hutan yang secara reflektansi mempunyai kesamaan dengan bayangan awan. Perbedaan kondisi ini terjadi karena perbedaan tanggal waktu perekaman ketiga
citra berbeda. Menurut Wicaksono 2006, kesalahan-kesalahan klasifikasi dapat diperbaiki dengan melakukan editing, sehingga kita dapat memperoleh luas
penutupan yang benar. Editing dapat dilakukan dengan membuat poligon pada daerah yang ingin diubah.
5.4.4 Klasifikasi Penutupan Lahan
Klasifikasi penutupan lahan pada citra LANDSAT ETM
+
tahun 2001, citra LANDSAT ETM
+
tahun 2006, dan citra LANDSAT ETM
+
tahun 2011 dilakukan dengan menggunakan kombinasi band 5-4-3 menghasilkan 12 kelas tutupan dan
penggunaan lahan. Jumlah luasan masing-masing kelas tutupan dan penggunaan lahan hasil
klasifikasi citra LANDSAT ETM
+
tahun 2001, LANDSAT ETM
+
tahun 2006, dan LANDSAT ETM
+
tahun 2011 ini dapat dilihat pada Tabel 16. Hasil klasifikasi dan sebaran spasial dapat dilihat pada Gambar 8, 9, dan 10.
Tabel 16 Luas masing-masing kelas tutupan dan penggunaan lahan hasil klasifikasi citra LANDSAT ETM
+
tahun 2001, LANDSAT ETM
+
tahun 2006, dan LANDSAT ETM
+
tahun 2011
No. Kelas tutupan
dan penggunaan
lahan Luas tutupan dan penggunaan lahan
LANDSAT ETM
+
tahun 2001 LANDSAT ETM
+
tahun 2006 LANDSAT ETM
+
tahun 2011 Hektar
Hektar Hektar
1 Hutan primer
1.682,2 0,72
1.036,6 0,44
1.004,3 0,43
2 Hutan
sekunder 12.765,2
5,47 11.864,9
5,08 11.830,4
5,09 3
Hutan tanaman 25.948,8
11,12 26.526,4
11,37 26.512,3
11,41 4
Semak belukar 1.661,7
0,71 1.659,1
0,71 1.710,4
0,74 5
Perkebunan 4.277,1
1,83 4.302,3
1,84 4.256,4
1,83 6
Permukiman 38.807,0
16,63 41.361,7
17,73 41.371,2
17,81 7
Tanah terbuka 2.793,9
1,20 1.877,3
0,80 1.491,2
0,64 8
Badan air 2.246,2
0,98 2.246,2
0,98 2.246,2
0,98 9
Pertanian lahan kering
46.750,7 20,03
44.681,5 19,15
44.694,3 19,24
10 Pertanian
lahan kering campur
31.411,2 13,46
32.532,1 13,94
32.350,8 13,92
11 Sawah
64.798,3 27,77
65.018,6 27,89
64.664,8 27,83
12 Bandara
191,2 0,08
191,2 0,08
191,2 0,08
Total luas 233.377,0
100,00 233.344,5 100,00 232.323,6
100,00
Perbedaan luas total tutupan dan penggunaan lahan disebabkan karena adanya pengaruh penutupan awan dan bayangan awan pada areal penelitian
dengan luas yang berbeda-beda. Adanya kelas-kelas yang bukan merupakan kelas tutupan dan penggunaan lahan awan, bayangan awan dapat mengurangi
keakuratan citra hasil klasifikasi dan perhitungan luas perubahan lahan. Oleh karena itu, dalam penentuan luas perubahan lahan, luas dan lokasi kelas ini
disamakan dan dianggap kelas yang tidak memiliki data. Kelas tutupan dan penggunaan lahan hutan primer di DAS Citarum Hulu
pada tahun 2001 mempunyai luas sebesar 1.682,22 ha atau 0,72 dari luas total area tutupan dan penggunaan lahan. Pada tahun 2006, luas hutan primer
mengalami penurunan menjadi 1.036,61 ha atau kerkurangan 0,44 dari luas total area tutupan dan penggunaan lahan. Pada tahun 2011 luas hutan primer
bertambah menjadi sebesar 1.004,28 ha atau 0,43 dari luas total area tutupan dan penggunaan lahan.
Kelas tutupan dan penggunaan lahan hutan sekunder mempunyai luas sebesar 12.765,15 ha atau 5,46 pada tahun 2001 dan terjadi pengurangan luas
menjadi 11.864,95 ha atau 5,48 di tahun 2006. Pada tahun 2011 luas hutan sekunder semakin meningkat menjadi 11.830,42 ha atau 5,09 dari total area
tutupan dan penggunaan lahan. Pada tahun 2001, luas hutan tanaman sebesar 25.948,84 ha atau 11,12 dari
total luas tutupan dan penggunaan lahan. Dan bertambah menjadi 26.526,41 ha atau 11,37 pada tahun 2006. Pada tahun 2011, luas hutan tanaman berkurang
sedikit menjadi 26.512,32 ha atau 11,41 dari total luas tutupan dan penggunaan lahan. Areal ini didominasi
oleh penutupan lahan hutan yang merupakan hasil budidaya manusia, meliputi Hutan Tanaman Industri HTI maupun Hutan
Tanaman HT hasil reboisasi atau penghijauan yang berada di dalam maupun di luar kawasan hutan.
Kelas tutupan dan penggunaan lahan yang mengalami perubahan terbesar ialah lahan tanah terbuka. Pada tahun 2001, luas tutupan dan penggunaan lahan
tanah terbuka sebesar 2.732,24 ha atau 1,18, pada tahun 2006 menurun sebesar 1.878,21 ha atau 0,80 , dan pada tahun 2011 menurun sebesar 1.491,15 ha atau
0,64. Kelas tutupan dan penggunaan lahan yang mengalami perubahan terkecil
ialah bandara dan badan air. Dalam jangka waktu 10 tahun, kedua kelas tutupan dan penggunaan lahan tersebut tidak mengalami perubahan.
Menurut Kosasih 2002, areal yang berubah adalah setiap piksel pada kedua citra klasifikasi dengan lokasi yang sama tetapi memiliki perbedaan atribut
klasifikasi. Areal yang tidak berubah adalah piksel dengan lokasi dan atribut klasifikasi yang sama pada kedua citra klasifikasi. Areal yang tidak dapat
dianalisis adalah areal yang tidak mempunyai informasi penutupan lahan, dalam ini adalah areal yang tertutup awan, bayangan awan, dan null cell.
Gambar 8 Peta tutupan dan penggunaan lahan DAS Citarum Hulu Jawa Barat tahun 2001.
52
Gambar 9 Peta tutupan dan penggunaan lahan DAS Citarum Hulu Jawa Barat tahun 2006.
53
Gambar 10 Peta tutupan dan penggunaan lahan DAS Citarum Hulu Jawa Barat tahun 2011.
54
5.5 Analisis Perubahan Penutupan Lahan DAS Citarum Hulu Analisis perubahan tutupan dan penggunaan lahan dilakukan berdasarkan
matrik perubahan. Bentuk matrik ini dapat memberikan informasi luas dan bentuk perubahan dari suatu kelas tutupan dan penggunaan lahan tertentu menjadi kelas
tutupan dan penggunaan lahan lainnya. Matrik perubahan penutupan lahan dapat dilihat pada Tabel 18, Tabel 20, dan Tabel 22.
Analisis perubahan tutupan dan penggunaan lahan di DAS Citarum Hulu
dilakukan pada tiga kurun waktu, yaitu kurun waktu tahun 2001-2006, kurun
waktu tahun 2006-2011 dan kurun waktu tahun 2001-2011. Hasil klasifikasi untuk
DAS Citarum Hulu menghasilkan data luasan masing-masing kelas yang dapat diperbandingkan terhadap waktu liputan citranya.
5.5.1 Analisis Perubahan Tutupan dan Penggunaan Lahan Tahun 2001-2006