Tepung Ubi Jalar UBI JALAR

11 Pengeringan oleh sinar matahari pada ubi jalar yang telah diblansir merupakan proses pengolahan tradisional yang dilakukan negara-negara berkembang untuk menghasilkan keripik ubi jalar. Di Indonesia, umbi ubi jalar segar terkadang direndam dalam larutan garam 8-10 selama sekitar satu jam sebelum dipotong menjadi bentuk keripik dan dikeringkan. Perlakuan perendaman tersebut dilaporkan dapat mencegah pertumbuhan mikroba selama proses pengeringan Winarno, 1982. Kegunaan ubi jalar pun sangat luas, disamping sebagai bahan dasar pembuatan kembang gula, es krim, jelly dan saus, ubi jalar juga dapat digunakan sebagai bahan baku industri kimia, obat-obatan, tekstil, plastik biodegradabel dan bahan kosmetik Faizah, 2004. Pengenalan tentang sifat fungsional dari ubi jalar ungu dan peran dari pigmen antosianin menyebabkan peningkatan pengembangan produk- produk berbasis ubi jalar di Jepang Suda et al., 2003. Sekarang ini, di Jepang, pasta dan tepung dari ubi jalar ungu digunakan sebagai bahan dalam membuat mie, roti, jam, sweet potato chips, produk konfeksioneri, jus dan minuman beralkohol Oki et al., 2002. Menurut Rozi dan Krisdiana 2006, warna ungu dari ubi jalar dapat digunakan sebagai pewarna alami makanan, sehingga menjadikan makanan terbebas dari zat-zat kimia. Selain itu, tampilan makanan yang dihasilkan mampu meningkatkan daya tarik konsumen untuk aneka produk penganan berbahan baku ubi ungu.

4. Tepung Ubi Jalar

Salah satu potensi pengembangan ubi jalar adalah dengan diolah menjadi tepung. Proses pembuatan tepung cukup sederhana dan dapat dilakukan dalam skala rumah tangga, maupun industri kecil. Pembuatan tepung ubi jalar meliputi pembersihan, pengupasan, pengecilan ukuran, dan pengeringan sampai kadar air tertentu. Menurut Sugiyono 2003, tepung ubi jalar dapat dibuat dengan dua cara yaitu pertama ubi diiris tipis lalu dikeringkan chipssawut kering kemudian ditepungkan dan kedua dengan memarut umbi atau dibuat pasta lalu dikeringkan kemudian ditepungkan. 12 Tepung ubi jalar dapat dibuat dengan menggunakan beberapa metode pengeringan. Metode yang sering digunakan antara lain pengeringan menggunakan sinar matahari Santosa et. al., 1994 dan pengeringan menggunakan alat pengering seperti mesin pengering sawut ubi jalar Sutisno dan Ananto, 1999, oven serta drum drier Koswara et. al. , 2003. Pengolahan ubi jalar menjadi tepung memberikan beberapa keuntungan seperti meningkatkan daya simpan, praktis dalam pengangkutan dan penyimpanan serta dapat diolah menjadi beraneka ragam produk makanan Winarno, 1982. Tepung ubi jalar dapat digunakan untuk produk roti, makanana bayi, permen, saus, makanan sarapan, makanan ringan, biskuit dan lain sebagainya. Keunikan tepung ubi jalar adalah warna produk yang beraneka ragam, mengikuti warna daging umbi bahan bakunya. Proses yang tepat dapat menghasilkan tepung dengan warna sesuai warna umbi bahan. Sebaliknya, proses yang kurang tepat akan menurunkan mutu tepung, dimana tepung yang dihasilkan akan berwarna kusam, gelap, atau kecokelatan. Untuk menghindari hal tersebut, Widowati 2009 menyarankan untuk merendam hasil irisan atau hasil penyawutan selama kurang lebih satu jam. Hal ini dilakukan untuk mencegah adanya kontak antara bahan dengan udara, yang dapat menyebabkan terjadinya reaksi pencoklatan. Di Indonesia, beberapa penelitian telah dilakukan untuk mengetahui karakteristik fisikokimia tepung per 100 gram dari berbagai jenis ataupun varietas ubi jalar Tabel 3. Tepung ubi jalar juga memiliki beberapa kelebihan yaitu sebagai sumber karbohidrat, serat pangan, betakaroten Kadarisman dan Sulaeman, 1993, dan antosianin untuk ubi ungu. Selain itu, tepung ubi jalar memiliki kandungan gula yang cukup tinggi sehingga dalam pembuatan produk olahan berbahan baku tepung ubi jalar, dapat mengurangi penggunaan gula sebanyak 20 Nuraini, 2004. Kandungan gizi tepung ubi jalar dibandingkan dengan tepung gandum dan tepung jagung dapat dilihat pada Tabel 4. 13 Tabel 3. Karakteristik fisiko-kimia tepung ubi jalar yang dihasilkan di Indonesia Komponen Mutu Kimia Tepung Ubi Jalar Rata- rata Putih a Putih b Kuning a Ungu a Air bb 10,99 7,00 6,77 7,00 7,94 Abu 3,14 2,58 4,71 5,31 3,94 Lemak 1,02 0,53 0,91 0,81 0,82 Protein 4,46 2,11 4,42 2,79 3,44 Serat Kasar 4,44 3,00 5,54 4,72 4,42 Karbohidrat 84,83 81,74 83,19 83,81 83,39 Sumber: a Susilawati dan Medikasari 2008 b Antarlina dan Utomo 1997 dalam Widjanarko 2008 Tabel 4. Kandungan gizi tepung ubi jalar, tepung terigu, dan tepung jagung per 100 gram Kandungan Gizi Tepung Ubi Jalar Tepung Terigu Tepung Jagung Air 7,00 7,00 - Protein 5,12 13,13 16,04 Lemak 0,58 1,29 4,28 Abu 3,22 0,54 1,32 Karbohidrat 85,26 85,04 74,27 Serat 1,95 0,62 - Kalori kal 100g 366,89 375,79 - Sumber: Antarlina 1998 Tepung ubi jalar mentah memberikan after taste pahit pada produk akhir sehingga dapat mengganggu cita rasa produk. Rasa pahit biasanya disebabkan oleh beberapa senyawa fenolik atau alkaloid Woolfe, 1999. Pembuatan tepung ubi jalar pada penelitian kali ini menggunakan pengeringan dengan metode matahari penjemuran dan dengan menggunakan alat pengering seperti cabinet drier pengering kabinet. Pengeringan dengan alat pengering buatan akan memperoleh hasil seperti yang diharapkan asalkan kondisi pengering dapat terkontrol dengan baik. Umumnya pengeringan dengan menggunakan alat pengering dapat lebih mempertahankan warna bahan yang dikeringkan. 14

B. ANTOSIANIN