Sebaran responden berdasarkan cara penyiapan ASI

23 Bila ASI perah akan diberikan kurang dari enam jam, maka ASI tidak perlu di simpan di lemari pendingin. Akan tetapi disarankan untuk tidak menyimpan ASI di suhu kamar lebih dari 3 atau 4 jam untuk mencegah ASI dari kontaminasi bakteri. Sebaiknya ASI disimpan di lemari pendingin bagian tengah atau di bagian terdalam freezer, karena lokasi-lokasi tersebut memiliki temperatur yang lebih dingin dan konstan. ASI yang disimpan pada rak yang menempel di pintu lemari pendingin akan mengalami perubahan suhu karena temperatur di tempat tersebut mudah berubah ketika pintu dibuka dan ditutup. Khamzah 2012 menjelaskan beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penyimpanan ASI perah antara lain pemberian label keterangan waktu perah pada botol yang digunakan untuk menampung ASI, tidak mengisi botol penampung ASI dengan penuh karena ASI akan memuai saat membeku. Masa penyimpanan ASI yang paling lama adalah tidak lebih dari enam bulan dalam keadaan beku, jika disimpan lebih lama dari 6 bulan, komposisi yang terkandung dalam ASI bila terurai. Hal ini disebabkan pembekuan yang lama lebih dari 6 bulan dapat mengubah komposisi kimia ASI, seperti terjadi penguraian beberapa senyawa lemak dan hilangnya beberapa senyawa yang berfungsi melawan organisme berbahaya. Membekukan ASI akan merusak beberapa antibodi dalam ASI sehingga sebaiknya sedapat mungkin menggunakan ASI segar.

4.1.6. Sebaran responden berdasarkan cara penyiapan ASI

ASI yang telah disimpan untuk waktu tertentu oleh responden, sebelum dikonsumsi oleh anak, perlu melalui beberapa tahap penyiapan ASI. Tahap penyiapan ASI dikelompokkan menjadi tiga cara antara lain dengan mendiamkan botol di suhu ruang selama 30 menit, merendam botol dengan air panas, dan dengan menggunakan steamer. Dari hasil survei terhadap 72 responden yang menyimpan ASI dalam botol susu polikarbonat, terdapat empat responden yang menyiapkan ASI dengan cara mendiamkan botol di suhu ruang, sebanyak 62 responden menyiapkan ASI dengan merendam botol dalam air panas, dan sisanya sebanyak enam orang menyiapkan ASI dengan menggunakan steamer. Sebaran penyiapan ASI yang dilakukan responden dapat dilihat pada Tabel 4.9. Dari data tersebut, diketahui sebaran cara penyiapan ASI yang dilakukan oleh responden dengan persentase sebesar 86 responden menyiapkan ASI dengan cara merendam botol susu polikarbonat dalam air panas, sebesar 8 responden menyiapkan ASI dengan menggunakan steamer dan 6 responden menyiapkan ASI dengan mendiamkan botol di suhu ruang. Sebaran cara penyiapan ASI dalam botol susu polikarbonat dapat dilihat pada Gambar 4.7. Tabel 4.9. Cara penyiapan ASI yang dilakukan responden Cara penyiapan ASI perah Botol PC buah Persentase botol PC Didiamkan di suhu ruang 4 6 Direndam air panas 62 86 Menggunakan steamer 6 8 Total 72 100 24 Gambar 4.7. Sebaran cara penyiapan ASI dalam botol susu polikarbonat Hal ini menunjukkan kecenderungan responden untuk merendam botol ASI sebelum memberikannya pada anak untuk dikonsumsi. Cara ini dilakukan agar anak tidak mengkonsumsi ASI yang masih dalam keadaan dingin saat botol dikeluarkan dari tempat penyimpanan ASI. Perlakuan ini menyebabkan perubahan suhu yang sangat ekstrim bagi botol susu polikarbonat. Perubahan suhu yang mendadak selain dapat menyebabkan kerusakan kandungan vitamin dalam ASI, juga dapat menyebabkan kerusakan pada lapisan plastik polikarbonat. Hal ini sangat memungkinkan BPA dari polikarbonat terpapar ke dalam ASI. Sebaiknya, untuk menyiapkan ASI yang disimpan dalam waktu satu atau dua hari di lemari pendingin, tidak perlu dilakukan pemanasan botol dengan merendam botol dalam air panas. Botol yang dikeluarkan dari lemari pendingin cukup didiamkan saja pada suhu ruang selama kurang lebih 30 menit sampai ASI dalam botol mencapai suhu normal. Hal ini dirasa lebih baik untuk mencegah terpaparnya BPA dari botol susu polikarbonat. Menurut Biedermann-Brem dan Grob 2009, cara penyiapan ASI dengan merebus botol susu dapat menyebabkan pelepasan BPA tidak lebih dari 0.5 µgL. Khamzah 2012 menjelaskan bahwa setelah penyimpanan, saat ASI akan diberikan kepada anak perlu penanganan khusus, seperti pemberian ASI sebaiknya berdasarkan waktu pemerahan dimana yang pertama diperah harus dikonsumsi lebih dulu. Untuk ASI yang disimpan di lemari pendingin cukup dihangatkan dengan cara meletakkan botol di wadah berisi air hangat selama 15 menit, sambil dikocok secara perlahan. Untuk ASI beku, keluarkan botol susu yang berisi ASI beku. Setengah jam sebelum dikonsumsi oleh anak, rendamlah di dalam wadah berisi air hangat, atau pindahkan ASI beku ke lemari pendingin bagian bawah semalam sebelum dikonsumsi. ASI tidak boleh dipanaskan dengan suhu tinggi karena akan merusak kandungan vitamin dalam ASI. Selanjutnya dilakukan perhitungan persentase tingkat pendidikan dan jenis pekerjaan responden terhadap cara penyiapan ASI. Persentase tingkat pendidikan dan jenis pekerjaan responden yang menyimpan ASI perah terhadap pemilihan cara penyiapan ASI perah dapat dilihat pada Tabel 4.10. Dari Tabel dapat diketahui bahwa mayoritas responden menyiapkan ASI perah dengan cara merendam botol dalam air panas. Jika dilihat dari tingkat pendidikan responden yang menyiapkan ASI perah dengan merendam botol dalam air panas, responden paling banyak dengan tingkat pendidikan S1 sebesar 50. Jika dilihat dari jenis pekerjaan yang menyiapkan ASI perah dengan cara merendam botol dalam air panas, responden paling banyak adalah karyawan swasta sebesar 35. 25 Tabel 4.10. Tingkat pendidikan dan jenis pekerjaan responden yang menyimpan ASI dalam botol terhadap pemilihan cara penyiapan ASI perah Cara Penyiapan ASI Total Didiamkan di suhu ruang Direndam air panas Steamer n n n Pendidikan S2 4 6 4 S1 1 25 31 50 4 67 36 S0 1 25 10 16 2 33 13 SLTA 2 50 17 27 19 Total 4 100 62 100 6 100 72 Pekerjaan Ibu RT 2 50 17 27 1 17 20 Swasta 1 25 22 35 2 33 25 PNS 1 25 13 21 2 33 16 Wiraswasta 10 17 1 17 11 Total 4 100 62 100 6 100 72

4.1.7. Sebaran responden berdasarkan jenis kelamin anak

Dokumen yang terkait

Faktor-Faktor Ibu Memilih Pemberian Susu Formula Pada Bayi 0-6 Bulan di Desa Lubuk Rotan Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2013

0 39 68

Kajian Paparan Bisfenol-A (BPA) Dari Botol Susu Polikarbonat Pada Bayi. Studi Kasus : Wilayah DKI Jakarta

1 5 178

STERILISATOR BOTOL SUSU BAYI BERBASIS MIKROKONTROLER

14 59 111

Pengaruh paparan radiasi sinar matahari terhadap kadar bisfenol A dalam botol plastik jenis polikarbonat yang ditetapkan menggunakan kromatografi cair kinerja tinggi fase terbalik.

2 10 165

Pengaruh paparan sinar matahari terhadap kadar bisfenol A dalam air yang berasal dari botol polikarbonat dengan metode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) fase terbalik dengan metode pengayaan.

0 0 141

Pengaruh paparan radiasi sinar matahari terhadap kadar bisfenol A dalam botol plastik jenis polikarbonat yang ditetapkan menggunakan kromatografi cair kinerja tinggi fase terbalik

1 2 163

HUBUNGAN POLA PEMBERIAN ASI DAN MAKANAN PENDAMPING AIR SUSU IBU ( MP – ASI ) DENGAN STATUS GIZI PADA BAYI DI PUSKESMAS BANDARHARJO SEMARANG 2008 - UDiNus Repository

0 0 2

PDF ini Perbedaan Kadar Lisozim dalam Air Susu Ibu (ASI) pada Bayi Sehat dan Bayi Sakit yang Mendapat ASI Eksklusif | Irwandi | Sari Pediatri 4 PB

0 0 6

BAB II TINJUAN PUSTAKA A. Konsep Teori Air Susu Ibu (ASI) 1. Air Susu Ibu (ASI) - BAB II pdf

0 0 28

Pengaruh paparan sinar matahari terhadap kadar bisfenol A dalam air yang berasal dari botol polikarbonat dengan metode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) fase terbalik dengan metode pengayaan - USD Repository

0 0 139