Analisis warna Penentuan Tepung Terbaik

46 akhir tidak terbentuk aroma asam, tapi proses fermentasi akan menurunkan kandungan antosianin.

b. Analisis warna

Warna merupakan atribut sensori penting pada sebuah produk makanan. Sifat sensori yang pertama dilihat konsumen sebelum mengkonsumsi produk makanan adalah warna. Karakteristik sensori inilah yang menjadi salah satu daya tarik pada produk chips ubi ungu. Warna ungu yang cukup pekat menjadi daya tarik tersendiri dari produk ini, ditambah warna tersebut berasal dari komponen yang natural. Antosianin memberikan kontribusi yang cukup besar dalam memberikan warna ungu tersebut. Bekerja sama dengan pati yang terdapat dalam ubi jalar ungu, tingkat kecerahan dan kestabilannya meningkat setelah proses pemanasan. Hal demikian dapat dikatakan bahwa proses pemanasan memfiksasi komponen warna dari ubi jalar ungu, dimana diduga proses gelatinisasi pati mengikat komponen antosianin menjadi lebih stabil dan memperkuat warna yang muncul. Bila ditinjau dari perlakuan suhu, pemberian perlakuan suhu yang makin tinggi, akan menunjukkan nilai L nilai kecerahan yang semakin tinggi, nilai a warna merah dan b warna biru yang semakin rendah. Hal ini didukung oleh hasil pengukuran warna dengan chromameter yang dapat dilihat pada Tabel 6 dan Lampiran 3. Tabel 6. Pengukuran warna dengan chromameter Perlakuan L a b hue 10’ steam oven 42.78 12.73 -2.83 -12.53 7’ steam oven 41.79 12.95 -3.17 -13.75 7’ steam matahari 40.28 13.08 -3.59 -15.34 10’ steam matahari 39.86 12.80 -3.62 -15.79 Pada Tabel 6 dapat dilihat bahwa tepung yang dihasilkan menunjukkan warna ungu, hasil pencampuran antara warna merah 47 dengan biru. Warna ungu pada tepung berasal dari senyawa antosianin yang secara alamiah terdapat pada ubi ungu tersebut. Pada proses pengeringan dengan menggunakan sinar matahari maupun menggunakan oven kabinet menunjukkan peningkatan nilai L serta penurunan nilai a dan b. Intensitas warna yang tertinggi adalah teknik 4, dimana memiliki tingkat kecerahan terendah serta nilai a dan b tertinggi, yang dapat diartikan bahwa tepung memiliki warna ungu yang lebih pekat dibanding lainnya. Tujuan utama dari proses optimasi ini adalah mendapatkan tepung dengan intensitas warna ungu terbaik. Peningkatan nilai L dan penurunan nilai a serta b pada perlakuan lama pengukusan dan metode pengeringan. Penurunan intensitas warna ini dapat disebabkan oleh rusaknya komponen- komponen penyusun pigmen yang terdapat pada ubi ungu. Secara umum, suhu sangat mempengaruhi stabilitas antosianin. Semakin tinggi suhu dan semakin stabil suhu selama proses pengeringan maka kerusakan antosianin akan semakin intensif. Mekanisme kerusakan senyawa antosianin karena suhu belum dapat dijelaskan secara detail. Meskipun pengunaan suhu pada pengering kabinet sudah cukup rendah sekitar 55-60 o C, namun suhu saat pengeringan menggunakan matahari tidak pernah mencapai suhu tersebut dan adanya sirkulasi udara secara bebas selama proses pengeringan dapat mendukung kestabilan warna ubi tersebut.

c. Tepung terpilih