Daerah Aliran Sungai DAS

Sistem LANDSAT merupakan milik Amerika Serikat yang mempunyai tiga instrument pencitraan, yaitu RBV Return Beam Vidicon, MSS Multi Spectral Scanner dan ETM + Enhanced Thematic Mapper Jaya 2002. RBV merupakan instrumen semacam televisi yang mengambil citra snapshot dari permukaan bumi sepanjang trek lapangan satelit pada setiap selang waktu tertentu. MSS merupakan suatu alat scanning mekanis yang merekam data dengan cara meninjau permukaan bumi dalam jalur atau baris tertentu. ETM + merupakan alat scanning mekanis yang mempunyai resolusi spektral, spasial, dan radiometrik.

2.3 Daerah Aliran Sungai DAS

Direktorat Kehutanan dan Konservasi Sumberdaya Air 2008 mendefinisikan daerah aliran sungai secara umum sebagai suatu hamparan atau wilayah yang dibatasi oleh pembatas topografi punggung bukit yang menerima, mengumpulkan air hujan, sedimen dan unsur hara serta mengalirkannya melalui anak-anak sungai dan keluar pada sungai utama ke laut atau danau. Menurut Wibowo 2005, DAS adalah suatu wilayah yang merupakan kesatuan ekosistem dengan sungai dan anak sungai yang dibatasi oleh alam topografi yang berfungsi menampung, menyimpan air hujan untuk kemudian menyalurkannya ke laut melalui sungai utama. Sasaran pengelolaan DAS adalah sumberdaya yang ada di dalam “ruang” tersebut berupa hutan, lahan, air, vegetasi, manusia, dan lain sebagainya. DAS merupakan suatu ekosistem dimana di dalamnya terjadi suatu proses interaksi antara faktor-faktor biotik, abiotik, dan manusia. Sebagai suatu ekosistem, maka setiap ada masukan input ke dalamnya, proses yang terjadi dan berlangsung di dalamnya dapat dievaluasi berdasarkan keluaran output dari ekosistem tersebut. Komponen masukan dalam ekosistem DAS adalah curah hujan, sedangkan komponen keluaran terdiri dari debit air dan muatan sedimen. Komponen-komponen DAS yang berupa vegetasi, tanah, dan saluran atau sungai dalam hal ini bertindak sebagai prosessor. Komponen hidrologi terkena dampak kegiatan pembangunan di dalam DAS meliputi koefisien aliran permukaan C, koefisien regim sungai KRS, nisbah debit maksimum-minimum, kadar lumpur atau kandungan sedimen laying sungai, laju, frekuensi dan periode banjir serta keadaan air tanah Surpin 2004. Daerah aliran sungai adalah suatu wilayah daratan yang merupakan satu kesatuan dengan sungai dan anak-anak sungainya, yang berfungsi menampung, menyimpan, dan mengalirkan air yang berasal dari curah hujan ke danau atau ke laut secara alami, yang batas di darat merupakan pemisah topografis dan batas di laut sampai dengan daerah perairan yang masih terpengaruh aktifitas daratan Kodoatie dan Sjarief 2005. Pengelolaan DAS pada dasarnya adalah pengelolaan sumberdaya alam dan buatan natural and man made capital yang terdapat di suatu DAS. Praktek pengelolaan sumberdaya alam dan buatan di Indonesia dibagi atau dikelompokan ke dalam sektor-sektor pengelolaan atau pembangunan. Sebut saja sektor yang terkait dengan tanah dan batuan yang menyusunya serta vegetasi di atasnya yaitu pertambangan, pertanian, perkebunan, kehutanan; yang terkait dengan badan air dan sumberdaya buatan, yaitu energi, transportasi, prasarana, pemukiman dan produksi, kelestarian fungsi lingkungan dan kelestarian fungsi sosial-ekonomi Putro et al. 2003. Tingginya tekanan terhadap keberadaan hutan di Indonesia mengakibatkan kondisi hutan semakin menurun serta berkurang luasnya. Berdasarkan data yang tersedia, luas hutan selama periode 1985-1997 untuk tiga pulau besar Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi telah berkurang seluas 1,6 juta hatahun atau sekitar 21 juta ha selam kurun waktu tersebut. Pada periode 1997-2000 laju penurunan luas hutan di dalam kawasan hutan Indonesia bahkan meningkat menjadi 2,84 juta hatahun, sedangkan untuk periode 2000-2005 laju penurunan luas hutan mencapai angka 1,08 juta hatahun atau sekitar 5,4 juta ha selama kurun waktu lima tahun PIPH BAPLAN 2008.

2.4 Penutupan Lahan