5.6. Pola Tanam Usahatani
Perusahaan dalam membudidayakan sayuran organik melakukan pengaturan terhadap lahan dengan sistem pola tanam. Hal ini dilakukan agar perusahaan dapat
berproduksi dalam periode waktu tertentu, dengan kualitas dan kuantitas sayur organik yang diinginkan. Pengaturan pola tanam dilakukan berdasarkan
pertimbangan dari kontinyuitas produk. Kemampuan perusahaan untuk menjaga kontinyuitas dalam kegiatan produksi merupakan nilai tambah bagi perusahaan.
Penanaman sayuran organik pada perusahaan ini dapat dilakukan dengan pola tanam monokultur dan tumpangsari. Monokultur adalah sistem penanaman
satu komoditi saja. Sedangkan pola tanam tumpangsari adalah sistem penanaman minimal dua komoditi. Pola tanam tumpangsari bertujuan agar penggunaan tiap
bedengan lahan lebih efektif, untuk memutuskan siklus hama dan menghindari terjadinya kompetensi hara.
Perusahaan melakukan penanaman sayuran bayam hijau dan caisin setiap bulan. Hal tersebut dikarenakan bayam hijau dan caisin memiliki masa tanam
yang kurang lebih satu bulan. Brokoli dan wortel memiliki masa tanam tiga bulan. Sama halnya dengan bayam hijau dan caisin, penanaman wortel juga dilakukan
setiap bulan karena jumlah permintaan wortel yang tinggi. Berbeda dengan wortel, brokoli penanamannya dilakukan per periode masa tanam. Walaupun
permintaan brokoli juga tinggi, namun perusahaan belum mampu memenuhinya sendiri dan sebagian besar mengandalkan produksi dari pemasok untuk memenuhi
permintaan konsumen. Pola tanam secara tumpangsari yang dilakukan perusahaan harus memenuhi
beberapa syarat diantaranya jenis sayuran bunga ditumpangsarikan dengan sayuran berdaun, sayuran umbi-umbian ditumpangsarikan dengan sayuran
berdaun, dan tanaman sayuran berakar serabut ditumpangsarikan dengan tanaman sayuran berakar tunggal. Selain itu, pola tanam sayuran organik yang dilakukan
ditentukan berdasarkan umur tanaman yaitu tanaman sayuran yang berumur panjang satu musimtiga bulan ditumpangsarikan dengan tanaman sayuran
berumur pendek tiga minggu satu bulan.
Penanaman sayuran organik setiap komoditi dilakukan pada lahan yang sama tetapi ditanam dengan blok yang berbeda-beda. Perusahaan melakukan
kegiatan diversifikasi karena setiap musim perusahaan mengusahakan dan menghasilkan lebih dari satu jenis tanaman sayuran. Kegiatan diversifikasi ini
dilakukan oleh PT Masada Organik Indonesia dengan tujuan untuk mengatasi adanya kegagalan atau risiko produksi. Secara umum terdapat tiga macam pola
tanam yang dominan dilakukan oleh PT Masada Organik Indonesia pada keempat komoditi sayuran organik ini, yaitu :
a. Pola tanam I yaitu brokoli + caisin – wortel– brokoli + caisin – wortel– dan
seterusnya Gambar 8. Luas lahan
Brokoli + Caisin + O + O + O +
+ O + O + O + + O + O + O +
Wortel Brokoli + Caisin
+ O + O + O + + O + O + O +
+ O + O + O + Wortel
Januari April Juli Oktober
Bulan
Gambar 8. Pola Tanam I pada PT Masada Organik Indonesia Tahun 2010
Keterangan: + = Brokoli O = Caisin
PT Masada Organik Indonesia menerapkan pola tanam I diawali dengan menanam brokoli dengan caisin selanjutnya menanam tumpangsari wortel.
Brokoli memiliki periode masa tanam kurang lebih tiga bulan, begitu pula dengan wortel yang periode masa tanamnya kurang lebih tiga bulan. Tanaman caisin
memiliki periode masa tanam kurang lebih tiga minggu, sehingga saat dikombinasikan dengan brokoli, caisin lebih dahulu dipanen saat brokoli masih
berada dalam masa pertumbuhan. Pertimbangan perusahaan dalam menerapkan pola tanam I adalah lahan
yang telah ditanami tanaman brokoli dan caisin masih mengandung banyak pupuk yang dapat mencukupi kebutuhan pupuk untuk tanaman wortel. Oleh karena itu,
tanaman wortel yang ditanami setelah tanaman brokoli dan caisin, tidak perlu lagi
diberi pupuk. Perusahaan memilih kombinasi brokoli dengan caisin karena caisin cocok untuk dikombinasikan dengan tanaman sayuran lainnya salah satunya
adalah tanaman brokoli. b.
Pola tanam II yaitu bayam hijau – wortel – bayam hijau – wortel – dan seterusnya Gambar 9.
Luas lahan
Bayam Wortel+ Caisin
O O O O O O
O O O Bayam
Wortel+Caisin O O O
O O O O O O
Bayam Wortel+ Caisin O O O
O O O O O O
Januari Februari Mei Juni September Oktober Januari
Bulan
Gambar 9. Pola Tanam II pada PT Masada Organik Indonesia Tahun 2010
Keterangan: = Wortel O = Caisin
PT Masada Organik Indonesia menerapkan pola tanam II diawali dengan menanam bayam hijau selanjutnya menanam wortel. Tanaman bayam hijau
memiliki periode masa tanam kurang lebih tiga minggu. Menurut wawancara dengan pihak kebun, tanaman bayam hijau tidak dapat ditumpangsarikan dengan
tanaman lainnya karena penanaman benihnya dengan cara disebar dan pertumbuhan daunnya yang melebar.
Pertimbangan perusahaan dalam menerapkan pola tanam II adalah lahan yang telah ditanami tanaman bayam hijau masih mengandung banyak pupuk
yang dapat mencukupi kebutuhan pupuk untuk tanaman wortel dan caisin. Oleh karena itu, tanaman wortel dan caisin yang ditanami setelah tanaman brokoli,
tidak perlu lagi diberi pupuk. Perusahaan memilih kombinasi wortel dengan caisin karena wortel cocok untuk dikombinasikan dengan tanaman yang memiliki akar
tunggang yaitu tanaman caisin. Salah satu penerapan pola tanam yang ada di perusahaan yaitu lahan yang
sudah ditanami dengan brokoli, caisin dan bayam hijau maka pada musim
berikutnya sebaiknya lahan tersebut tidak boleh ditanami kembali dengan komoditi yang termasuk dalam satu famili. Perlakuan tersebut didasarkan pada
alasan bahwa lahan yang ditanami dengan komoditi yang termasuk satu famili secara berturut-turut setiap musim tanam maka siklus hidup hama dan penyakit
tanaman tidak akan terputus. Oleh karena itu, sebaiknya dilakukan dengan menerapkan pola tanam dengan menanam komoditi lain pada musim berikutnya.
Perusahaan menerapkan juga pola tanam pada wortel dengan menanamnya di lahan yang sebelumnya ditanami dengan komoditi yang memerlukan banyak
pupuk karena lahan tersebut masih mengandung cukup unsur hara. Hal tersebut dikarenakan dalam menanam wortel tidak memerlukan banyak pupuk sehingga
wortel yang ditanam pada lahan tersebut tidak perlu lagi diberi pupuk atau hanya perlu menambahkan sedikit pupuk. Penerapan pola tanam seperti ini dapat
menghemat biaya produksi dalam pemakaian pupuk.
5.7. Input dan Output Usahatani Sayuran Organik