Analisis Warna Analisis Formulasi Terpilih

65 ubi jalar ungu di awal pada saat penentuan tepung terbaik yang dapat dilihat pada Lampiran 2 bagian teknik 2. Hal ini disebabkan karena bahan baku utamanya yaitu ubi jalar ungu basahnya berbeda. Meskipun varietas yang digunakan tetap sama, pada analisis awal umbi basah yang digunakan mayoritas terkena hama boleng, sedangkan yang digunakan untuk produksi tepung akhir dan pembuatan produk, umbi basah yang digunakan dalam kedaan mulus tidak terkena hama. Dapat disimpulkan bahwa kandungan antosianin pada ubi jalar ungu berpengaruh sensitif terhadap perbedaan waktu tanam dan terkena hama atau tidaknya. Produk chips ubi jalar ungu memiliki kandungan total antosianin sebanyak 2815,4320 mg CyE L dan dapat dilihat pada Lampiran 14. Apabila dibandingkan dengan kandungan antosianin pada bahan baku, tidak terjadi penurunan kandungan antosianin yang cukup signifikan, hanya sekitar 400 mg CyE L atau sekitar 12,94. Dapat disimpulkan bahwa produk chips ini masih memiliki kandungan antosianin yang masih cukup tinggi meskipun telah melalui proses penjemuran dan penggorengan pada suhu 190 o C. Hal ini kemungkinan disebabkan dengan adanya interaksi antara antosianin yang berikatan dengan komponen pati pada ubi jalar sendiri Eskin, 1979, yang kemudian berikatan pula dengan komponen pati jagung yang memang sengaja ditambahkan ke dalam adonan untuk memperbaiki penerimaan konsumen terhadap produk ini.

c. Analisis Warna

Analisis warna dilakukan dengan proses yang sama seperti pada saat melakukan analisis antosianin. Analisis warna terhadap bahan baku, yang dapat dilihat pada Lampiran 15, dilakukan terlebih dahulu dan kemudian dilanjutkan dengan analisis produk akhir yang telah dibuat, dapat dilihat pada Lampiran 16. Perbandingan warna antara bahan baku dengan produk chips dapat dilihat pada Tabel 13. 66 Apabila dibandingkan dengan hasil analisis warna pada awal penentuan tepung terbaik, tentu saja hasil yang diperoleh tidak sebaik seperti yang ditampilkan pada Tabel 9. Hal ini disebabkan oleh alasan sama seperti yang diungkapkan pada kandungan antosianin diatas. Adanya hama boleng menyebabkan ubi segar tidak berwarna ungu pekat, tapi agak kemerahan. Tabel 13. Hasil analisis warna pada bahan baku dan produk chips ubi jalar ungu Jenis Produk L a b hue Tepung ubi jalar ungu 42.15 12.82 -2.65 348.42 Chips ubi jalar ungu 36.06 13.32 -2.01 351.50 Proses pembuatan adonan dan pemanasan diduga kuat sebagai salah satu faktor yang menyebabkan tingkat keputihan L dari produk menurun cukup signifikan. Pada saat berbentuk tepung, butiran tepung teramat sangat halus sehingga memiliki tingkat keputihan yang cukup tinggi. Saat proses pengadonan dilakukan penambahan air yang kemudian merubah warna tepung karena proses rehidrasi yang kemudian difiksasi dengan proses pengeringan kepingan chips. Proses ini menghasilkan kepingan yang agak gelap dan bila dilanjutkan ke penggorengan akan terjadi proses fiksasi dan degradasi warna dan mengakibatkan perobahan warna pada produk akhirnya. Pada Tabel 13 dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan warna merah a dan penurunan warna biru b pada produk chips. Diduga kuat hal ini disebabkan oleh adanya proses pemanasan yang menyebabkan komponen warna terdegradasi. Namun pada produk akhir masih memiliki warna ungu yang cukup pekat. 67

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Proses pengolahan tepung ubi jalar ungu menghasilkan tepung yang tetap berwarna ungu pada produk akhirnya. Suhu yang digunakan untuk mengukus dalam proses pembuatan tepung ubi jalar ungu ini adalah 100 o C dengan ketebalan umbi mentah sekitar 1 ± 0,5 cm dengan lama pengukusan yang paling optimal adalah 7 menit. Selama proses tersebut terjadi proses fiksasi warna dari ubi jalar, yang kemudian dilanjutkan dengan proses pengeringan hingga kadar air yang ditentukan. Proses pengeringan yang terbaik adalah dengan menggunakan pengering kabinet selama 6 – 8 jam pada suhu 50 – 55 O C. Proses yang dipilih ini dapat diterapkan dalam UKM yang ada sehingga dapat dipastikan tepung ubi jalar selalu tersedia. Chips ubi jalar ungu dapat dibuat dari 100 tepung ubi jalar ungu ini dengan penambahan air sekitar 30 – 35 dari jumlah tepung ubi jalar ungu yang digunakan. Penambahan air ditujukan untuk proses rehidrasi tepung, menghasilkan adonan yang kalis dan tidak terlalu kering atau lengket saat proses pembuatan lembaran. Perlu dilakukan proses pengeringan untuk menghilangkan air yang ditambahkan dan untuk menghindari terbentuknya gelembung udara di permukaan produk pada saat pengorengan. Penggorengan dilakukan pada suhu 190 o C selama 5 – 10 detik. Penambahan tepung atau pati dalam proses pembuatan adonan dapat meningkatkan kualitas makan dari produk akhir chips ubi jalar ungu. Pati yang terpilih dalam penelitian kali ini adalah maizena atau pati jagung. Penambahan maizena sebanyak 10 memberikan perbaikan yang cukup signifikan pada penampakan minyak produk akhir yang kemudian didukung oleh terbentuknya tekstur dan warna yang lebih baik dibandingkan sebelumnya. Kandungan antosianin pada chips ubi jalar ungu sebesar 2815,4320 mg CyE L yang turun sekitar 12,94 dari kandungan antosianin tepung ubi jalar ungu awal yang sebesar 3233,7390 mg CyE L . Penurunan yang tidak terlalu signifikan ini menjadikan produk chips ubi ungu ini daoat dikatakan masih memiliki komponen antosianin yang cukup tinggi.