Fungsi Kawasan Iklim KONDISI UMUM PENELITIAN

lapisan lapilli dan breccia. Area ini tersebar mencakup hampir 20 area, di bagian tengah hulu DAS. Berdasarkan peta klasifikasi PSDA skala 1:250.000, DAS Citarum bagian hulu tersusun attas tanah distropepts, eutrandepts, eutropepts, hidraquents, paleudults, tropaquepts dan tropudults, namun lebih didominasi oleh jenis tanah distropepts 42,73, hidraquants 21,74 dan tanah tropaquepts 20.8. Tanah hidraquents dan tropaquepts merupakan tanah gleisol sedangkan tanah distropepts merupakan asosiasi tanah andosol. Sub DAS Cikapundung- Cipamokolan lebih didominasi tanah distropepts 15.499 ha dan tidak ditemukan tanah jenis eutropepts, paleudults, dan tropudults. Di Sub DAS Cikeruh, tanah distropepts; hidraquents dan tropaquepts hampir tersebar merata; tanah tropudults hanya sedikit sekali tersebar 606 ha. Tanah hidraquents tersebar dominan di Sub DAS Cisangkuy 11.287 ha dan tidak terdapat tanah tropudults. Seperti halnya Sub DAS Cikeruh, di Sub DAS Citarik distropepts, hidraquents dan tropaquepts hampir tersebar merata; tanah tropudults hanya sedikit sekitar 521 ha. Tanah distropepts dan hidraquents lebih dominan di Sub DAS Cisarea. Sedangkan di Sub DAS Ciwidey, Ciminyak dan Cihaur tanah distropepts lebih dominan tersebar dibandingkan jenis tanah lainnya.

4.4 Fungsi Kawasan

Berdasarkan peta fungsi kawasan yang dikeluarkan oleh Badan Planologi Departemen Kehutanan skala 1:250.000, DAS Citarum bagian hulu terbagi menjadi dalam kawasan hutan yang termasuk wilayah KPH Bandung Selatan dan KPH Bandung Utara, yang harus dikelompokkan menjadi hutan lindung dengan aktivitas pemanfaatan yang terbatas, dan sisanya merupakan area luar kawasan hutan yang terdiri dari lahan hak milik dan areal perkebunan teh, kina, karet yang dikelola oleh pemerintah dan swasta, serta lahan milik masyarakat yang digunakan untuk keperluan budidaya lahan kering, sawah, dan sayuran. Perincian fungsi kawasan di setiap Sub DAS disajikan dalam Tabel 8. Dalam area kawasan hutan di Sub DAS Cikapundung-Cipamokolan terdapat Tahura Ir. H. Djuanda dan TWA Tangkuban Perahu. Di Sub DAS Cisangkuy terdapat CA Gn. Tilu, di Sub DAS Citarik terdapat SM. Gn. Calancang. Di Sub DAS Citarum hulu banyak terdapat kawasan lindung, diantaranya CA. Gn. Malabar, CA. Papandayan, TWA. Cigenteng, CA Gn. Tilu dan TWA Cimanggu. Di Sub DAS Cihau terdapat CA dan TWA Tangkuban Perahu. Peta fungsi kawasan di catchment Waduk Saguling ditunjukkan Tabel 8. Tabel 8. Fungsi kawasan setiap sub DAS di DAS Citarum bagian hulu Sub DAS Kawasan hutan Luar kawasan hutan Luas ha Luas ha Luas Luas ha Luas Cikapundung- Cipamokolan Cikeruh Cisangkuy Citarik Cirasea Ciwidey Ciminyak Cihaur 5.320 17,46 25.152 82,54 30.472 2.806 14,74 16.224 85,26 19.029 10.632 31,12 23.527 68,88 34.159 4.735 20,63 18.217 79,37 22.951 14.508 38,07 23.602 61,93 38.110 8.958 40,41 13.211 59,59 22.169 9.336 28,66 23.239 71,34 32.575 4.541 16,23 23.440 83,77 27.981 Jumlah 60.835 26,75 166.611 73,25 227.446 Sumber : Laporan Rencana Pengelolaan DAS Citarum Terpadu 2010

4.5 Iklim

Keadaan iklim di DAS Citarum, sebagaimana umumnya wilayah Jawa Barat, adalah memiliki iklim tropis monsun dengan suhu dan kelembaban udara relatif konstan sepanjang tahun. Iklim tropis monsun dicirikan dengan terjadinya dua musim, yaitu hujan dan kemarau. Musim hujan terjadi pada bulan-bulan Oktober - Maret dan musim kering atau kemarau terjadi pada bulan-bulan Juni – September. Bulan-bulan lainnya merupakan masa transisi atau pancaroba. Suhu udara rata-rata harian berkisar 22-23 o C, sementara kelembaban relatif berkisar antara 25-83. Kecepatan angin bulanan berkisar antara 23-106 kmhari dengan kecepatan angin tertinggi 213 kmhari dan terendah 7 kmhari. Rata-rata radiasi sinar matahari bulanan berkisar 1,289-1,687 Jcm 2 hari dengan kisaran tertinggi dan terendah pada periode 1980-1990 adalah 1,124 jcm 2 hari terjadi pada Bulan September 1985 dan 1182 Jcm 2 hari pada Bulan Januari 1990. Rata-rata evaporasi bulanan dari 1972-1992 berkisar antara 2 mmhari Januari sampai 5,5 mmhari Oktober dengan evaporasi tertinggi adalah 7,3 mmhari dan terendah 2,7 mmhari Laporan Rencana Pengelolaan DAS Citarum Terpadu 2010. Dengan tinggi curah hujan tahunan berkisar antara 1.500-4.000 mm, potensi sumberdaya air permukaan pada daerah pengaliran Sungai Citarum rata- rata mencapai 11 milyar m 3 per tahun dalam kondisi normal. Dari potensi tersebut, sampai dengan saat ini baru sekitar 5,2 milyar m 3 per tahun yang sudah terkendali dan dimanfatkan untuk berbagai kebutuhan sedangkan sisanya sebagian besar terbuang kelaut. Rata-rata curah hujan tahunan DAS Citarum mencapai sekitar 2.400 mm. Rata-rata terendah terjadi di daerah pantai Utara dengan curah hujan sekitar 1.500 mm per tahun sedangkan rata-rata tertinggi terjadi di daerah hulu sungai Ciherang, Cilamaya, dan hulu sungai Cipunagara dengan curah hujan mencapai 4.000 mm per tahun. Suhu rata-rata di dataran rendah sekitar 27ºC, sedangkan di bagian hulu sungai di daerah dataran tinggi atau pegunungan suhu udara minimum rata-rata 15,3ºC yang tercatat di daerah Ciwidey, Pangalengan, dan Lembang. Kelembaban udara relatif rata-rata tahunan antara 80 - 92, dengan tingkat penguapan rata-rata tahunan sekitar 1.640 mm Distribusi spasial curah hujan di DAS Citarum bagian hulu tidak merata. Terjadi kejadian hujan dengan intensitas tinggi di suatu tempat, sedangkan di bagian lainnya sama sekali tidak terjadi hujan. Curah hujan tahunan bervariasi antara 1.966-2.600 mm. Variasi curah hujan ini terjadi karena pengaruh topografi. Periode bulan basah mulai dari Bulan November hingga Bulan April dengan bulan terbasah mencapai 300mm dan selebihnya masuk masa bulan kering atau periode transisi. Dari seri data hujan, musim hujan terjadi pada Bulan November hingga Desember, setelah sebelumnya terjadi musim kering pada Bulan Mei hingga Oktober dimana curah hujan masih relatif rendah Laporan Rencana Pengelolaan DAS Citarum Terpadu 2010. Secara umum iklim DAS Citarum bagian hulu dapat digolongkan sebagai iklim tipe C menurut sistem klasifikasi Schmit dan Fergusson atau tipe AM menurut sistem klasifikasi Koppen. Sedangkan menurut klasifikasi iklim Oldeman yang didasarkan pada jumlah curah hujan bulan basah 200mm dan bulan kering 100mm, DAS Citarum bagian hulu diklasifikasikan ke dalam zona agroklimat B2 dengan 3 – 2 bulan basah dan 2-5 bulan kering. Iklim setiap Sub DAS di Citarum bagian hulu menurut klasifikasi iklim Schmidt Fergusson disajikan dalam Tabel 9. Tabel 9. Klasifikasi iklim Schmidt Fergusson di DAS Citarum bagian hulu Sub DAS Curah hujan mmth Jumlah hari hujan Curah hujan mmhari Tipe iklim SchimdtFergus on Citarik- Cikeruh 1,911 108 17,1 B Cirasea 2,716 123 19,0 A Cisangkuy 2,138 122 15,1 A Ciminyak 1,562 115 13,6 C Cihaur 1,817 132 13,6 A Cikapundung- Cipamokolan 1,920 125 13,3 B Ciwidey 2,233 127 17,6 A Sumber : Laporan Rencana Pengelolaan DAS Citarum Terpadu 2010

4.6 Sumber Daya Air