Reklasifikasi Analisis Perubahan Penutupan Lahan

Kappa accuracy = � ∑ � �� � � −∑ � �+ � +� � � � 2 −∑ � �+ � +� x100 User’s accuracy = � �� � +� x 100 Producer’s accuracy = � �� � �+ x 100 Overall accuracy = ∑ � �� � � � x 100 dimana : N = Jumlah piksel yang digunakan dalam contoh r = Jumlah baris atau kolom pada matriks kesalahan jumlah kelas X i+ = Jumlah piksel dalam baris ke-i X +i = Jumlah piksel dalam kolom ke-i X ii = Nilai diagonal dari matriks kontingensi baris ke-i dan kolom ke-i

3.3.5 Reklasifikasi

Reklasifikasi merupakan kegiatan pengkelasan kembali data atribut dengan memecah bagian dari boundary dan menyatukannya dalam poligon baru yang telah direklasifikasi. Reklasifikasi memiliki tujuan memperbaiki hasil klasifikasi citra dijital. Reklasifikasi dilakukan secara manual dimana data direklasifikasi berdasarkan input pengguna yaitu karakteristik visual citra, hasil klasifikasi citra dijital, dan pengamatan di lapangan.

3.3.6 Analisis Perubahan Penutupan Lahan

Berdasarkan hasil dari klasifikasi citra LANDSAT ETM + multiwaktu melalui metode maksimum likelihood, selanjutnya dilakukan analisis perubahan penutupan lahan. Analisis perubahan penutupan lahan adalah dengan cara menumpangtindihkan overlay citra hasil klasifikasi dan analisis Thematic Change pada kurun waktu tahun 2001-2006, 2006-2011, dan 2001-2011. Tahapan penelitian secara lengkap dapat dilihat pada Gambar 2. YA TIDAK Gambar 2 Diagram alir langkah kerja penelitian. Start Penyiapan data Pra-pengolahan koreksi geometrik dan radiometrik Penyekatan cropping Metode klasifikasi visual Seleksi training area Analisis separabilitas Klasifikasi metode Maximum Likelihood Analisis akurasi Citra hasil klasifikasi Overlay dan Thematic Change Data digital LANDSAT ETM+ Peta rupa bumi Data vektor batas DAS Data lapangan Peta perubahan penutupan lahan Reklasifikasi

BAB IV KONDISI UMUM PENELITIAN

4.1. Lokasi dan Luas

Secara geografis, DAS Citarum bagian hulu berada pada 107 o 15’46.27” – 107 o 57’1.99” BT dan 6 o 43’8.65”-7 o 14’32.09” LS dengan luas area ± 230.802 ha. Wilayah bagian hulu DAS Citarum merupakan catchment Unit Bisnis Pembangkit Saguling yang merupakan sumber pembangkit PLTA utama di Pulau Jawa. DAS Citarum memiliki luas sekitar 6.600 km2. DAS Citarum terletak di bagian Tengah Jawa Barat dan bagian hulu sungai berada di Kabupaten Bandung. Sungai Citarum bersumber dari Situ Cisanti yang terletak di kaki Gunung Wayang pada ketinggian ± 2.198 m di atas permukaan laut, mengalir ke arah Utara melewati Kabupaten Bandung Barat, Cianjur, Purwakarta dan akhirnya bermuara di Laut Jawa di daerah Kabupaten Karawang dengan panjang total dari hulu sampai ke muara Laut Jawa sekitar 245 km Laporan Rencana Pengelolaan DAS Citarum Terpadu 2010. Secara administratif, 56,24 wilayah DAS Citarum bagian hulu masuk wilayah Kab. Bandung, 29,26 termasuk wilayah Kab. Bandung Barat, 6,53 masuk Kota Bandung, Kota Cimahi 1,76, Kab. Sumedang 5,50 dan sebagian kecil berada di Garut 0,71. Wilayah administrasi Kab. Bandung, Kota Cimahi dan Kota Bandung semuanya merupakan wilayah DAS Citarum Bagian Hulu. Wilayah Kab. Bandung Barat yang tidak masuk wilayah DAS Citarum bagian hulu yaitu Kecamatan Cikalong Wetan; Cipendeuy; Kec. Gunung Halu; Sindang Kerta dan Rongga hanya sebagian kecil. Wilayah Kab. Sumedang yang termasuk wilayah DAS Citarum bagian hulu adalah Kec. Cikeruh, Cimanggu, Sukasari dan Tanjungsari, hanya sebagian kecil wilayah Kec. Sumedang Selatan dan Pemulihan termasuk wilayah DAS Citarum Bagian Hulu. Wilayah Kab. Garut yang termasuk wilayah DAS Citarum bagian hulu hanya sebagian kecil wilayah di Kec. Leles dan Blubur Limbangan Laporan Rencana Pengelolaan DAS Citarum Terpadu 2010. Luas setiap wilayah setiap sub DAS disajikan Tabel 5. DAS Citarum bagian hulu terbagi menjadi 8 sub DAS. Sub Das yang paling luas adalah Cirasea