Proses Produksi Sayuran Organik Perusahaan

Peralatan yang diperlukan untuk kegiatan penanaman dan pemeliharaan cukup banyak antara lain cangkul, arit, golok, springkle, embrat, oret, semprotan, semprotan kecil, selang, dan plastik ultra violet. Selain itu, peralatan yang diperlukan untuk kegiatan panen dan pasca panen juga banyak antara lain mesin wrapping, mesin sealer, pisau, timbangan, timbangan digital, mobil pick up, container, plastik, styrofoam, polynet, dan gunting.

5.5. Proses Produksi Sayuran Organik Perusahaan

PT Masada Organik Indonesia merupakan salah satu produsen sayuran organik yang memiliki lahan sendiri seluas tiga hektar lahan garap serta berada pada letak geografis dan wilayah yang cocok untuk tempat kegiatan usaha sayuran organik. Selain itu, perusahaan memiliki sumber mata air yang berasal dari Gunung Salak untuk membudidayakan sayurannya. Beberapa faktor pendukung tersebut membuat sayuran yang diproduksi oleh PT Masada Organik Indonesia memiliki kualitas yang bagus dan terjamin serta bebas dari bahan kimia seperti pestisida dan bahan pengawet lainnya. Perusahaan dalam kegiatan usahataninya melakukan budidaya berbagai jenis tanaman sayuran organik antara lain sayuran daun-daunan, sayuran buah, sayuran umbi-umbian, sayuran kacang-kacangan, dan sayuran bunga. Perusahaan memiliki beberapa jenis komoditi sekitar 30 jenis sayuran organik yaitu, brokoli, bunga kol, kacang merah, daun bawang, tomat, bayam hijau, bayam merah, pakcoy, caisin, selada keriting, jagung manis, zukini, lobak, kangkung, timun lokal, wortel, dan lain-lain. Produk sayuran yang menjadi unggulan perusahaan antara lain bayam hijau, brokoli, caisin, dan wortel karena tingginya permintaan konsumen terhadap komoditi tersebut. PT Masada Organik Indonesia memperoleh bahan baku untuk memproduksi sayuran organik berupa benih sayuran dari toko Sari Tani di Cipanas. Selain itu, pengadaan benih untuk kebutuhan produksi sayuran organik di PT Masada Organik Indonesia ada juga yang berasal dari produksi perusahaan sendiri. Benih yang diproduksi sendiri oleh PT Masada Organik Indonesia umumnya memiliki kualitas yang lebih baik dari pada pembelian di toko, karena mereka benar-benar selektif terhadap tanaman yang cocok untuk dibuat sebagai benih, hal tersebut tentu saja dapat mengefisiensikan biaya untuk pembelian benih. Namun untuk beberapa jenis tanaman yang ada belum semuanya mampu dibenihkan sendiri oleh petani Masada Organik, hal ini dikarenakan adanya ketidaksesuaian antara cuaca terhadap tanaman yang akan dijadikan benih. Tanaman yang umumnya dapat dibenihkan sendiri oleh perusahaan merupakan varietas lokal diantaranya, wortel, caisin, kacang merah, bayam hijau, jagung manis, selada. Benih yang dibeli dari toko yaitu, bayam merah, bit, tomat, zukini, lobak, brokoli, timun lokal, timun kyuri, kangkung dan pakchoy, benih tersebut diperoleh dari toko Sari tani yang berada di daerah Cipanas. Input lain yang digunakan dalam kegiatan budidaya sayuran organik adalah berupa peralatan pertanian dan peralatan pengemasan. Peralatan pertanian berupa cangkul, parang dan lainnya perusahaan dapat membelinya di toko-toko pertanian yang biasa, dalam artian tidak mengkhususkan tempatnya. Untuk mesin pengemasan dan barang-barang lain, PT Masada Organik Indonesia membeli di tempat khusus, yaitu pasar glodok yang berada di daerah Jakarta. Peralatan yang dimiliki oleh perusahaan merupakan barang inventaris yang memiliki umur ekonomis dan dapat digunakan lebih dari satu tahun. Selain peralatan inventaris perusahaan juga memerlukan input berupa peralatan pengemasan yang berupa input peralatan secara kontinyu seperti plastik untuk wrapping, plastik sayur dan sebagainya. Untuk memperoleh peralatan tersebut biasanya perusahaan membelinya di pasar atau tempat penjualan sarana pertanian lain yang berada di daerah Bogor. PT Masada Organik Indonesia dalam menerapkan teknik budidaya pada masing-masing tanaman sayuran yang diusahakan berbeda-beda, tergantung dari jenis tanaman itu sendiri, namun untuk tanaman semusim hal tersebut relatif sama. Pengolahan tanah lebih ditekankan pada pemilihan jarak tanam yang tepat sebab jarak tanam menentukan jumlah populasi, kebutuhan benih dan jumlah pupuk serta mempengaruhi tingkat efisiensi penyerapan cahaya dan kompetisi antara tanaman dalam menggunakan air dan zat hara. Proses produksi yang terjadi pada PT Masada Organik Indonesia menggunakan metode pertanian organik, dimana dalam proses tersebut tidak digunakan bahan-bahan kimia yang berbahaya. Akan tetapi, proses produksi untuk sayuran organik ini tidak jauh berbeda dengan sistem pertanian konvensional. Alur proses produksi sayuran organik pada PT Masada Organik Indonesia secara singkat dapat dilihat pada Gambar 6. Gambar 6. Alur Proses Produksi pada PT Masada Organik Indonesia Tahun 2010 Sumber: PT Masada Organik Indonesia, 2011 Gambar 6 menunjukkan bahwa pada proses awal yang dilakukan oleh PT Masada Organik Indonesia dalam proses budidayanya ialah melakukan persiapan benih dan pembibitan. Benih untuk sayuran diperoleh dari toko pertanian di daerah Cipanas, namun sebagian berasal dari petani Masada sendiri. Benih sayuran yang diperoleh tidak semuanya bisa ditanam langsung ke lahan, akan tetapi sebagiannya harus dilakukan proses persemaian terlebih dahulu. Persemaian benih dilakukan sendiri oleh petani PT Masada. Persemaian benih umumnya memerlukan waktu kurang lebih selama satu minggu, setelah seminggu benih tersebut akan dipindahkan ke dalam polybag dokumentasi kegiatan persemaian benih dapat dilihat pada Lampiran 11. Hal yang terpenting dilakukan selama proses persemaian benih hingga menjadi bibit ialah penyiraman dan pengendalian hama. PT Masada Organik Indonesia memiliki beberapa tanaman yang perlu dilakukan proses persemaian terlebih dahulu sebelum akhirnya dapat ditanam di kebun. Proses persemaian ini ditujukan untuk mempersiapkan bibit yang akan Persiapan benih dan pembibitan Persiapan lahan Penanaman Pemeliharaan Pemanenan Pasca Panen ditanam dilahan, karena terdapat beberapa jenis tanaman sayuran yang tidak dapat ditanam secara langsung sebelum dilakukan penyemaian. Hal tersebut diharapkan tanaman dapat tumbuh secara optimal dan mampu beradaptasi di lingkungan kebun outdoor. Pada umumnya, benih disemai selama 2-3 minggu pada polybag atau daun pisang, dengan media tanam berupa campuran pupuk kandang dan tanah dengan perbandingan 1:1. Setelah 2-3 minggu bibit tanaman dapat mulai ditanam di lahan, seperti jagung manis, brokoli, timun lokal, timun curry, zukini, tomat, dan terong. Tahap selanjutnya adalah tahap persiapan lahan. Tahap ini bertujuan untuk menciptakan kondisi lingkungan yang sesuai bagi pertumbuhan tanaman. Lahan yang telah memadat dan keras harus diolah kembali, agar menjadi tanah lebih halus serta berstruktur gembur. Lahan juga harus dibersihkan dari semak berlukar, rumput-rumput, gulma dan sisa-sisa tanaman lain. Proses pembersihan lahan ini dilakukan oleh para tenaga kerja harian secara manual. Setelah tahap persiapan lahan, tahap pengolahan tanah pun dimulai. Pengolahan tanah merupakan proses penggemburan tanah, agar tanah bagian dalam dapat terangkat ke permukaan atas dalam bentuk gumpalan-gumpalan besar. Penggemburan tanah ini bertujuan untuk menciptakan struktur tanah yang sesuai bagi perkembangan akar tanaman. Proses pengolahan tanah dilakukan dengan menggali tanah hingga kedalaman kurang lebih 30-40 cm. Penggalian tanah tersebut bertujuan untuk meningkatkan kemampuan tanah dalam menyerap dan memperbaiki tata udara aerasi tanah. Tanah tersebut dicampur dengan berbagai macam tanaman dan kotoran ternak untuk meningkatkan kandungan bahan-bahan organik. Pencampuran ini bertujuan untuk membantu memperbaiki keadaan fisik tanah, menyediakan zat-zat makanan yang diperlukan untuk pertumbuhan tanaman, dan untuk perkembangan organisme tanah. Pengolahan tanah pada perusahaan Masada Organik ini menggunakan peralatan yang cukup sederhana yaitu menggunakan cangkul, hal ini dikarenakan tanah tersebut sudah memiliki tekstur yang gembur. Kesuburan tanah dapat ditingkatkan dengan mencampur tanah dengan pupuk kandang atau pupuk kompos. Langkah selanjutnya adalah membuat bedengan-bedengan. Bedengan merupakan tempat penanaman, sedangkan parit atau selokan merupakan saluran pengairan irigasi dan pengeluaran air dari lahan penanaman drainase. Bedengan dan parit akan mempermudahkan pelaksanaan kegiatan pemupukan, pengairan, pembuangan air yang berlebih, pemberantasan hama dan penyakit. Bedengan pada perusahaan PT Masada Organik Indonesia ini umumnya memiliki lebar 1 m, dengan tinggi bedengan 20-30 cm dan panjang rata-rata setiap bedengan 8-10 m dokumentasi bedengan dapat dilihat Lampiran 11. Setelah dibuat bedengan, tanah didiamkan selama beberapa hari. Berikut ini adalah gambar lahan yang dipersiapkan untuk ditanami sayuran organik yang dapat dilihat pada Gambar 7. Gambar 7. Keragaan Ukuran Bedengan Sayuran Organik di PT Masada Organik Indonesia Tahun 2010 Persiapan lahan yang telah selesai selanjutnya dilakukan penanaman sayuran dokumentasi persiapan lahan dapat dilihat pada Lampiran 11. Proses penanaman tersebut harus diketahui terlebih dahulu tentang jarak tanam. Jarak tanam sayuran satu dengan yang lainnya berbeda-beda disesuaikan dengan jenis tanaman yang akan ditanam. Tanaman jenis sayuran berdaun jarak tanamnya adalah 20 cm, jenis sayuran umbi-umbian jarak tanamnya 40 cm dan jenis sayuran bunga jarak tanamnya 50 cm. Selain itu, dalam proses penanaman dilakukan pengaturan setiap bedengan yang akan ditanami. Pengaturan tersebut dilakukan agar produksi sayuran pada perusahaan dapat dipanen secara kontinyu setiap harinya. 8-10m 35 cm 1m 25cm Salah satu pengaturan yang dilakukan dalam proses penanaman adalah rotasi tanaman. Rotasi tanaman diperlukan untuk menghindari serangan hama dan penyakit yang menyerang tanaman sayuran organik. Oleh karena itu, setelah pemanenan, bedengan dipersiapkan untuk ditanami kembali dengan syarat bukan jenis tanaman yang sama dengan jenis tanaman sebelumnya. Hal ini dilakukan untuk mengembalikan unsur hara yang telah diambil oleh tanaman sayuran sebelumnya. Setelah menanam sayuran sejenis daun-daunan, biasanya bedengan tersebut akan ditanami oleh wortel. Hal ini dikarenakan sisa pupuk yang digunakan pada sayuran sejenis daun-daunan masih ada dan cukup untuk tanaman wortel. Selain itu, bedengan tersebut juga dapat ditanami tanaman kacang- kacangan agar dapat mengembalikan unsur hara yang ada pada tanah. Proses penanaman atau penaburan benih ke bedengan pada perusahaan Masada Organik Indonesia, ada yang dapat ditanam langsung di bedengan dan ada juga benih yang melalui proses persemaian terlebih dahulu sebelum ditanam. Jenis-jenis benih sayuran yang harus melalui proses persemaian antara lain tomat, brokoli, timun lokal, zukini, bit, dan lain-lain Sedangkan benih sayuran yang dapat langsung ditanam di bedengan antara lain jagung manis, caisin, bayam hijau, bayam merah dan lain lain. Penanaman sayuran organik umumnya dilakukan pada waktu pagi hari yaitu sekitar pukul 07.30 WIB - 09.00 WIB agar bibit atau benih sayuran yang ditanam bisa mendapatkan penyinaran matahari yang baik. Penanaman dilakukan oleh para petani pada tiap plot dengan diawasi secara khusus oleh kepala blok dan secara umum oleh supervisor kebun. Lahan efektif yang dipergunakan adalah tiga hektar sudah termasuk area untuk jalan lintasan, tempat untuk pengomposan pupuk, tempat untuk persemaian, dan lain-lain. Pengaturan lainnya yang dilakukan dalam proses penanaman adalah penentuan jumlah bedengan. Total jumlah bedengan kurang lebih ada 1600 bed setiap bulannya. Penanaman dilakukan pada plot-plot yang memiliki lokasi yang berbeda-beda dan berjumlah sebanyak lima plot. Luasan lahan untuk bayam hijau sekitar 600 m 2 , brokoli 4200 m 2 , caisin 600 m 2 , dan wortel 2100 m 2 dengan menggunakan pendekatan total jumlah bedengan yang dipergunakan untuk tanaman tersebut dikali dengan luas tiap bedengan. Berikut ini adalah lokasi dan jumlah bedengan yang ada pada masing-masing plot: a. Plot I memiliki jumlah bedengan 450 bed. b. Plot II memiliki jumlah bedengan 380 bed. c. Plot III memiliki jumlah bedengan 250 bed. d. Plot IV memiliki jumlah bedengan 250 bed. e. Plot V memiliki jumlah bedengan 300 bed. Tahap selanjutnya setelah penanaman adalah tahap pemeliharaan yang relatif sama untuk setiap tanaman sayuran. Pemeliharaan tanaman sayuran pada PT Masada Organik Indonesia meliputi penyiraman, pemupukan, dan pembumbunan. Selain itu, pengairan juga merupakan kegiatan yang penting dilakukan karena semua tanaman memerlukan air. Pada PT Masada Organik Indonesia, mereka menggunakan sumber air dari mata air yang berasal dari gunung untuk pengairan dan penyiraman. Penyiraman pada tanaman dilakukan sebanyak dua kali sehari, yaitu pada pagi dan sore hari. Pemupukan merupakan penambahan unsur hara yang diberikan ke dalam tanah atau disemprotkan pada tanaman dengan maksud menambah dan memperbaiki pertumbuhan vegetatif dan generatif tanaman. Pupuk adalah hara tanaman yang ada dalam tanah, atmosfir dan pada kotoran hewan secara alami. Namun hara yang ada tidak selalu tersedia dalam bentuk yang siap digunakan tanaman dan jumlahnya pun tidak mencukupi, oleh karena itu perlu ditambahkan dengan penggunaan pupuk untuk membantu pertumbuhan tanaman yang optimum. PT Masada Organik Indonesia menggunakan pupuk organik dalam setiap kegiatan budidayanya, yaitu pupuk yang berasal dari bahan-bahan makhluk hidup atau makhluk hidup yang telah mati, meliputi kotoran hewan, seresah, ranting-ranting, dan kompos. Pupuk yang digunakan oleh PT Masada Organik Indonesia untuk proses produksi sayuran organik diantaranya ialah pupuk kandang kotoran ayam dan kotoran kambing dan pupuk cair yang berasal dari air seni kelinci. PT Masada Organik Indonesia membeli pupuk tersebut dari peternakan ayam di daerah Cipanas dan sebuah pesantren di Cianjur. Kotoran ayam yang dibeli oleh PT Masada Organik Indonesia untuk pupuk kandang masih dalam keadaan segar, sehingga pupuk kandang tersebut harus didiamkan terlebih dahulu selama beberapa minggu agar pupuk tersebut lebih bagus dan lebih mudah diserap oleh tanaman. Pembelian pupuk kandang dilakukan setiap satu bulan sekali dengan rata-rata pembelian sebanyak 500 karung atau setara dengan 3-4 ton, sedangkan untuk air seni kelinci setiap tiga bulan sekali yaitu sebanyak 450 liter. Hama adalah permasalahan yang biasa dihadapi dalam melakukan kegiatan pertanian. Untuk menganggulangi masalah tersebut dalam pertanian organik, tidak dilakukan pembunuhan hama yang menyerang secara besar- besaran. Hal ini dikarenakan dalam bididaya pertanian organik selalu membuat pencegahan terlebih dahulu agar tidak terjadi penyerangan hama dan penyakit pada tanaman. Tindakan pencegahan yang dilakukan dengan menanam tanaman penangkal hama disekeliling tanaman. Apabila tanaman penangkal hama tersebut sudah tidak bisa menangkal lagi, maka langkah selanjutnya adalah mengusir hama dengan langsung menggunakan pestisida nabati. Pestisida nabati dapat diperoleh dari tumbuhan atau dari binatang dan sejumlah mineral yang diolah sedemikian rupa sehingga dapat digunakan untuk pengendalian hama dan penyakit tanaman yang menyerang tanaman. Beberapa tanaman penangkal hama yang dapat digunakan antara lain, tanaman kisutra atau kipait, daun pucuk babi, daun kemangi, daun suren, bawang putih, kemiri, tomat, sereh, biji sirsak, jagung, dan lain-lain. Selanjutnya, bila tanaman sudah mencapai umurnya dan tumbuh dengan baik, artinya tanaman tersebut sudah siap untuk dipanen. Cara panen untuk setiap jenis tanaman yang diusahakan berbeda-beda. Begitu pula dengan umur panen dari masing-masing tanaman, seperti contoh caisin dengan selada walaupun sama- sama sayuran daun leave tetapi umur panen mereka berbeda-beda. Untuk tanaman buah seperti tomat dipilih dengan tingkat kematangan yang cukup, yaitu buah yang berwarna kemerahan dan ukuran buah sesuai dengan yang diiinginkan. Berbeda dengan tanaman umbi-umbian, umbi tersebut baru dapat di panen setelah umbi tersebut terlihat menonjol di permukaan tanah dan ukuran sesuai dengan yang diinginkan. Namun, khusus untuk tanaman timun-timunan yang dipilih untuk di panen, yaitu dilihat dari ukurannya. Apabila telah dinilai sesuai dengan standar ukuran maka buah tersebut sudah dapat di panen. Tahap terakhir adalah pascapanen yang merupakan kegiatan yang dilakukan setelah pemanenan dilakukan. Tujuan penanganan pascapanen diantaranya sebagai berikut: a. Agar sayuran yang telah dipanen tetap baik mutunya atau tetap segar seperti ketika di petik b. Agar sayuran menjadi lebih menarik warna, rasa atau aroma c. Agar sayuran dapat memenuhi standar perdagangan d. Agar mutu sayuran selalu terjamin untuk dijadikan bahan baku bagi konsumen industri yang memerlukannya e. Agar hasil sayuran lebih awet dan sewaktu-waktu bisa digunakan atau dipasarkan dengan kualitas yang tetap terjamin. Hal yang dapat dilakukan agar semua tujuan tersebut tercapai ialah pembersihan, sortasi, pengemasan, pengangkutan dan pengolahan hasil. Namun, di PT Masada Organik Indonesia tidak melakukan pengelolaan dalam proses pasca panen, karena mereka menjual sayuran dalam bentuk segar. Pembersihan merupakan salah satu tindakan penting sebelum sayuran diproses lebih lanjut. Pembersihan bertujuan untuk membuang kotoran dan bagian sayuran yang tidak penting serta menyingkirkan komoditi lain yang terbawa. Setelah pembersihan, kegiatan selanjutnya adalah sortasi. Sortasi merupakan proses pemisahan dan penggolongan berdasarkan kualitas dan keseragaman dokumentasi kegiatan sortasi dapat dilihat pada Lampiran 11. Kegiatan sortasi yang dilakukan adalah kegiatan memilih dan membuang bagian-bagian sayuran yang telah rusak. Proses kegiatan sortasi ini umumnya berlangsung dua kali yaitu sortasi yang dilakukan oleh petani setelah melakukan panen di lahan dan sortasi yang dilakukan oleh bagian packing setelah sayuran diterima dari petani. Dasar sortasi dapat dilakukan dengan salah satu atau prinsip pemilahan berikut: a. Ukuran berat. b. Bentuk. c. Sifat permukaan. d. Warna. e. Tingkat kematangankemasakan. Proses sortasi sayuran dilakukan dengan pemilahan atau pengupasan dedaunan yang terlihat menguning maupun tua dan mengalami kerusakan, sedangkan untuk sayuran umbi-umbian disesuaikan dengan ukuran permintaan pelanggan dan untuk tomat dipilih yang tidak busuk dan lebam. Hal ini dilakukan perusahaan agar hasil produksi yang dipasarkan benar-benar memiliki kualitas yang baik. Setelah itu, tahap berikutnya adalah grading. Grading merupakan suatu kegiatan melakukan pengelompokan terhadap produk berdasarkan ukurannya. Penentuan grade ini disesuaikan berdasarkan keinginan dan permintaan dari pelanggan tetap. Masing-masing jenis sayuran memiliki proses grading yang berbeda-beda. Proses grading ini cukup terlihat pada sayuran sejenis wortel, jagung manis, timun, zukini, dan brokoli. Selanjutnya yang perlu dilakukan adalah pengemasan. Pengemasan packing merupakan salah satu cara untuk melindungi atau mengawetkan produk pangan dokumentasi kegiatan pengemasan dapat dilihat pada Lampiran 11. Selain itu pengemasan juga merupakan penunjang bagi transportasi, distribusi dan merupakan bagian dari usaha untuk mengatasi persaingan dalam pemasaran. Packing dilakukan berdasarkan berat sayuran dalam satu kemasan, biasanya proses packing disesuaikan dengan permintaan pelanggan. Kemasan yang digunakan untuk proses packing pada perusahaan Masada Organik Indonesia menggunakan plastik, styrofoam dan polynet. Penggunaan kemasan tersebut dibedakan berdasarkan dengan permintaan pelanggan. Kemasan yang digunakan terbagi atas : a. Kemasan plastik transparan untuk tanaman daun-daunan, seperti bayam, kangkung, selada keriting, daun bawang, pakchoy, tomat, wortel, dll. b. Kemasan plastik wrap untuk buah-buahan, seperti terung, timun-timunan, labu siam, paprika, brokoli, kol, bunga kol, sawi putih, dll. c. Kemasan styrofoam untuk buah yang berukuran kecil, seperti jagung acar, kacang merah, buncis, dll. d. Kemasan polynet untuk kentang.

5.6. Pola Tanam Usahatani