Area Contoh Training area

Berdasarkan hasil data tersebut ditentukan tipe-tipe kelas tutupan dan penggunaan lahan untuk tiga citra yang berbeda. Dari kegiatan interpretasi visual citra ini dapat diidentifikasi 12 kelas tutupan dan penggunaan lahan yang bisa dibedakan secara visual satu dengan yang lainnya. Jenis kelas tutupan lahan tersebut adalah awan dan bayangan awan yang tidak termasuk ke dalam salah satu kelas tutupan dan penggunaan lahan yang menutupi lapisan atas permukaan bumi tetapi ikut diklasifikasikan sebagai salah satu kelas tutupan dan penggunaan lahan karena dapat mempengaruhi hasil klasifikasi.

5.4 Pengolahan Citra Digital Satelit Image Procesing

5.4.1 Area Contoh Training area

Dalam menentukan lokasi training area, interpreter terlebih dahulu mengenali setiap pola spektral tutupan lahan yang terdapat dalam citra. Proses penentuan training area merupakan suatu proses yang penting karena akan menentukan keberhasilan klasifikasi. Penentuan area contoh pada citra LANDSAT ETM + didasarkan pada penampakan visual dan pedoman pemantauan tutupan lahan Departemen Kehutanan. Area contoh yang dibuat mewakili semua kelas tutupan dan penggunaan lahan pada daerah yang telah ditentukan sebelumnya dan digunakan untuk pengklasifikasian pada citra. Pada penentuan area contoh ini setiap kelas tutupan dan penggunaan lahan diwakili oleh piksel-piksel yang secara spektral berbeda, tetapi piksel-piksel tersebut relatif homogen untuk mewakili satu kelas tutupan dan penggunaan lahan tertentu, hal ini dilakukan untuk menghindari kelas yang tumpang tindih secara spektral, sehingga dapat mengurangi keakuratan hasil klasifikasi. Berdasarkan data yang diperoleh, jumlah kelas tutupan dan penggunaan lahan yang akan diklasifikasikan pada citra LANDSAT ETM + tahun 2006 berbeda dengan jumlah kelas tutupan dan penggunaan lahan pada citra LANDSAT ETM + tahun 2001 dan citra LANDSAT ETM + tahun 2011. Perbedaan jumlah kelas ini disebabkan kualitas data citra LANDSAT ETM + tahun 2001 dan citra LANDSAT ETM + tahun 2011 berbeda yaitu terdapatnya awan dan bayangan awan. Hasil perhitungan Digital Number DN yang dilakukan pada training area meliputi jumlah piksel, rata-rata, standar deviasi, nilai minimum, nilai maksimum, dan nilai matriks ragam peragam, dapat dilihat pada Lampiran 1, 2, dan 3. Jumlah area contoh yang digunakan pada citra LANDSAT ETM + tahun 2001, citra LANDAT ETM + tahun 2006, dan citra LANDSAT ETM + tahun 2011 bisa dilihat pada Tabel 12. Tabel 12 Jumlah piksel area contoh No Kelas tutupan dan penggunaan lahan LANDSAT ETM + tahun 2001 LANDSAT ETM + tahun 2006 LANDSAT ETM + tahun 2011 Jumlah piksel Jumlah piksel Jumlah piksel Jumlah piksel Jumlah piksel Jumlah piksel 1 Hutan primer 22 5,53 12 1,21 25 4,15 2 Hutan sekunder 34 8,54 40 4,04 41 6,80 3 Hutan tanaman 22 5,53 38 3,83 43 7,13 4 Semak 21 5,28 42 4,24 30 4,98 5 Kebun 21 5,28 141 14,23 20 3,32 6 Pemukiman 36 9,05 241 24,32 23 3,81 7 Tanah terbuka 27 6,78 18 1,82 30 4,98 8 Air 32 8,04 97 9,79 39 6,47 9 Pertanian lahan kering 27 6,78 48 4,84 30 4,98 10 Pertanian lahan kering campur 29 7,29 57 5,75 21 3,48 11 Sawah 32 8,04 182 18,37 85 14,10 12 Bandara 22 5,53 75 7,57 21 3,48 13 Awan 52 13,07 - - 175 29,02 14 Bayangan Awan 21 5,28 - - 20 3,32 Total 398 100,00 991 100,00 603 100,00 Berdasarkan Tabel 12 diketahui bahwa total jumlah piksel dalam setiap tahun berbeda, untuk tahun 2001 menggunakan 398 piksel, tahun 2006 menggunakan 991 piksel, dan tahun 2011 menggunakan 603 piksel. Perbedaan jumlah piksel pada setiap tahun dikarenakan jumlah piksel disesuaikan dengan kebutuhan pengambilan Area of Interst AOI yang berbeda setiap tahunnya. Sedikit banyaknya AOI yang digunakan tergantung dari tingkat keterpisahan yang dicapai. Apabila belum terpisah, maka AOI akan ditambah atau dikurangi. Karakteristik reflektansi masing-masing kelas tutupan dan penggunaan lahan tiap band untuk ketiga citra LANDSAT ETM + bisa dilihat pada Gambar 7. 1 2 3 Gambar 7 Nilai rata-rata DN area contoh untuk masing-masing kelas tutupan dan penggunaan lahan tiap band Citra LANDSAT ETM + tahun 2001 1; Citra LANDSAT ETM + tahun 2006 2; dan Citra LANDSAT ETM + tahun 2011 3. Gambar 7 menunjukan karakteristik nilai rata-rata piksel Digital Number kelas tutupan dan penggunaan lahan vegetasi hijau seperti semak atau belukar, kebun atau perkebunan, hutan primer, hutan sekunder, hutan tanaman, pertanian lahan kering, pertanian lahan kering campur, dan sawah mempunyai grafik yang menaik pada band 4 inframerah dekat, hal ini disebabkan karena adanya kandungan klorofil dalam daun yang berinteraksi dengan panjang gelombang inframerah dekat. Nilai reflektansi minimum terdapat pada kelas tutupan lahan yang bervegetasi pada saluran merah. Menurut Rambe 1989 semakin banyak atau lebat penutupan lahan oleh vegetasi, maka akan menurunkan rata-rata DN, karena sebagian sinar matahari diserap oleh klorofil dan vegetasi. Grafik menurun menunjukkan bahwa kelas tutupan dan penggunaan lahan tersebut rata-rata tidak memantulkan panjang gelombang inframerah dekat sekuat vegetasi hijau berklorofil daun. Kelas tutupan dan penggunaan lahan tanah terbuka mempunyai nilai reflektansi tertinggi terhadap panjang gelombang inframerah dekat, diikuti kelas tutupan dan penggunaan lahan kebun atau perkebunan. Karakteristik DN rata-rata kelas tutupan dan penggunaan lahan tubuh air mengikuti bayangan awan. Pada umumnya, awan mempunyai nilai reflektansi yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelas tutupan dan penggunaan lahan lainnya pada semua panjang gelombang. Sedangkan bayangan awan mempunyai nilai reflektansi yang relatif kecil dibandingkan dengan kelas tutupan dan penggunaan lahan lain pada semua panjang gelombang.

5.4.2 Analisis Separabilitas Berdasarkan analisis separabilitas citra LANDSAT ETM