dua komoditi j Cara menghitung expected return portofolio kombinasi tiga komoditi sebagai
berikut: ER
p 3
= [ER
i
x W
3
i] + [ER
j
x W
3
j] + [ER
k
x W
3
k] Keterangan: ER
p 3
= Expected Return Portofolio kombinasi tiga komoditi ER
i
= Expected Return komoditi i ER
j
= Expected Return komoditi j ER
k
= Expected Return komoditi k W
3
i = Bobot Portofolio kombinasi tiga komoditi i W
3
j = Bobot Portofolio kombinasi tiga komoditi j W
3
k = Bobot Portofolio kombinasi tiga komoditi k W
3
l = Bobot Portofolio kombinasi tiga komoditi l Cara menghitung expected return portofolio kombinasi empat komoditi sebagai
berikut: ER
4
= [ER
i
x W
3
i] + [ER
j
x W
3
j] + [ER
k
x W
3
k] + [ER
l
x W
3
l] Keterangan: ER
p 4
= Expected Return Portofolio kombinasi empat komoditi ER
i
= Expected Return komoditi i ER
j
= Expected Return komoditi j ER
k
= Expected Return komoditi k ER
l
= Expected Return komoditi l W
4
i = Bobot Portofolio kombinasi empat komoditi i W
4
j = Bobot Portofolio kombinasi empat komoditi j W
4
k = Bobot Portofolio kombinasi empat komoditi k W
4
l = Bobot Portofolio kombinasi empat komoditi l Selanjutnya, setelah expected return portofolio tiap kombinasi komoditi
diperoleh, dilakukan perhitungan variance portofolionya dengan memasukkan bobot portofolio kedalam rumus. Jika diversifikasi dilakukan pada kombinasi dua
komoditi, maka rumus variance gabungan dituliskan sebagai berikut Elton dan Gruber, 1995:
σ
p 2
=
W
2
i
2
σ
i 2
+
W
2
j
2
σ
j 2
+ 2
W
2
i W
2
j
ρ
ij
σ
i
σ
j
Dimana: W
2
i = Bobot Portofolio kombinasi dua komoditi i
W
2
j =
Bobot Portofolio kombinasi dua komoditi j σ
i
= Variance Bayam Hijau Brokoli Caisin Wortel
σ
j
= Variance Bayam Hijau Brokoli Caisin Wortel ρ
ij
= Nilai koefisien korelasi diantara aset i dan j Jika diversifikasi dilakukan pada kombinasi tiga komoditi, maka rumus variance
gabungan dituliskan sebagai berikut Diether, 2009:
σ
p 2
=
W
2
i
2
σ
i 2
+
W
2
j
2
σ
j 2
+
W
2
k
2
σ
k 2
+ 2
W
2
i W
2
j
ρ
ij
σ
i
σ
j
+ 2
W
2
i W
2
k
ρ
ik
σ
i
σ
k
+ 2
W
2
j W
2
k
ρ
jk
σ
j
σ
k
Dimana: W
3
i = Bobot Portofolio kombinasi tiga komoditi i
W
3
j = Bobot Portofolio kombinasi tiga komoditi j
W
3
k = Bobot Portofolio kombinasi tiga komoditi k
σ
i
= Variance Bayam Hijau Brokoli Caisin Wortel σ
j
= Variance Bayam Hijau Brokoli Caisin Wortel σ
k
= Variance Bayam Hijau Brokoli Caisin Wortel ρ
ij
= Nilai koefisien korelasi diantara aset i dan j ρ
ik
= Nilai koefisien korelasi diantara aset i dan k ρ
jk
= Nilai koefisien korelasi diantara aset j dan k Jika diversifikasi dilakukan pada kombinasi empat komoditi, maka rumus
variance gabungan dituliskan sebagai berikut Diether, 2009:
σ
p 2
=
W
2
i
2
σ
i 2
+
W
2
j
2
σ
j 2
+
W
2
k
2
σ
k 2
+
W
2
l
2
σ
l 2
+ 2
W
2
i W
2
j
ρ
ij
σ
i
σ
j
+ 2
W
2
i W
2
k
ρ
ik
σ
i
σ
k
+ 2
W
2
i W
2
l
ρ
il
σ
i
σ
l
+ 2
W
2
j W
2
k
ρ
jk
σ
j
σ
k
+ 2
W
2
j W
2
l
ρ
jl
σ
j
σ
l
+ 2
W
2
k W
2
l
ρ
kl
σ
k
σ
l
Dimana: W
4
i = Bobot Portofolio kombinasi empat komoditi i
W
4
j =
Bobot Portofolio kombinasi empat komoditi j W
4
k =
Bobot Portofolio kombinasi empat komoditi k W
4
l =
Bobot Portofolio kombinasi empat komoditi k σ
i
= Variance Bayam Hijau Brokoli Caisin Wortel σ
j
= Variance Bayam Hijau Brokoli Caisin Wortel σ
k
= Variance Bayam Hijau Brokoli Caisin Wortel σ
l
= Variance Bayam Hijau Brokoli Caisin Wortel ρ
ij
= Nilai koefisien korelasi diantara aset i dan j ρ
ik
= Nilai koefisien korelasi diantara aset i dan k ρ
jk
= Nilai koefisien korelasi diantara aset j dan k ρ
kl
= Nilai koefisien korelasi diantara aset k dan l Tahap selanjutnya sama dengan perhitungan risiko pada kegiatan
spesialisasi, yaitu dengan mencari nilai standard deviation dari hasil pengakaran variance portofolio dan mencari nilai coefficient variation dengan cara membagi
nilai standard deviation dengan expected return portofolio masing-masing kombinasi komoditi.
V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 5.1.
Sejarah, Lokasi, Visi dan Misi Perusahaan
PT Masada Organik Indonesia merupakan suatu unit usaha yang bergerak di bidang agribisnis tanaman sayuran organik yang dimiliki oleh Bapak Leo
Lopulisa. Awalnya, beliau memiliki lahan seluas hampir 10 hektar yang berlokasi di Kelurahan Tugu Utara, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor. Pak Leo
membangun beberapa vila yang dinamakan Retreat Masada Centre didalam lahan tersebut. Di lokasi tersebut masih terdapat lahan yang masih belum diberdayakan
sekitar tiga hingga empat hektar. Pak Leo yang memiliki ketertarikan dengan pertanian khususnya pertanian organik, berinisiatif menggarap lahan tersebut
untuk membudidayakan tanaman sayuran organik dan terbentuklah usaha ini yang didirikan pada tahun 2004.
Pada awal berdirinya usaha ini, Pak Leo bekerjasama dengan Ir. Wardah Tafif Alkatiri dan suaminya Mochammad Tafif Djoenaidi selaku pendiri dari PT
Amani Mastra. Pertimbangan Pak Leo untuk melakukan kerjasama ini karena perusahaan tersebut telah memiliki brand dan jaringan pasar yang sudah luas
meliputi retail-retail besar seperti Carrefour, Giant, dan lain-lain. Kerjasama tersebut diharapkan dapat membantu usaha yang baru didirikan ini terutama
dalam hal pemasaran. Setelah beberapa tahun kemudian, kerjasama dengan PT Amani Mastra ini berakhir sehingga pada tahun 2008 terjadi transisi antara kedua
usaha tersebut. Pada tahun 2008, Pak Leo Lopulisa memutuskan untuk membuat usaha agribisnis sayuran organik sendiri dan tepat pada tanggal 13 November
2008 terbentuklah PT Masada Organik Indonesia. PT Masada Organik Indonesia merupakan salah satu produsen sayuran
organik yang memiliki lahan sendiri serta memiliki sumber mata air yang berasal dari gunung untuk membudidayakan sayurannya, sehingga sayuran dari
perusahaan tersebut memiliki kualitas yang bagus dan terjamin serta bebas dari bahan kimia seperti pestisida dan bahan pengawet lainnya. Kantor pusat PT
Masada Organik Indonesia terletak di kompleks perumahan Cipinang Mas, Cawang, Jakarta sedangkan lokasi kebun berada di kawasan Puncak yaitu Jl.
Ciburial kampung Cisuren RT 04RW 04, Kelurahan Tugu Utara, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor. Alasan pemilihan lokasi kantor pusat di Cawang yaitu
karena lokasinya berdekatan dengan rumah pemilik perusahaan sehingga beliau mudah dalam melakukan pengawasan dan pengontrolan usahanya. Pemilik juga
melakukan pengawasan terhadap kegiatan usaha di kebun setiap minggu untuk memantau kelancaran jalannya produksi dan operasional di kebun.
Lokasi kebun PT Masada Organik Indonesia tersebut berada pada ketinggian antara 850-1200 meter dpl dan beriklim tropis cenderung basah dengan
suhu maximumminimum 23
o
C 17
o
C serta curah hujan rata-rata 200-390 ml per
bulan Data statistik Cisarua, 2011. Alasan pemilihan lokasi ini karena faktor
alam yang sangat mendukung untuk kegiatan budidaya sayuran organik yakni struktur tanahnya yang gembur dan berdekatan dengan sumber mata air
pegunungan, sehingga memudahkan untuk melakukan penyiraman terhadap tanaman. Luas kebun perusahaan yang digunakan untuk memproduksi sayuran
organik adalah 3 hektar yang terdiri dari 4 plot lahan penanaman sayuran, 1 plot lahan percobaan tanaman, 2 bangunan sederhana untuk pembenihan dan beberapa
bangunan seperti kantor, rumah singgah, dan penginapan untuk tamu. PT Masada Organik Indonesia didirikan bukan hanya bertujuan sebagai
profit oriented akan tetapi perusahaan juga memiliki sisi sosial terhadap masyarakat dan ekologi disekitarnya. Hal tersebut sesuai dengan prinsip
perusahaan yaitu “Enterprise for Environmental and Social Benefit”. Adapun visi
yang dimiliki PT Masada Organik Indonesia yaitu organic way sebagai cara untuk mengelola usaha yang benilai manfaat value bagi lingkungan, customer,
stakeholder crew dan owner serta mampu menjadikan Masada Organik sebagai produk organik yang bisa diterima di seluruh dunia.
Untuk dapat mewujudkan visi yang telah dirancang tersebut, PT Masada Organik Indonesia juga membuat misi-misi perusahaan. Adapun misi yang
dimiliki perusahaan tersebut antara lain: 1.
PT Masada Organik Indonesia sebagai perusahaan mampu memberikan nilai bagi lingkungan yaitu dengan cara budidaya yang menjamin kelangsungan
kelestarian alam, nilai bagi customer akan jaminan mutu produk, serta memberikan nilai bagi stakeholder dan owner akan kehidupan sekarang dan
harapan hidup di hari esok.
2. PT Masada Organik Indonesia sebagai research centre dengan prinsip
kebersamaan dan berbagi ilmu yang mampu memfasilitasi pihak-pihak yang concern terhadap pertanian khususnya pertanian organik untuk bersama-sama
menemukan cara pemecahan masalah yang dihadapi dunia pertanian. 3.
PT Masada Organik Indonesia sebagai bagian dari negara Indonesia mampu menyumbangkan pengetahuan pengelolaan pertanian kebijakan pertanian di
Indonesia. Dilihat dari sejarah berdirinya perusahaan serta visi dan misi yang ada di
PT Masada Organik Indonesia, dapat diketahui bahwa Pak Leo termasuk kedalam golongan Risk Taker Risk Lover. Hal ini dikarenakan Pak Leo berani mengambil
risiko untuk mendirikan usahanya sendiri dan memilih tidak bergabung lagi dengan PT Amani Mastra yang merupakan perusahaan dengan jaringan pasar
yang luas dan telah memiliki brand. Selain itu, Pak Leo juga mengutamakan kepuasan konsumen dengan benar-benar berusaha menghasilkan sayuran dengan
cara organik. Selain itu, Pak Leo merasa mempunyai tanggung jawab moral kepada masyarakat sekitar, dilihat dari tujuan usaha ini yaitu social benefit yang
tidak hanya mengutamakan aspek bisnis namun juga memperhatikan aspek sosial.
5.2 Manajemen dan Struktur Organisasi Perusahaan
Kegiatan atau aktivitas yang dilakukan dalam suatu perusahaan memerlukan suatu pengorganisasian yang baik. Hal ini perlu dilakukan agar setiap
orang yang terlibat dalam suatu organisasi dapat bekerja lebih terarah, terencana dan bertanggung jawab dengan pekerjanya. Perusahaan pun dalam menjalankan
kegiatan setiap harinya harus didukung oleh sumberdaya manusia yang sudah diorganisasikan dengan baik sesuai dengan jenis pekerjaan dan tanggung jawab
yang diberikan. Segala aktivitas yang akan dijalankan, terlebih dahulu disusun suatu
struktur organisasi yang baik agar dapat membantu perusahaan. Dengan adanya struktur organisasi tersebut, diharapkan semua sumberdaya manusia yang dimiliki
dapat digunakan secara efektif dan efisien sesuai dengan kemampuan dan potensi yang dimilikinya untuk menjalankan serta mengembangkan perusahaan. Secara
garis besar sistem organisasi PT Masada Organik Indonesia dapat dilihat pada
Gambar 5.
Gambar 5. Bagan Struktur Organisasi PT Masada Organik Indonesia Tahun 2010
Sumber: PT Masada Organik Indonesia, 2011 Berdasarkan struktur organisasi tersebut dapat diketahui bahwa pemegang
kekuasaan tertinggi yaitu pemiliki lahan yang sekaligus sebagai CEO. Pemilik membawahi tiap bagian yang lebih spesifik lagi yaitu bagian operasional
produksi, bagian keuangan dan bagian marketing yang masing-masing memilki tugas dan tanggung jawab sendiri. Komisaris hanya bertanggung jawab kepada
pemilik atau sebagai penasehat, akan tetapi komisaris tidak memilki tanggung jawab dan kewajiban dengan bagian lainnya.
Sistem manajemen yang diterapkan oleh PT Masada Organik Indonesia ini masih menggunakan sistem manajemen kekeluargaan, perusahaan tersebut akan
berupaya menggunakan sistem manajemen top and down dan demokrasi. Hal ini dimaksudkan agar tiap bagian dalam sistem manajemen memiliki tanggung jawab
dan saling menghargai satu sama lainnya. Sistem kekeluargaan dirasakan kurang efektif dalam menjalankan usaha ini, hal ini dikarenakan sistem kekeluargaan
terkadang terdapat toleransi yang tidak sewajarnya serta rentan terhadap sikap
Man. Pemasaran CEO Pemilik
Komisaris
Direktur
Man. Operasional Man. Keuangan
Divisi kebun Divisi Packing
Divisi Distribusi Penagihan
Tukar Faktur Ordering
SPG
ketidakadilan. Masing-masing bagian memiliki tugas dan tanggung jawab yang telah ditetapkan sesuai dengan deskripsi pekerjaan.
5.3. Deskripsi Sumberdaya Perusahaan